Tiga puluh dua

2.1K 299 61
                                    











Byan tengok pelan arah pintu ruang rawat inapnya. Berdiri Alwin dengan pandangan sulit diartikan. Dia hela nafas berat lantas berujar lirih.

"Win."

Tatapan Alwin langsung berubah sendu. Di jalan mendekat dan langsung peluk tubuh Byan, bikin yang diperlakukan demikian balas meluk tubuh bergetar pacarnya.

"Hiks.."

"Win."

"Hiks.. Kak Byan ingkar janji hiks.."

Byan langsung senyum miris, bener. Dia udah ingkar janji sama pacar manisnya. Pelukannya makin ia eratkan, tapi Alwin justru mundur. Berdiri di sisi ranjang sambil nunduk sembunyiin tangisannya.

Takut.

"Hiks.. hiks.."

Pengen rasanya Byan berdiri, rengkuh pacarnya erat dan tenangin supaya bisa hentiin tangisannya. Tapi kakinya sakit, Byan bisa aja nekad dan berujung cederanya makin parah nanti. Dia ngga mau. Jadi, satu hal yang dia lakuin langsung tarik tangan Alwin supaya mau duduk di ranjangnya.

"Maaf." Posisi Byan itu duduk, dia tarik dagu Alwin supaya pusatin atensinya ke dia. Wajahnya basah, matanya sembab bikin Byan makin merasa bersalah. "Win berhenti dulu, makin banyak janji yang aku langgar kalo Win masih nangis."

Aku. Byan panggil dirinya aku hanya sama Alwin. Ngga tau kenapa, meski lumrah tapi Alwin anggepnya spesial karena Byan cuman lakuin itu saat sama dirinya.

"Hiks... Alwin juga langgar janji hiks.."

"Dimaafin."

Sontak Alwin terhenyak, dia tatap mata tajam pacarnya seksama. Ngga ada keraguan seperti biasa. Alwin beraniin diri peluk Byan lagi seraya berusaha hentiin tangisannya sementara sang pacar sabar tenangin dirinya.

Lima belas menit sesudahnya, Alwin masih duduk disisi Byan sementara Byan posisinya setengah tidur. Tangan mereka bertautan.

Ngga ada perjanjian apapun, ngga ada larangan atau pantangan. Tapi baik Alwin maupun Byan punya prinsip bersama dan janji masing-masing.

Byan senyum kikuk. Diusapnya jari Alwin pelan. "Maaf udah marah, itu karena aku cemburu. Maaf udah terluka, itu karena ada mobil yang ngga sopan mau nabrak Sebastian. Maaf udah bikin Win sedih karena Byan."

Itu beberapa janji Byan terhadap dirinya sendiri, sejak sebelum pacaran. Byan udah bertekad jagain Alwin, janji langsung di depan ayah bundanya. Dari awal aja Byan udah tunjukin keseriusannya karena itu kalo ada salah langsung minta maaf.

"Win juga minta maaf. Maaf karena bikin Kak Byan cemburu. Maaf karena pergi sama Kak Luke ngga bilang dulu. Maaf juga karena Win nangis bikin Kak Byan ikut sedih."

Dibilang kan. Hubungan mereka selalu berakhir begini kalo abis tengkar. Siapa aja yang mulai pertengkaran, endingnya harus saling minta maaf sambil kasih penjelasan.

Pada dasarnya dua anak manusia ini ngga ada yang keras kepala. Ada, tapi mereka saling terbuka dan pinter kendaliin diri.

Bekal woy, buat jalanin hubungan.

"Sini deketan."

Alwin nurut, dia deketin wajahnya.

CUP

"Mmmmphhh!"

Byan langsung tahan tengkuk sang pacar dan memperdalam ciumannya. Kasih lumatan di bibir atas dan bawah bergantian, pun Alwin yang suka rela membalas.

Raffa-Kana (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now