Empat puluh

1.9K 271 102
                                    

Aku diam😌



















Kana diem termenung. Jantungnya detak kenceng banget, biasanya dibarengi ribuan kupu-kupu terbang di perutnya. Tapi kali ini justru dibarengi suara retak dari hatinya.

"T-tunangan?"

"Hum." Perempuannya berseru senang. Kemudian usap surai Kana penuh sayang. "Lucu banget sih."

Iya. Meski dalemnya retak, tapi wajah Kana memang valid lucunya keterlaluan. Maksudnya, bikin gemes mahluk manapun.

Dapet atensi demikian, Kana cuman bisa senyum lebar meski di mata Raffa kentara itu senyum paksa. Dia, diam perhatikan sampai perempuan yang kenalkan dirinya sebagai Jey balik bicara.

"Mew, gue ijin sama daddy buat liburan disini."

Raffa tau. Daddy yang dimaksud itu siapa. Tentu ayah dari Jey yang ada di Amerika. Raffa juga jelas mengenal baik sosoknya.

"Liburan?"

"Yoi." Tukasnya. Jey hentikan tangannya yang semula usap rambut Kana beralih cubit pipi gembilnya gemas. "Koper gue udah di rumah lu, sengaja pisah biar bisa jalan-jalan disini sekalian cari jajanan."

Sinting.

Itu kata yang paling tepat untuk Jey karena bagi Raffa, aturan dia langsung ke rumah tanpa pergi sesuka hati. Bagaimanapun Jey ngga tau seluk beluk daerah sini.

"Jey-"

"A-a-a! Lo pulang duluan ajalah, nanti kita bicara. Sekarang masih ada waktu buat gue nikmatin jajanan sini. Nanti suruh supir jemput gue ya, serlok aja."

Terus pergi. Setelah sebelumnya sempat curi satu kecupan di pipi Raffa yang mana bikin keduanya terkejut bukan main. Tapi Raffa diem aja.

"Kana cemburu." Cicitnya pandang Raffa dengan mata berkaca-kaca. "Tapi belum punya hak."

Sialan. Raffa ikut sedih liatnya, tapi dia juga bingung harus gimana. Maka, dengan penuh perhatian. Raffa peluk Kana dan tenggelamkan wajahnya di dada.

"Pulang ya?"

Kana diem aja. Makin eratin pelukan berusaha redam tangisnya.

"Jangan ditahan. Kana bebas mau rasain apapun, ingat?"

"Hiks.. Dia betul tunangan Kak Raffa ya? Hiks.."

Hening cukup lama, bahkan keduanya udah duduk tenang di dalam mobil dan bentar lagi sampai.

Benar, Raffa hentiin mobilnya tanpa suara. Kana yang masih harapkan klarifikasi total bingung. Biasanya Raffa gerak cepat bukain seatbeltnya dan pintu. Tapi kali ini masih enggan.

Sadar diri, Kana lepas sendiri dan hendak keluar.

"Jeyyavanna Amarande."

Diam. Tangangnya mengatung di udara hampir buka pintu.

"Jangan salah paham dulu. Dia-"

"OI! BALIK KAGAK LO BERDUA!!"

Hampir aja. Sebelum suara laknat dari Byan kacaukan semuanya.















"Kenapa?"

Dicuekin. Anaknya pundung, duduk pakai sweater kedodoran yang tenggelamin tubuhnya. Di sofa seraya kerucutkan bibir pertanda mode maung.

Byan langsung berdiri, pegangan sama sisi-sisi dinding atau meja buat bantu dia jalan menuju dapur. Meski masih nyeri, Byan tau tugasnya.

Tangan dia lihai tuang susu strawberry kesukaan adiknya dan kasih es batu. Setelahnya balik lagi ke ruang tv sambil sodorin gelasnya.

Raffa-Kana (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now