20

1.3K 198 7
                                    


Kedua tangannya saling bertaut- tiba-tiba butir-butir keringat muncul didahi juga telapak tangan-nya. Gugup dan rasa khawatir mendominasinya.

"Hyung- sepertinya Sunoo tidak bisa" kedua alis Jay terangkat mendengar itu- kini ia berdiri di sisi pintu mobil yang memang sengaja ia bukakan pintunya untuk Sunoo. Tapi Sunoo malah masih setia duduk tak menerima uluran tangan-nya.

"Kenapa?"

Sunoo mendongak hanya untuk menatap Jay. Bulu kuduknya meremang hanya karena melihat tatapan tajam itu.

"Sunoo? Kau tidak mau turun?"

Sunoo gelagapan mendengar tanya itu- tapi ia masih waras kalau ini misi balas dendam- dia tidak seharusnya disini.

"Hyung bilang hanya kencan" lirihnya, ia kini menunduk tak berani menatap tatap itu.

"Aku sedang melakukannya--"

"Jadi kenapa Hyung mengajakku kemari?"

"Ingin memperkenalkan teman kencanku pada orang tuaku, apalagi memangnya?"

Lagi-lagi sunoo mendongak bertemu tatap dengan bola mata yang kini menghangat.

"Tapi... Kenapa?" Sunoo tau! Dia tau untuk apa dia kemari- tapi kenapa? Dulu bahkan pria ini tidak melakukannya.

"Karena sekarang aku yakin pada pasanganku. Eomma ku bilang- jika aku sudah bertemu dengan seseorang yang kucintai aku harus memperkenalkan orang itu pada nya. Dan sekarang aku yakin kaulah orangnya"

Mendengar hal itu membuat Sunoo meremat tangannya keras, tidak! Sunoo tidak bisa lagi. Dia tentunya bukan pilihan tepat- karena hari ini pun dia sedang melakukan balas dendam akan rasa sakitnya. Dan dia tak ingin menjadi jahat dengan membohongi pria ini-- meski didalam lubuk hatinya dia tidak pernah berbohong tentang perasaan cintanya pada Jay.

"Sunoo?" Lagi-lagi tangan itu terulur padanya, Sunoo tak punya pilihan lain selain menyambut uluran itu.

"Kamu berkeringat"

"Iya aku ingin pingsan- seharusnya kamu bilang dari tadi Hyung!" Katanya merengut, Jay terkekeh tangannya yang menganggur mengelus pucuk kepalanya.

"Lalu kamu akan merengek minta kencan nya batal" Sunoo membenarkan- tentu saja.

Jay mengeratkan genggaman tangan mereka, menuntunya masuk ke jalan menuju pintu rumahnya. Sungguh- Jay ternyata orang kaya. Dia harus menghitung berapa banyak langkah yang harus ia ambil untuk sampai ke pintu itu.

Sesampainya disana ia sudah di sambut oleh seseorang yang di panggil Jay dengan sebutan bibi. Semakin masuk perutnya semakin melilit saja.

"Tuan dan nyonya sudah menunggu di dalam" kata perempuan paruh baya itu- Jay mengangguk, tersenyum sopan.

"Apa kamu perlu waktu untuk menenangkan diri dulu sebelum kita masuk menemui orang tuaku?"

Sunoo mengambil nafas, mengeluarkannya. Beberapa kali ia melakukan itu dan pria disampingnya tidak membantu apa pun. Kecuali kekehan rasa geli yang terdengar ditelinganya.

"Ini gila-- Hyung sebut ini kencan? Kencan tidak melibatkan orang lain. Kencan hanya kita berdua- Jay hyung dan Sunoo" katanya mendongak pada pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu.

"Kalau begitu biar kusebut sebagai double date. Appa-ku dengan eomma-ku dan kamu denganku-- "

Ya Tuhan sunoo tidak pernah melihat Jay yang seperti ini. Dia kaget dan sangat-sangat panik sekarang. Sungguh ia hanya bisa pasrah sekarang.

