Chapter 9 ( Kedatangan Haruto )

2.8K 158 1
                                    

Saat ini gadis itu tengah melamun entah memikirkan siapa. Jae Yon tanpa sadar membuat guru dan teman disampingnya meneriaki namanya.

"Yon, dipanggil sama Bu Lee tuh!"

Sontak gadis itu berdiri dan menatap Guru Lee dengan tatapan bingung.

"Kamu melamun?!"

Jae Yon melirik kearah temannya berada yang tengah menampakkan wajah takut. Bagaimana bisa ia melamun ketika Bu Lee mengajar?

"Maaf bu, saya gak bisa konsen. Saya izin ke toilet?" Seisi kelas berdesis kesal mendengar balasan Jae Yon begitupun dengan guru didepan kelas yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.

~~

Lagi, Jaeyon menatap dirinya dipantulan cermin kamar mandi. Melirik kearah lehernya yang untungnya saja ia tutupi dengan Plaster.

Semoga saja teman-temannya tidak bertanya perihal luka yang ia dapat dileher. Pergerakannya terhenti ketika beberapa murid ikut masuk kedalam kamar mandi.

"Hei, Jaeyon?" Salah satu dari mereka mengenali dirinya. Namun, gadis itu tanpa membalas langsung meninggalkan kamar mandi membuat orang yang masuk tadi bingung merasa aneh.

Ia menyusuri lorong untuk kembali ke kelas. Namun, dipertengahan jalanan kini tatapannya bertemu dengan mata elang Haruto, wakil Ketua OSIS.

Lelaki yang sejak dulu JaeYon sukai kini menatapnya lekat. Ia jadi salah tingkah ketika berhadapan dengan Haruto. Gadis itu memiringkan tubuhnya agar lelaki itu bisa melewati dirinya. Namun, tak kunjung berjalan. Kini Jaeyon berani menatap manik mata lelaki didepannya.

Tatapan tajam itu yang membuat Jaeyon suka. Tatapan Haruto bukan kearah mata gadis didepannya. Namun jatuh pada leher jenjang gadis itu.

Tanpa sadar, tangan Haruto terangkat dan menyentuh leher yang memang terdapat handsaplash disana.

"Apa yang kakaknya bicarakan itu benar?"

Mata Jaeyon membulat merasakan lehernya diusap pelan oleh Haruto. Gadis itu beringsut mundur membuat Haruto tersadar apa yang ia lakukan pada Jaeyon.

"Ka-kau sedang apa?" Kegugupannya benar-benar kentara. Haruto langsung berdehem untuk menghilangkan kecanggungan diantara mereka berdua.

"Kemana saja kamu?!" Suara berat itu membuat mata Jaeyon mendelik. Sejak kapan seorang Haruto yang terkenal dingin mencarinya?

"Ada Jaehyun diruang kepala sekolah." Haruto hanya ingin memastikan bagaimana respon gadis yang selama ini mengejarnya.

Benar, Haruto sudah tahu dengan perasaan Jaeyon. Namun, ia sungkan sekali untuk membuka hati pada gadis yang baru. Karena, cintanya hanya ada pada Bae Arum. Gadis yang sudah meninggal karena bunuh diri tahun lalu.

Kembali terserang kegugupan, Jaeyon sontak ingin meninggalkan Haruto dan berlari kearah kelas. Ia harus pergi dari sini sebelum lelaki itu mengunjungi kelasnya.

Namun, pergerakannya terhenti ketika tangan Haruto mencekal lengannya. Merasa bingung, karena Haruto tak kunjung berbicara. Ia melepas paksa cekalannya.

Membuat Haruto semakin kesal pada dirinya. Karena tidak berani untuk menunjukan rasa kasihannya.

"Ikut aku!" Haruto langsung menarik Jaeyon kearah UKS, dimana ia ingin berbicara empat mata dengan gadis itu.

Setibanya di UKS semua yang memang tengah beristirahat karena sakit kini menatap mereka berdua yang baru saja masuk.

Diotak Jaeyon banyak sekali pertanyaan muncul. Kenapa lelaki itu kini tampak khawatir dan juga kesal?

Haruto membawa Jaeyon kearah ranjang yang memang ditutupi dengan sebuah kain gorden. Ia menyuruh Jaeyon duduk dan ia kembali keluar untuk mengambil sesuatu.

Tidak butuh waktu dua menit Haruto kembali dengan sebuah kotak p3k ditangannya.

"Ka-kau mau apa?" Tanya Jaeyon, Haruto tidak mungkin tahu kan tentang lukanya?

"Buka Plasternya, kamu tidak akan bisa menutupi bekas kakakmu. Itu harus diobati."

Sontak saja ucapan Haruto membuat Jaeyon kaget. Bocah ini tahu tentang luka itu.

"A-apa maksudmu? Tidak usah, aku harus kekelas. Permisi!" Jaeyon seperti tikus yang ketahuan ingin mencuri makanan oleh Kucing. Namun, kali ini kucingnya sangat besar.

Haruto hanya diam melihat Jaeyon keluar dari salah satu gorden disana. Namun, sedetik kemudian ia berteriak membuat seisi UKS kaget dan meliriknya.

"Semuanya keluar! Kecuali kau! Jaeyon." Ujarnya ikut keluar gorden dan menunjuk Jaeyon.

Gadis itu mematung mendengar ucapan Haruto. Entah kenapa semua murid yang tengah sakit langsung menuruti perintah Haruto, begitupun dengan Petugas UKS?

Hey! Kalau ada Petugas UKS kenapa harus Haruto yang mengobati lukanya?

Jujur saja, selama ini mereka takut dengan ketegasan dan apa yang akan diberikan seorang Wakil Ketua OSIS kepada mereka. Tak tanggung-tanggung jika berhadapan dengan Haruto, bocah itu bisa membuat seisi sekolah menurutinya.

Jaeyon tersadar ketika tangannya ditarik menuju keranjang itu lagi. Kini UKS sepi, hanya ada Haruto dan dirinya.

Tbc
Maaf ya gaes baru bisa update lagi😊 jangan lupa vote dan komentarnya👍

Double JungOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz