"Jangan ngambek atuh! Se, nggak berangkat loh in--"

"Iya sudah iya! Ayo buruan, nanti telat, Kaa!"

Alankaa mengerjap. "Jangan panggil 'Kaa', entar papa aku geer, kamu tanggung jawab."

Sea berdecak. "Nggak akan lah! Aku manggil papa kamu kan Om Ankaa. Nggak mungkin manggil nama aja." balas Sea. "Ayo berangkat, Alankaa!" pepet Sea membuat Alankaa dengan cepat menancap gas.

Alankaa dan Sea memang sudah terbiasa berbicara dengan 'aku-kamu', karena mereka sudah lama berteman sejak masih bayi.

....

"Hei, hei! Bintilan entar mata lo!"

Reflek, Sea menggeleng. Bromo menoleh ke arah di mana tadi Sea menatap. Arahnya menuju kepada Alankaa dan Gita yang sibuk dengan dunia mereka.

"Gue nggak yakin kalau lo nggak suka sama Bos Lan." Bos Lan, panggilan para anak Geng Ollux untuk ketua mereka, Alankaa.

"Nah, sama!" setuju Jengjeng dengan mulutnya yang penuh kunyahan gorengan.

Sea salah tingkah. Ia melihat ke arah lain secara acak. "Gue nggak suka."

Bromo melipat kedua tangannya di atas meja dan menilik Sea. Hal itu membuat Sea panas dingin.

"Secara lo kan udah sahabatan dari waktu masih ingusan sampai sekarang sama Bos Lankaa. Udah gitu, tetanggaan pula. Lo dan Lankaa nempel terus! Nilai plusnya lagi Alankaa termasuk cogan tingkat atas di kalangan semua cewek dan ketua Geng Ollux angkatan 21. Oh iya, ortunya pemilik sekolah pula. Masa lo nggak pernah ada perasaan lebih ke dia?" Pernyataan Bromo berhasil memojokkan Sea.

Anggota Geng Ollux lainnya lebih mendekat ke Sea, menunggu jawaban oleh cewek itu.

"Di-dia bukan tipe cowok gue."

"Masa?!" tanya mereka bersamaan.

"Lagi-pula dia udah punya pacar. Kenapa gue harus su-suka sama Lankaa?"

Bromo menghela napas. Sudah sangat terlihat bahwa Sea berusaha menyembunyikan hal itu. Namun, ia mengerti Sea tidak mau semua orang tahu, jadi pembahasan harus diganti.

"Eh, besok pagi-pagi lo semua pada harus datang. Kita bantu Mpok Belle bawa gorengan, biar kita bisa dapat gorengan gratis!"

Mendengar itu, para anggota Geng Ollux angkatan 21 bersorak antusias. Kesempatan yang harus diambil!

"Good! Jangan lupa bagi ke gue loh!" peringat Sea dengan jari telunjuknya yang menunjuk-tunjuk.

Semua tatapan teralihkan pada Raka. Terlihat, Raka sibuk memberikan tinta pada buku tulisnya. Pantas daritadi cowok itu tidak mengeluarkan bunyi, ternyata sedang bergulat dengan buku. Raka adalah salah satu member OLLUX berwatak kutu buku, tapi jangan mengira dia jarang bicara. Jika sudah Raka sudah mengeluarkan suara, berarti dunia siaga satu.

"Ka, rajinnya download di mana sih?" tanya Bromo dengan santai.

"Gue baru ngelirik angka dikit aja, langsung guling-guling," kata Sea menatap lesu Raka yaang tetap fokus. "Pengin jadi Raka deh gue."

Jengjeng tertawa dengan nada meremehkan. "Gue sih nggak minat jadi Raka."

"Kenapa?" tanya mereka bersamaan.

"Walau rajin belajar, nggak pernah pintar-pintar si Raka, ahahaha!"

Sebagian anggota mengangguk, menyetujui perkataan Jengjeng. Raka memang rajin belajar, tapi tidak pernah menjadi siswa cerdas di kelas.

Aku di Sini, Se!Where stories live. Discover now