04. vila

74 39 52
                                    

"Iya Kak—Iya astaga. Iyaaaaaa. Tenang aja, aku perginya sama Mr. Ho kok, gak perlu khawatir. Yap, have fun ya, see you soon."

Aku mematikan telepon sambil geleng-geleng. Karena undangan mendadak ini, Kak Taeyong jadi keteteran dengan jadwalku—padahal bukan apa-apa. Bahkan tadi dia berencana kembali pulang untuk menemaniku. Tapi untung saja tidak, dia akan tetap menghabiskan waktu dengan Kakaknya, itupun setelah mengatakan beratur-ratus permintaan maaf.

"Lee Taeyong i guess, your Personal Assistant, right? THAT boy??" sahut Mr. Ho dari kursi kemudinya.

Aku menoleh, "That boy??"

"Saya tidak mengenalnya, tapi saya banyak mendengar tentang dia. Dia sangat rajin—juga teliti. Maids keluarga Zhong sampai amazed melihat bagaimana laporan special dinner harus dibuat tanpa kesalahan. Kamu sangat beruntung memiliki dia di sisimu. Maaf bertanya ini, tapi, apa kalian dekat?"

Beberapa saat aku terdiam. Selain mendengar kalimat panjang yang keluar dari Mr. Ho untuk pertama kalinya, aku juga baru sadar Mr. Ho ternyata bukan seorang native.

Aku terkekeh, "It's fine, Mr. Ho. He's more than the ordinary Personal Assistant. He's truly my support system." ujarku mantap, membuat Mr. Ho terkekeh juga.

"Oh ya? Saya jadi makin tidak sabar bergabung dengan keluarga Lee. The only foreigner that Burgin Loves, benar kan? Saya jadi mengerti kenapa julukan itu disematkan kepada bapak wali kota."

"You're too sweet, Mr. Ho. Aku sampai bingung harus bereaksi gimana. But, thank you." ujarku. Sedangkan Mr. Ho lagi-lagi hanya tertawa.

Walaupun aku belum terlalu terbiasa dengan sifat Mr. Ho yang flirty, diluar dugaan aku bisa beradaptasi dengannyaapalagi tanpa bantuan siapapun. Yah, bisa dibilang suatu kemajuan. Dalam perjalanan aku jadi tidak khawatir bagaimana harus beradaptasi di vila nanti.

Ngomong-ngomong soal vila, aku masih belum tau perayaan kecil apa yang dimaksud Mr. Ho. Jadi untuk berjaga-jaga, aku membawa beberapa cookies dan buah-buahan dari rumah.

Awalnya aku sempat bingung sih, kenapa Mr. Ho memakai pakaian santai. Sebab aku selalu melihatnya dalam setelan jas. Saat aku bertanya pun, Mr. Ho bilang acaranya santai alias non-formal. Jadi yah, aku sedikit lega.

Oh ya, kalian pasti juga penasaran kenapa aku diajak Mama Zhong, bukan? Mr. Ho bilang, awalnya dia hanya disuruh membeli keperluan hewan peliharaan Keluarga Zhong— bohong soal 'keperluan', mana ada keperluan hewan peliharaan sampai berkarung-karung hanya untuk satu hewan? Tapi bisa aja sih, kalau peliharaannya itu naga atau singa, lebih masuk akal lagi kalau ternyata itu milik Chenle. Lanjut, yah klasik deh—Mama Zhong tiba-tiba teringat aku. Makanya langsung diajak. Gitu sih kata Mr. Ho.

Perjalanan ke vila memakan waktu 3-4 jam—lebih lama dari biasanya karena areanya lebih ramai. Mr. Ho sampai memintaku untuk tidur saja supaya aku tidak menunggu lama. Tapi dengan tidak tahu malunya, aku benar-benar tertidur walaupun sudah menolak permintaan Mr. Ho itu. Sungguh memalukan.

তততততততততততত

Slurp slurp

"Ngh,"

Apa ini? aku bergumam dalam hati. Sebenarnya sudah sedikit sadar, tapi aku masih enggan membuka mata.

Sluuuurrrrrppp

Mataku otomatis terbuka tidak lama setelah merasakan tekstur basah juga kenyal.

Our Private Life | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang