Bab 6

120K 22.4K 4.3K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.
6. Viralkan cerita ini biar seviral ikatan cinta 🤣🤣

Terimakasih atas dukungannya semoga selalu suka 💜

****

Kamar indekos Yola penuh dengan teman-temannya. Mereka berencana makan besar sambil menonton drama Korea karena uang mereka menipis di akhir bulan. Sekarang, mereka sedang memasak mi goreng instan di rice cooker. Mi adalah makanan wajib buat anak kos-kosan. Beginilah kreatifnya anak indekos, tidak ada kompor, rice cooker pun bisa digunakan untuk memasak apapun mulai dari nasi goreng, mi, sayur, dan lain-lainnya. Bukan hanya rice cooker, setrika pun jadi. Temannya, Adelia, pernah membuat roti bakar menggunakan benda itu. Sungguh ajaib.

Yola sedang menggunting bungkus bumbu mi instan dan Bon Cabe, sedangkan Vivi memecahkan es batu di tembok untuk membuat es teh. Sisanya, Kiran dan Adelia membeli pentol di abang-abang depan gerbang indekos. Quality time yang jarang mereka lakukan semenjak skripsi. Semakin tua semestermu, maka semakin jarang bertemu dan kumpul bersama teman-temanmu.

"Yuhu, pentol udah siap!"

"Gue juga sekalian beli ceker pedes tadi. Ya, ampun makan besar ini!"

"Udah mateng, Yol?" tanya Adelia tidak sabar.

"Udah, ini tinggal angkat." Yola menggulung kaus merah lengan panjangnya. Lalu, ia meniriskan mi instan dan menaruhnya di piring berisi bumbu.

Bau khas mi instan yang begitu nikmat, menyerbak mengundang indra penciuman. Kadang, ia bingung kenapa mi bisa sesedap ini wanginya. Kiran langsung mencomot mi yang sedang diaduk bumbunya oleh Yola.

"Sabar! Main comot aja. Mending ambil piring lagi buat taruh pentol sama ceker."

"Ribet, Yol, nambahin cucian piring aja. Ngabis-ngabisin sabun. Mending dicampur jadi satu."

Kiran menuang semua pentol mercon beserta ceker pedes ke atas mi dan mengaduknya menjadi satu. Kemudian, ditaburi dengan Bon Cabe level mampus. Ini namanya makanan neraka rasa surga.

"MARI KITA MAKAN!" teriak mereka bersamaan sambil mengikuti nada khas salah satu artis TikTok.

Mereka duduk melingkar, kasur diangkat berdiri dan dipepetkan tembok agar ruangan semakin luas. Mereka makan sambil mengobrol dan tak lupa mengecek ponsel. Bisa dibilang, ponsel itu sudah seperti benda wajib yang tidak bisa dilepas. Berasa orang penting padahal notifikasi kebanyakan yang masuk dari iklan atau berita.

Yola iseng mengecek jumlah pembacanya. Ia tersenyum senang karena pembacanya semakin ke sini semakin meningkat. Dulu, sedikit sekali yang baca, tapi sekarang lumayan banyak, butuh ketekunan dan kesabaran untuk sampai di titik ini. Bahkan kini, ia sudah memilik dua puluh ribu followers.

Yola bersyukur dan cerita yang paling banyak dibaca itu, ceritanya yang tentang dosen dan mahasiswa. Ia jadi teringat Arsha yang ternyata diam-diam membaca ceritanya. Yola seketika malu, ia bahkan tidak berani baca cerita itu lagi. Semua ini gara-gara Arsha yang pakai acara mengaku. Kenapa Arsha tidak diam saja dan pura-pura tidak tahu jika penulisnya adalah Yola, sehingga ia tidak perlu malu seperti ini.

ARSHAKA - The Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang