"Kenapa?"

"Aku hanya tidak ingin kamu semakin terluka karena kepergian saya."

Semua orang bisa berubah seiring berjalannya waktu. Ia takut tidak bisa menepati janjinya, apalagi memberikan harapan kepada gadis yang usianya terpaut agak jauh darinya. Hidup gadis itu masih pajang.

"Saya tidak ingin menjadi pria egois. Aku ingin kamu bahagia tanpa perlu memikirkan janji-janji manis yang mungkin tidak bisa saya tepati. Kamu berhak memilih kebahagiaanmu sendiri. Lagipula waktu itu Mama saya sekaligus pindah kerja."

"Berarti bukan karena Kak Shaka membenci Lala?"

Arsha menggeleng, ia tidak pernah membenci Yola. Pikiran itu tak pernah terlintas dibenaknya. Jangankan untuk membenci, melupa saja ia tak mampu. Ia telanjur menyukai gadis itu, hatinya sudah jatuh secara tidak sengaja.

"Menurut Kak Shaka, Lala waktu dulu itu gimana, sih?"

"Kamu itu ceroboh, cerewet, penguntit," ceplos Arsha.

Muka Yola memerah, mendengar itu. Sejelek itukah dirinya dulu?

"Tapi, kamu lucu, ceria, dan membuat hidup aku berwarna. Kamu itu ibarat pagi hari yang membawa kehangatan ke dalam hidup aku." Mau tak mau Yola ikut tersenyum mendengar lanjutan perkataan pria itu. Ia jadi nostalgia masa-masa dulu.

"Awalnya, aku kesal setiap kali kamu teriak-teriak manggil, tapi sejak peristiwa kamu nolong saya di sungai. Perasaan aku berubah, aku mulai memandang kamu dengan cara yang berbeda. Kamu baik, La. Aku sadar kamu adalah orang yang paling tulus dan berharga di hidup saya."

"Terus kalau gitu, kenapa Kak ninggalin aku?"

"Dulu usia kita masih sangat muda La. Aku belum mau mikir pacar-pacaran. Aku mau kita fokus sama masa depan kita." Perkataan Arsha membuat Yola terharu. Jauh sekali dari ekspetasinya selama ini. Padahal dulu ia sering menghujat pria itu karena pernah pergi dari hidupnya.

Andai saja dulu Arsha mendekatinya, pasti ia akan malas sekolah dan lebih memilih untuk menikah saja. Ia juga tidak akan repot-repot menulis di Wattpad agar impiannya menjadi penulis terwujud.

"Itulah alasan kenapa baru sekarang saya berani mendekati kamu karena sekarang waktu yang tepat untuk kita bersama." Arsha menggengam tangan Yola, seolah-olah takut kehilangan.

Mereka berada di dalam mobil hendak menuju restoran menyusul temannya yang sudah lebih dahulu sampai. Selama perjalanan Yola tak hentinya tersenyum sambil sesekali menatap Arsha yang mengucapkan sajak-sajak puisi untuknya. Ia bahagia memiliki kekasih seperti Arsha. Sekarang, ia semakin yakin untuk melanjutkan cerita mereka yang sempat tertunda menuju akhir yang bahagia.

"Kak Shaka, aku boleh tanya?" Yola teringat satu hal yang masih mengganjal di dalam pikirannya.

"Silakan."

"Nama akun Wattpad Kak Shaka apa, sih?" tanya Yola dengan penasaran.

Arsha meneguk ludah gugup, ia tersenyum tipis. Ia belum sanggup membongkar akun palsunya. Yola pasti akan terkejut setengah mati jika tahu pemilik akun Prince Charming adalah dirinya. Selain itu juga akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Yola akan menganggapnya sebagai penipu. Arsha mencengkeram setir mobil dengan erat. Hari ini mereka sedang bersenang-senang dan Arsha tidak ingin merusaknya.

"Saya akan beritahu nanti. Sekarang bukan waktu yang tepat." Perkataan Arsha membuat Yola sedikit kesal. Kenapa hal sepele seperti ini harus disembunyikan?

"Kenapa nggak sekarang aja? Aku penasaran."

"Kalau kamu tahu, saya yakin kamu akan lompat keluar dari mobil ini." Yola terdiam sejenak mendengar itu. Apa seburuk itu? Apa Arsha pernah berkomentar dan mengirim pesan macam-macam di lapaknya? Perasaan tidak ada yang aneh di akun ceritanya. Semoga saja ia tidak pernah melakukan hal memalukan.

ARSHAKA - The Prince CharmingWhere stories live. Discover now