🎬# ALANKAA NGAMBEK

Start from the beginning
                                    

"Nggak ih. Terlalu norak hiasannya." tolak Gita, kemudian mengambil sebuah hoodie berwarna putih dengan gambar flamingo hitam. Ia tertarik dengan hoodie tersebut. "Ini aja gimana?" tanya Gita menunjukkannya kepada Alankaa.

Alankaa tersenyum, "Oke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alankaa tersenyum, "Oke."

"Lo nggak beli?" tanya Gita sembari berjalan.

"Nggak ah. Mau cepat-cepat makan dulu. Laper gue," tutur Alankaa mengelus perutnya.

"Biar gue yang bayar," cegat Alankaa saat Gita memberikan sejumlah uang kepada karsir.

"Nggak usah ih--"

Kalimat Gita terpotong saat telunjuk Alankaa berada di depan bibirnya. Alankaa tidak mau Gita menolak. Gita tertunduk, menyembunyikan rona merah. Begitu saja, sudah membuatnya berbunga-bunga. Selanjutnya, mereka pergi ke Restoran Korea di dalam mall tersebut. Gita menatap tangan Alankaa yang tidak lepas menggenggam tangannya.

"Mau makan apa?" tanya Alankaa setelah mereka sampai di restoran tersebut.

"Ikut lo aja dah."

Setelah memesan, Alankaa sibuk mengamati hoodie tersebut. Ia merasa ada yang janggal.

"Ini nggak kependekan ya?"

"Nggak, itu memang modelnya, Lan."

"Makasih ya, Sayang," ucap Alankaa menampakkan senyum manisnya.

"Untuk apa? Harusnya gue yang bilang gitu ke lo," kata Gita sedikit bingung.

"Ya kan lo udah bantu milih baju yang cocok untuk ulang tahun Dea besok, Yang."

DEG! Rasanya sampai tembus ke tulang. Hati Gita merasa sedikit nyeri menerima kenyataan, bahwa hoodie itu bukan untuknya. Terlalu berharap tinggi, dan terjatuh sangat sakit.

"O-oh, i-iya."

....

"Neng, siapkan bubur lagi satu," ucap Om Bagus sembari memberikan nasi goreng kepada pembeli. "Om, ke masjid dulu. Titip ya, Neng Sea."

"Siap, Om!" Dengan semangat Sea menyiapkan bubur untuk pembeli. Ya, Sea diam-diam melakukan kerja sampingan. Kenapa? Bukankah ia termasuk keluarga kaya? Sea memang berada di lingkaran penuh harta. Akan tetapi, orang tuanya seakan-akan lupa dengannya. Uang saku sama sekali tidak diberi dan Sea sendiri juga selalu tidak diberi ruang untuk berbicara. Pria itu terlalu sibuk.

"Bubur lima, makan di sini." Kemudian cowok itu dengan entengnya duduk di atas meja. Tidak hanya itu, cowok dan teman-temannya tersebut juga merokok sembarangan.

Aku di Sini, Se!Where stories live. Discover now