"Jay" Sunoo menoleh ke sumber suara yang terdengar berat itu. Mendapati laki-laki yang cukup tampan sepantaran dengan appa-nya.

"Appa.." panggil Jay. Ia langsung memeluk appanya yang tersenyum penuh arti padanya.

Dia memang sudah mengabari tentang kepulangannya. Tapi tidak bilang jika dia membawa seseorang.

Sunoo yang sadar kalau laki-laki tersebut adalah appa Jay dirinya membungkuk sebagai bentuk sapaan.

"Siapa Jay?" Detik pertanyaan itu terlontar Sunoo jadi gugup dan was-was. Apa benar Jay akan memperkenalkannya sebagai kekasih?

"Namanya Kim sunoo-- dan seharusnya appa sudah bisa menebak siapa pria ini jika aku sampai membawanya untuk bertemu denganmu"

Laki-laki itu mengangguk, tersenyum maklum.
"Kalau begitu ayo masuk, eomma-mu sudah memasak makanan kesukaanmu"

Jay mengangguk kembali menautkan tangannya dengan Sunoo yang sempat terlepas. Tanpa merasa canggung-

Harmonis.

Satu kata itu yang masuk dalam pikiran Sunoo saat melihat bagaimana keluarga Jay. Appa yang berwibawa tapi begitu tenang lalu eomma yang begitu cantik, lembut dan sangat perhatian.

"Jay, Eomma merindukanmu- kamu begitu sibuk sampai tidak sempat pulang" wanita cantik itu menghambur menyambut putranya

"Aku juga merindukan Eomma" wanita itu tersenyum tulus, lalu kini menatap Sunoo-- melepas rangkulannya kini ia menyongsong Sunoo. Menarik tangannya lembut.

"Apa dia menantu Eomma, cantik sekali" lalu Sunoo hanya bisa merona- merangkul seseorang yang penuh keibuan itu.

"Kalau begitu ayo kita mulai makan malamnya" suara penuh wibawa itu datang dari appa Jay.

-

Selepas makan malam Jay menemani appanya berbincang, sementara eomma Jay sudah mengajaknya duduk di serambi dekat tanaman hiasnya. Dengan gelas teh di masing-masing mereka.

Wanita itu tak henti mengelus pucuk kepalanya, atau Pipinya. Lalu berulang kali mengatakan betapa cantiknya dirinya. Meski Sunoo sedikit tak menyukai kata itu tersemat untuk dirinya yang seorang lelaki- namun pada akhirnya ia hanya mampu tersenyum.

"Eomma sangat senang-- akhirnya Jay mengajak seseorang ke rumah" Sunoo hanya menatap- mendengarkan wanita itu bicara.

"Kamu sangat cantik, begitu sopan. Jay pasti sangat mencintaimu. Dia tidak pernah membawa seseorang untuk dikenalkan padaku atau appa-nya. Jadi melihatmu sekarang, kamu pastilah kekasih yang sangat dicintai putraku"

"Tidak begitu--"

"Tentu saja begitu" wanita itu memotong ucapannya, kini tangan kanannya menggenggam tangan Sunoo lembut, sedang tangan lainnya ia gunakan untuk mengelus Surai pria kesayangan putranya.

"Berjanjilah untuk selalu mencintai Jay- dia mungkin bukan pria yang romantis. Tapi dia akan berubah sangat lembut pada seseorang yang dicintainya. Dan Eomma yakin itu kau"

Sunoo mematung- dia tak bohong hatinya menghangat. Dia merasa begitu disambut dan dihargai- fakta bahwa orang tua Jay tidak mempermasalahkan orientasi anaknya sudah membuat sunoo merasa nyaman.

Sunoo menyerah, dia tidak bisa membenci Jay- dia kembali terjatuh untuk Jay.

SAY GOODBYE - JAYNOO√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang