Spesial chapter

2.5K 263 29
                                    

Pria tampan dengan julukan es berjalan itu duduk tenang dihadapan seorang pria yang kini menatapnya tak minat, pandangannya ia alihkan pada jam tangannya yang mahal. Menghela nafas, mendengus dan memutar bola mata.

"Mau berapa jam lagi aku harus berhadapan dengan orang bisu sepertimu. Membuang waktu" pada akhirnya ia melontar sebuah perkataan, dan sosok pria yang ada dihadapannya tertawa renyah, dengan mata menyipit dan helaan nafas diakhir. Seakan hidupnya begitu banyak beban dan masalah.

"Aku juga tidak percaya harus duduk dihadapanmu begini. Kau tau aku hanya akan membahas satu orang saat bersamamu kan?"

"Tentu saja... Aku tidak sebodoh itu-- jadi apa kali ini? Kau ingin pamer karena bisa memiliki Sunoo sama seperti sebelumnya?" Kalimat sindiran itu membuat Sunghoon terkekeh hambar, menatap tajam pada Jay.

"Kau tidak setampan itu ternyata... Aku jelas lebih unggul dari padamu- apa Sunoo hanya punya masalah pada penglihatannya?"

"Apa yang ingin kamu katakan brengsek!"

"Kau tahu... Kau adalah orang pertama yang ingin kutemukan dan kubunuh saat berita tentang taruhanmu bersama teman-temanmu mampir pada pendengaranku. Aku mungkin tidak akan membiarkanmu ada dalam dunia yang sama dengan Sunoo jika saja dia tidak menghalangiku- maksudku hari dimana aku memberikan pukulan ku padamu harusnya hari itu adalah hari terakhir mu berada di dunia ini"

Jay mengangkat alisnya sebelah.

"Tapi Sunoo yang naif itu memarahiku, mengancam akan menghilang dari peredaranku jika sampai aku melakukan itu. Jadi aku hanya memukulmu"

"Dan untuk apa kau mengatakan ini padaku"

"Aku ingin Sunoo mencintaiku, melihatku sebagai pria yang akan menjadi mempelainya- seseorang yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersama. Tapi dia memandangku hanya sebagai Sunghoon-- kakak sekaligus sahabat terbaiknya. Kau tau dia sangat mencintaimu kan Jay... Hanya ada kau dalam hatinya"

Jay mengangguk mendengarnya.

"Aku tahu"

"Sunoo hanya sedang kesal saat mengatakan ia akan membalas perbuatanmu pada-nya. Hari itu ia merasakan diremehkan oleh Jeara-- jadi secara tidak sadar dia mengatakan akan membuatmu jatuh cinta dan merasakan sakit seperti apa yang dirasakannya. Sunoo sebenarnya sangat mencintaimu Jay"

Jay tersenyum, kembali mengangguk.

"Aku tahu"

Jay tidak sebodoh itu, malam dimana Sunoo memutuskan nya mungkin ia masih diliputi emosi. Namun setelah seminggu ia memikirkan nya ia langsung ingat momen Jeara menemuinya dan mengatakan rencana Sunoo. Ia lalu paham bahwa apa yang dikatakan Jeara benar- Sunoo ingin balas dendam padanya.

Lalu pada akhirnya ia mengikuti inginnya Sunoo, melepaskan Sunoo untuk kedua kali. Bukan untuk melepasnya sungguhan, hanya sampai Sunoo merasakan kepuasan. Ia ingin Sunoo menyakiti hatinya- agar mereka seri.

"Jadi kenapa sampai sekarang kau hanya diam dan tidak mengejar Sunoo lagi. Kau masih tidak mencintai Sunoo?"

"Tidak ... Aku sangat mencintai Sunoo, sangat mencintainya"

"Jadi?"

"Aku hanya tidak tahu harus memulai seperti apa, aku tidak mengerti" akunya jujur.

Sunghoon menghela nafas.

"Jay.. aku menyerah akan Sunoo, aku tidak ingin dia menangis dan bersedih lagi. Jadi bagaimana pun caranya- kembalilah padanya, sekarang aku merestuimu dan Sunoo"

"Kau yakin? Dengar... Aku tidak akan melepaskannya lagi setelah ini"

Sunghoon mengangguk.

"Jangan.. karena jika kau melakukannya, mungkin itu akan jadi kali terakhirmu melihat dunia"

Jay tergelak mendengar itu, menatap Sunghoon berterimakasih.

"Terimakasih sudah merestuiku. Dan terimakasih sudah menyerah- jangan memaksanya untuk memutuskanku jika kami sudah kembali bersama"

Sunghoon mendengus, tersindir akan lontaran kalimat yang diucap Jay.

"Kau ingin mati?!"

"Tidak... Tapi sungguh terimakasih sekali lagi"

Mereka berbalas senyum.

Jay sudah semakin yakin.

Dan Sunghoon hanya perlu berdiri dibelakang sama seperti sebelumnya, ia hanya tak ingin Sunoo-nya bersedih.

Biar seperti ini- Sunghoon hanya akan selalu menjadi pelindung bagi Sunoo. Menjaganya.
.

.

.

.

Sunoo memaki masih dengan ponsel yang ia sangga dengan pundaknya, tangannya ia fokuskan untuk menali sepatunya.

"Harusnya Hyung bilang dari kemarin atau engga malam.. jadi aku gak harus nungguin Hyung kayak gini, pokoknya Hyung adalah tersangka utama yang bakal Sunoo salahin kalo sampe Sunoo telat dan diusir dari kelas hari ini!" Sunoo mengakhiri panggilan, memasukan ponsel itu pada sakunya dan kembali berlari menuruni tangga. Kembali memaki karena lift hari ini rusak.

"Tuhan! Sial banget sih hidup akuu!!"

Ia berlari kesetanan, suara langkah kaki terburu memenuhi anak tangga satu demi satu. Sampai akhirnya ia bisa sampai dibawah dengan selamat- melihat jam untuk terakhir kali, dan ingin menangis saat itu juga.

"Ini beneran telat gilaa. Kenapa sih!! Sunghoon sialan!"

"Aku tidak tahu, Sunoo-ku yang imut bisa memaki"

Sunoo berjengkit, memutar badan untuk menemukan sosok tampan yang kini tersenyum teduh padanya.

"Hay mantan, butuh tumpangan?"

Sunoo menganga, dan Pria yang ternyata Jay itu tergelak melihat keterkejutan Sunoo.

"Sepertinya kau sudah sangat terlambat, bagaimana ini.. mau datang dan dapat hukuman? Atau pergi bersamaku dan menuntaskan kesalahpahaman?"

Jay tersenyum lagi, menggusak Surai Sunoo yang masih mematung. Lalu mengambil alih tas milik Sunoo, sebelum membukakan pintu mobilnya untuk pria imut itu.

Ini bukan akhir, cerita mereka baru saja kembali dimulai. Dengan Jay dan Sunoo sebagai pemeran utama- dibawah kata takdir yang diberikan Tuhan dalam kisah mereka.




Say Goodbye-Special Chapter 🖤

SAY GOODBYE - JAYNOO√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang