"Bu , udah deh diem! Ibu gak tau apa kuping saya panas denger ibu ngomel terus , ditambah ibu banyak bacot. Pusing saya bu!" ucap nya sarkas,tanpa memperdulikan guru yang terus memanggilnya.

                             -0o0-
Seorang laki laki sedang berdiri di depan pintu kamar mandi sembari melihat jam tangan.

"Put,buruan udah telat nih." gerutu Bintang.

Saat ini Bintang dan Putra memang sedang dikamar mandi.Sudah 15 menit namun belum ada tanda tanda Putra akan keluar dari bilik kamar mandi tersebut.

Ingin rasa nya Bintang meninggalkan Putra disini. Tetapi berulang kali dari kamar mandi Putra memohon.

'Jangan tinggalin gue.'

'Nanti kalo ada setan gimana?'

'Kalo gue pingsan di kamar mandi gimana?'

Ingin rasanya ia menyumpal mulut sahabat nya dengan matahari.

Kenapa matahari? Emang muat? Saya pun tak tahu

                            -0o0-
Kaki jenjang Bintang membawa dirinya menuju kelas. Ia bersumpah tidak akan menemani Putra ke kamar mandi lagi.

Masa bodoh jika Putra pingsan atau mati di kamar mandi. Terkesan jahat memang.Entah kenapa sahabat nya itu selalu menyusahkan,ck.

Saat  berbelok di koridor kelas X ia menabrak Langit yang akan berjalan menuju kelasnya.

Sontak Bintang menahan Langit yang hampir terjatuh. Ia melingkarkan tangan nya ke pinggang Langit ,Refleks Langit melingkarkan tangan nya di leher jenjang Bintang.

Mata elang Bintang bertatapan dengan netra  Langit.

"Apa apan sih lo! Modus." ucap Langit sambil mendorong bahu Bintang pelan.

Bintang memutar bola matanya malas. Apakah gadis ini tak tahu perbedaan modus dan menolong? Menjengkelkan.

"Gue cuma nolong lo. Lagian gue gak minat modus ke lo." ucap Bintang sinis.

Dengan perasaan kesal Langit berjalan meninggalkan Bintang.

-0o0-

Langit memutar otak agar bisa masuk kelas tanpa di ketahui guru yang sedang mengajar.

Ia mengedarkan pandangan nya untuk mencari barang yang bisa digunakan. Akhirnya ia mengambil kerikil kecil dan membuka jendela kelasnya.

Dia melempar kerikil tersebut tepat mengenai kepala Febi yang tengah tertidur. Karna kaget ia terbangun dari tidur nya dan melihat ke arah jendela.

Ia melihat Langit yang sedang tersenyum ke arah nya.

Febi memutar bola mata nya malas. Kenapa di antara sahabat sahabat nya tak ada yang rajin datang tepat waktu.

Langit mengode agar Febi mengalihkan perhatian guru yang tengah mengajar.

"Oke anak anak ada yang bisa menjawab?" tanya  guru tersebut.

Namun tak ada satu pun yang menjawab. Kelas yang awalnya ricuh dan berisik tiba-tiba hening tak  bersuara.

Melihat tak ada satu pun teman sekelas nya yang mau menjawab. Febi pun berdiri.

"Iya,kamu yang berdiri." seisi kelas mengedarkan mata nya guna mencari siapa yang di maksud guru tersebut.

Merasa tak ada orang lain yang berdiri Febi pun menujuk dirinya sendiri.

"Iya,kamu ayo jawab pertanyaan nya."

Melihat kondisi kelas yang memungkinkan , Langit langsung masuk kedalam kelas sambil berjongkok sampai tempat duduknya.

"Maaf bu,saya bukan mau jawab pertanyaan ibu. Saya cuma mau ngasih tau , ada laba laba di kerudung ibu." kata Febi sambil menunjuk hewan yang di maksud.

"FEBI! KELUAR KAMU DARI KELAS SAYA!" ucap Bu Ratih.

Seisi kelas menahan tawanya. Laba laba yang ia maksud memang bukan laba laba sungguhan. Itu hanya hiasan yang melekat di kerudung gurunya.

Ah sial! Karena menolong sahabat nya ia malah kena semprot dan berakhir dihukum di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah sial! Karena menolong sahabat nya ia malah kena semprot dan berakhir dihukum di lapangan.

Febi mengerucutkan bibirnya kesal ia bersumpah sehidup semati tak akan membantu Langit lagi.

-0o0-

Jam pelajaran pertama sudah berakhir.Kini seluruh murid SMA Angkasa sedang beristirahat.Diantara mereka banyak yang memilih menikmati Nasi goreng buatan Mak Icem yang tak tertandingi sedapnya.

Tapi itu semua tak berlaku pada Langit dan Icha. Mereka berdua tengah melihat Febi yang berdiri di tengah lapangan.

"Oi,ayo buruan ke kantin." seru Icha yang berjalan berdampingan dengan Langit.

Febi menoleh dengan keadaan keringat bercucuran,dan seragam lepek. Melihat kondisi sahabat nya yang sangat memprihatinkan Langit tertawa.

Lucu pikirnya melihat Febi dengan keadaan seperti itu.

Mau tak mau Febi mengikuti ajakan teman laknat nya itu. Perut nya sudah demo minta di isi sedari tadi.

Sampai di kantin Icha dan Febi pun duduk di tempat kosong , sedangkan Langit memesan makanan untuk mereka. Biarlah ia menjadi sahabat yang baik kali ini saja.

Dengan sangat hati hati Langit membawa nampan berisi 3 porsi mie ayam serta minuman untuk kedua teman nya.

Namun sepertinya dewi fortuna tidak memihak dirinya. Air minum yang ia bawa jatuh,keadaan kantin yang ramai membuat dirinya sulit mengambil.

Dari kejauhan seorang laki laki terkekeh geli melihat kecerobohan Langit.Ia berjalan mendekati Langit dan membungkuk mengambil air mineral yang terjatuh.

"Hati hati bawa nya." kata Devan sambil mengacak rambut Langit pelan.

Langit merasa jantungnya berdegup kencang saat Devan mengacak rambutnya. Pipi nya pun memanas.

Tanpa ia sadari ada orang yang memperhatikan interaksi keduanya dengan perasaan yang jengkel.

Semoga suka sama chapter ini ya.

Jangan  lupa vote & coment

Spam next disini🖤.

Follow IG @nsaa_aprll

Gimana gimana? Suka gak cover nya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana gimana? Suka gak cover nya?

𝙰𝚔𝚞,𝙺𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝙻𝚊𝚛𝚊[𝙾𝚗 𝙶𝚘𝚒𝚗𝚐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang