"dimana? Kok aku ngga liat kamu?" tanya Ai yang mencari seseorang yang dicarinya di parkiran, tetapi yang dicari tidak ada disitu.

"aku nunggu di luar," jawab penelepon dan Ai langsung berjalan menuju pintu gerbang

"dimana? Aku ngga liat kamu?" kata Ai yang mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tapi tidak ada tanda - tanda orang yang dikenalnya

Terdengar suara klakson mobil di depannya. Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan Ai. Kaca mobil depan terbuka, memperlihatkan seorang laki-laki yang tadi menelepon Ai. Melihat orang tersebut, Ai pun tersenyum senang. Dia langsung berjalan menuju mobil tersebut sambil memasukkan ponselnya di tas.

"gimana tadi, di tempat kerja?" tanya laki-laki duduk di samping Ai

"baik - baik aja," jawab Ai sambil memakai seat belt dan Laki-laki itu menganggukkan kepalanya tanda mengerti

"aku udah pamitan sama mereka," kata Ai dan laki-laki di sampingnya itu langsung mengurangi laju mobilnya dan menatap Ai dengan ekspresi terkejut, "aku ikut mas Daaniyaal ke kota," lanjut Ai

Daaniyaal langsung menepikan mobilnya setelah mendengar apa yang diucapkan istrinya itu. Daaniyaal menatap Ai dan membawa bahu Ai untuk menghadapnya.

"kamu serius, mau ikut aku ke kota?" tanya Daaniyaal memastikan bahwa apa yang dia dengar adalah benar
Ai menganggukkan kepalanya, "Ai pengen jadi istri yang baik. Jadi Ai akan ikut mas Daaniyaal ke kota."

"kamu tidak bercanda, kan?" tanya Daaniyaal lagi

"ngga mas. Kata bapak, Ai harusnya ikut mas Daaniyaal. Ibu dan bapak juga udah ijinin Ai ikut mas Daaniyaal," kata Ai

Daaniyaal langsung memeluk istri tercinta itu. Dai menciumi kepala Ai yang tertutup kerudung. Daaniyaal merasa bahagia mendengar bahwa istrinya mau ikut dengannya ke kota.

"okay, kalo gitu, kita sekarang pergi belanja," kata Daaniyaal melepaskan pelukannya dan mulai menghidupkan mesin mobilnya

"belanja buat apa, mas?" tanya Ai bingung dan Daaniyaal melajukan mobilnya

"belajar oleh - oleh buat di rumah mas. Oleh - oleh buat anak - anaknya mas. Nanti kamu bantu pilihan ya," jawab Daaniyaal sambil fokus menyetir

"okay okay," jawab Ai dengan senyum bahagia dan Daaniyaal menggenggam tangan istrinya dengan erat
Persiapan sudah selesai.

Semua barang sudah ter - packing. Semuanya bahkan sudah masuk di dalam mobil Daaniyaal. Untung barang dan oleh - oleh yang dibawa tidak begitu banyak. Mobil Daaniyaal muat untuk membawanya. Bagian bagasi belakang untuk koper Daaniyaal dan Ai. Bagian kursi belakang untuk berbagai oleh - oleh yang Ai dan Daaniyaal beli kemarin. Ada juga oleh - oleh yang diberikan oleh orang tua Ai.

Sudah selesai pembangunan jembatan. Bahkan jembatan itu sudah bisa digunakan oleh warga. Tugas Daaniyaal dan kedua temannya juga sudah selesai. Itu tandanya, mereka harus pulang ke kota. Dan berarti hari ini adalah hari dimana Ai harus mengikuti suaminya, Daaniyaal ke kota dan meninggalkan kedua orang tuanya di desa.

"Ai pamit dulu ya, bu," kata Ai sambil memeluk wanita yang sudah melahirkannya sambil menangis

"disana hati - hati ya! Jaga kesehatan!" Ai menganggukkan kepalanya mendengar nasehat sang ibu sambil menangis. Ibunya Ai memeluk putri semata wayang sambil menangis dan membelainya dengan lembut. Dia sebenarnya tidak rela membiarkan putrinya ini ke kota. Tapi putrinya ini sudah menjadi istri jadi harus mengikuti suaminya.

"Daaniyaal pamit, bu. Kalo kapan - kapan, kita akan kesini lagi," pamit Daaniyaal sambil memeluk ibu mertuanya itu

"jaga putri ibu, ya! Jangan buat dia menangis. Jangan sakiti putri ibu, ya!" mohon sang ibu kepada Daaniyaal

"Siap bu! Daaniyaal akan jaga Ai dan menyayangi Ai," jawab Daaniyaal dengan percaya diri

Ai berpindah ke bapaknya," Ai pamit, pak," Ai memeluk bapaknya yang telah berjuang untuk mencari nafkah dan menyekolahkannya sampai sarjana

"jadi istri yang baik. Nurut sama suami. Jaga kehormatan suami," pesan sang bapak

Ai menganggukkan kepala dan berdiri di samping Sang bapak. Sekarang giliran Daaniyaal yang menghadap bapak mertua.

"Daaniyaal pamit, pak. Terima kasih untuk semuanya," kata Daaniyaal mencium tangan bapak mertuanya

"sama-sama, nak Daaniyaal. Tolong titip putri saya ya. Jaga dia. Jangan tinggalkan dia, ya nak," pesan bapak mertua dan Daaniyaal memeluk bapak mertua.

"siap, pak," kata Daaniyaal

"kami pamit dulu, pak bu," kata Daaniyaal

"Ai pamit ya, jaga kesehatan. Kalo ada apa-apa, kabari Ai ya. Ai akan telepon ibu dan bapak. Nita, titip bapak dan ibu ya," pamit Ai kepada sepupunya dan memeluknya

"iya, kak Ai," jawba Nita, sang sepupu

"Ai pergi. Assalamualaikum……" kata Ai yang dituntun oleh Daaniyaal menuju mobilnya

"wa'alaikumsalam …." jawab kedua orang tua Ai dan sepupunya

Daaniyaal dan Ai memasuki mobil. Daaniyaal menyalakan mobilnya. Dia membunyikan klaskonnya, tanda untuk berpamitan. Setelahnya dia melaju mobil itu meninggalkan rumah orang tua Ai. Mereka melakukan perjalanan menuju kota. Menuju rumah Daaniyaal. Kedua temannya sudah pulang duluan. Daaniyaal yang terakhir karena dia harus berpamitan dengan mertuanya.

"tenang! Semuanya akan baik-baik saja," kata Daaniyaal menarik tubuh Ai untuk bersandar di bahunya













🌹🌹🌹🌹🌹















Enough for today

Don't forget to vote and comment

Follow fanyawomenly
Follow IG @greenalam1357, ntar aku foll back

Thank you have vote and comment my story

Thank you have read my story

Selamat berpuasa ya. Jangan lupa zakat fitrah dan mal nya! karena puasa tinggal menghitung jari aja. Jangan sampai amalan wajib berubah jadi sunnah! cuman karena lupa

😊😊😊

Have a nice day

😉😉😉

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now