New Life As A Wife (2)

Start from the beginning
                                    

"pagi Nino," sapa Ai kepada laki-laki itu

Laki-laki itu hanya melengos tanpa melirik sama sekali. Dia langsung duduk di samping sang adik. Ai yang mendapatkan respon acuh dari kedua anak Daaniyaal itu hanya menerimanya saja. Karena sudah seminggu yang lalu dia selalu diacuhkan oleh mereka berdua. Ai juga mulai bergabung dengan anak Daaniyaal di meja makan.

"papa mana?" tanya Nina

"papa ada tugas diluar kota dua minggu. Tadi sudsh berangkat sekitar pukul 05.30. Karena jalanya masih sepi, belum macet," jawab Ai

Ai mengambilkan nasi goreng dan telur mata sapi di piring Nino. Laki-laki itu tidak mengatakan apa - apa, tetapi dia langsung melahap makanan di depannya itu. Nina yang melihat bundanya itu mengambilkan nasi untuk kakaknya, dia merasa benci dengan sikap bunda barunya itu yang mencari muka.

"jangan lupa berdoa dulu ya, sebelum makan!" kata Ai saat melatih Nino yang langsung melahap makanannya

"aku ngga mau sarapan! Aku mau langsung berangkat aja," kata Nina saat Ai akan mengambil nasi untuk Nina

Ai menatap Nina agak lama sambil berpikir, kemudian dia menganggukkan kepala dan tersenyum kepada Nina.

"bi…" panggil Ai dan bibi datang dari arah dapur

"tolong ambilkan tempat makan!" kata Ai.

Nina dan Nino menatap bunda mereka dengan ekspresi bingung. Ai yang ditatap oleh keduanya hanya membalasnya dengan tersenyum. Tidak lama kemudian, bibi datang dengan membawa tempat makan yang berukuran sedang. Tidak lupa dengan tasnya. Ai menerima tempat makan itu dan meletakkannya di meja makan.

"terima kasih, bi. Bibi bisa lanjutkan kerjaan bibi!" bibi meninggalkan ruang makan setelah mendengar ucapan majikannya itu

Ai membuka tempat makan itu dan membersihkannya dengan tissu yang berada di meja makan, "karena Nina ngga mau sarapan, bunda akan membawakan nasi ini untuk kamu. Biar bisa kamu makan waktu istirahat."

Nina yang mendengar itu langsung terkejut. Nino hanya menaikkan sebelah alisnya. Nina menatap bunda barunya itu dengan pandangan tidak suka. Nina tidak mau membawa bekal. Memangnya dia anak TK, harus bawa bekal ke sekolah.

"ngga mau. Memangnya aku anak TK, harus bawa bekal," tolak Nina

"Katanya kamu ngga mau sarapan, ya bunda bawakan bekal buat kamu," jawab Ai enteng

"kan di sekolah ada kantin kaleee," jawab Nina dengan nada mengejek

"iya, memang di sekolah ada kantin, tapi kan bibi sudah masak tadi pagi. Jadi istirahat pertama, kamu makan bekal. Lalu istirahat kedua baru jajan di kantin," jawab Ai yang sudah siap menyendokkan nasi ke dalam tempat makan itu

Melihat bundanya itu yang memang berniat membawakan bekal, Nina jadi sebal, "aku ngga mau bawa bekal!"

"kalo Nina ngga mau bawa bekal, Nina harus sarapan. Kalo Nina ngga mau sarapan, ya bawa bekal saja!" kata Ai dengan nada tegas namun tetap terdengar lembut

Mendengar ucapan bundanya itu, Nina kembali ke tempat duduknya. Dia terpaksa memakan sarapannya. Niatnya dia tidak mau makan satu meja dengan wanita yang disebut bunda. Kemarin - kemarin dia mau makan satu meja dengannya karena ada papanya.

Ai tersenyum melihat Nina yang akhirnya mau sarapan. Ai tersenyum senang dan penuh kemenangan karena membuat gadis di depannya itu tidak berkutik. Sebenarnya Ai tahu jika Nina tidak ingin makan bersama dengan Ai. Namun Ai harus memakasa Nina agar mau makan meski tanpa papanya.

Ai mengambilkan nasi goreng untuk Nina dan tidak lupa telur mata sapinya. Ai juga mengambil nasi goreng untuknya sendiri. Nina memakan sarapannya dengan ekspresi tanpa minta, tetapi dia tetap memakannya sampai habis. Ai yang melihat ekspresi Nina hanya tersenyum. Terlihat Nino dan Nina sudah selesai dengan sarapannya begitu juga dengan Ai.

"jangan lupa minum susunya!" kata Ai dan kedua anak itu meminum susu mereka

"kalian harus sarapan sebelum berangkat sekolah. Biar tubuh ada tenaganya dan kalian bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Mendengarkan pelajaran yang guru berikan!" kata Ai

"Nino Berangkat dengan Nina?" tanya Ai dna Nino hanya menggelengkan kepala

"kak Nino naik motor sendiri. Aku berangkat diantar pak Diman," kata Nina ketus

"ya sudah. Nino hati - hati nyetirnya ya! Jangan ngebut!" kata Ai

Ai berjalan menghampiri mereka berdua yang sudah selesai menghabiskan susunya. Ai mengulurkan tangan kanannya pada Nino. Nino yang melihat tangan Ai hanya bisa mengerutkan dahi tanda bingung dengan sikap bundanya itu. Ai yang merasa tidak ada respon dari Nino pun akhirnya menjelaskan ke kedua anak Daaniyaal itu.

"sebelum berangkat sekolah, kamu harus mencium tangan orang tua dulu," Ai mengambil tangan kanan Nino dan memintanya untuk mencium tangan Ai

"Assalamualaikum…" kata Ai

Merasa Nino hanya diam saja tidak menjawab salamnya, akhirnya Nina berucap lagi, "dijawab wa'alaikumsalam…"

"wa'alaikumsalam…." reflek Nino menjawabnya

"hati - hati di jalan ya! Belajar yang benar di sekolah!" pesan Ai untuk Nino sambil mengelus pundak Nino

Ai juga melakukan hal yang sama terhadap Nina. Dengan terpaksa, Nina menuruti bundanya itu. Nino dan Nina berjalan keluar rumah diikuti oleh Ai di belakangnya. Saat berada di depan pintu Ai menghentikan langkah kedua pelajar itu.

"mulai sekarang, kalo berangkat sekolah, cium tangan bunda dan papa ya, lalu mengucap salam dan menjawabnya! Saat pulang sekolah juga begitu ya!" pesan Ai

Kedua anak itu hanya bisa menganggukkan kepala dan pergi meninggalkan Ai yang tersenyum ke arah mereka. Ai melihat kedua anak itu sudah berangkat sekolah kemudian dia berjalan memasuki rumah itu untuk memulai tugasnya sebagai istri dan mengurus Dion.









🌹🌹🌹🌹🌹












Enough for today

Tunggu lanjutannya di sabtu depan ya 😊😊😊

Don't forget vote and comment

Follow this account fanyawomenly

Thank you have waited this story

Thank you have read this story

Thank you have voted and commented

Have a nice day

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now