Nineteen

7.6K 705 78
                                    

Setelah acara pertunangan selesai, semua para tamu undangan sudah pulang. Namun keluarga Jeno masih berada disana kecuali Sungchan yang lebih memilih untuk pulang lebih dulu.

Seperti biasa, para orang tua sedang sibuk mengobrol. sedangkan Jeno memilih untuk diam diteras belakang rumah didekat kolam renang. Begitupun Renjun yg selalu mengikuti kemanapun Jeno pergi.

" Sedang memikirkan apa?" Tanya Renjun yg melihat Jeno sedang melamun.
"Jaemin" jawab Jeno polos.
Karena sedari tadi pikirannya terus berpusat pada Jaemin.

"Ish!! Kenapa sih harus memikirkan dia?!!." Ucap Renjun dengan nada sedikit kesal ketika mendengar nama Jaemin.

Jeno tidak peduli dengan Renjun, meskipun sekarang status mereka sudah jadi tunangan.

Disisi lain, ada hal yg sedari tadi terus mengganjal pikiran Yuta. Akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya tapi dengan sedikit basa basi dulu.

" Oh ya, Jaemin mana?" Tanya Yuta.

Oh iya Taeyong dan Jaehyun baru sadar jika sedari tadi Jaemin dan Winwin tidak ada.

"Tadi sih dia datang bersama Ibunya, tapi sepertinya mereka pulang lebih awal" jawab Jaehyun.

"Hah? Ibunya?. Bukankah Anda Eomma Jaemin, Taeyong-ssi?" Tanya Yuta lagi karena bingung dengan ucapan Jaehyun.

" Sebenarnya Jaemin putra angkat kami. Sedari kecil, kami sudah merawatnya hingga saat ini seperti putra kami sendiri " Jawab Taeyong.

"Bukankah Ibunya masih ada?" Tanya Yuta lagi yg semakin penasaran.

"Ya, memang. Tapi karena dulu Winwin tidak memiliki biaya untuk menafkahi putranya. Jadi kami berinisiatif untuk membantunya merawat Jaemin dan mereka sudah kami anggap seperti keluarga sendiri." - Jaehyun.

'Winwin?' benar saja tadi Yuta benar-benar tidak salah lihat.

"Memangnya suami nya kemana?" - Yuta

"Winwin tidak memberitahu banyak tentang suaminya. Tapi dia pernah bilang jika suaminya meninggalkannya demi orang lain" - Taeyong.

"Benar-benar suami yg berengsek ya" tambah Xiyi yg sedari tadi mendengar pembicaraan mereka setelah kembali dari kamar mandi.

"Iya. Jika suatu saat nanti saya bertemu dengan suaminya, saya akan membalaskan rasa sakit Winwin selama ini" timbal Taeyong sambil mengepalkan tangannya.

Yuta meneguk ludahnya dengan kasar. Sepertinya ancaman dari Taeyong tidak main-main.
Sedangkan Jaehyun melihat gelagat Yuta yg sedikit aneh.

~~~

"Lebih baik sekarang kita duduk dulu ya Bu." Ajak Jaemin pada Winwin.
Mereka duduk di bangku pinggir jalan.

"Kita pulang saja ya Sayang" pinta Winwin.
"Baiklah". Balas Jaemin.

Selama perjalanan, Winwin hanya terus melihat kearah jendela Bus dengan tatapan kosong dan mata yg terus meneteskan air mata satu persatu.

Sedangkan Jaemin masih belum berani untuk bertanya.
Dia membiarkan Ibunya seperti itu, sampai Ibunya merasa sedikit tenang.

Akhirnya mereka berdua sudah tiba dirumahnya.
"Sekarang Ibu istirahat saja ya".
"Aku akan membuatkan makan siang" Ucap Jaemin.

Setelah Ibunya tertidur karena lelah menangis sedari tadi, Jaemin pergi ke dapur untuk memasak.

Selama memasak, pikiran Jaemin sekarang terbagi dua.
Dia memikirkan Jeno dan dia memikirkan Ibunya.

Between Us~ (NOMIN) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang