9. Ladang Bunga

1.1K 225 22
                                    

Hari ini aku hanya bisa bermalas-malasan dirumah. Tak tau harus melakukan apa. Kak Heeseung belum pulang dari sekolah.

Hufftt
"Membosankan. Tidak ada teman dirumah. Tak bisa bertemu kak Sunghoon juga." Gerutuku sembari memakan cemilan.

Ting tong
Bunyi bel rumahku menggema. Astaga siapa yang bertamu siang bolong begini?

Para maid sedang sibuk di dapur dan membersihkan rumah. Jadi terpaksa aku harus membukakan pintu. Lagipula aku juga ingin mencoba menggerakkan kakiku.

Apa kak Sunghoon menjengukku? Ya pasti itu kak Sunghoon. Begitulah pikirku.

Saat pintu terbuka. Tanpa pikir panjang. Aku langsung memeluk seseorang yang kupikir kak Sunghoon.

"Aku merindukanmu." Ucapku dan semakin mempererat pelukan.

Kurasakan sebuah tangan mengelus punggungku. Membalas pelukanku tak kalah erat juga.

Lama aku memeluknya. Sampai aku menyadari aroma parfum seseorang yang kupikir kak Sunghoon ini berbeda dengan aroma kak Sunghoon biasanya.

Apa kak Sunghoon memakai parfum yang berbeda? Atau jangan-jangan....

Aku pun melepaskan pelukan. Ingin mengetahui siapa orang didepanku ini. Sesaat aku tertegun saat mengetahui orang yang kupeluk erat tadi.

"Kak Jay?" Pekikku terkejut.

"Iya kenapa? Bukankah kau merindukanku hmm?" Kak Jay terkekeh. Sementara aku masih ngelag.

"Aku kemari untuk menjengukmu. Apa kau tak akan menyuruhku masuk?" Suaranya membuatku tersadar.

"A-ah silahkan masuk kak Jay. Maafkan aku karena sudah lancang memelukmu tadi." Pipiku memanas.

"Tidak apa-apa." Ucapnya.

Pandanganku kini tertuju pada sebuah kantung yang dibawa kak Jay.

"Itu apa kak Jay?" Tanyaku penasaran.

"Oh ini. Aku membawakan cupcake untukmu. Bukankah menjenguk seseorang harus membawakan sesuatu?"

"Seharusnya kakak tak perlu repot-repot seperti itu. Aku hanya keseleo."

Kami mulai berjalan menuju sofa ruang tamu. Dengan kak Jay yang membantuku berjalan.

"Oh iya kak Jay. Kan seharusnya kakak masih ada di sekolah. Kak Heeseung saja belum pulang. Atau jangan-jangan kakak membolos yah?" Tanyaku sambil menyipitkan mata. Mencoba menginterogasi.

"Ahaha kau ini, aku tidak bolos. Kakakmu masih ada rapat di ruang OSIS. Dan ia menyuruhku untuk menjengukmu." Ia mengusak rambutku gemas.

"Begitu yah. Tunggu sebentar yah kak. Aku akan membawakan minum untukmu." Aku mulai beranjak dari sofa. Namun kak Jay malah menahan tanganku.

"Ada apa kak Jay?"

"Kau disini saja. Bukankah Heeseung sudah berpesan agar kau tidak banyak bergerak?" Ucapnya dan mendudukkan diriku disebelahnya.

"Ok ok. Aku tak akan banyak bergerak. Tapi bolehkah aku memakan cupcake yang kau bawa?" Ujarku seraya menunjuk kantung kertas yang terletak di atas meja.

"Silahkan. Aku membeli cupcake itu untukmu. Jadi makanlah." Kak Jay meraih kantung berisi cupcake itu, membukanya dan memberikan sebuah cupcake untukku.

"Heeseung mengatakan padaku jika kau sangat menyukai cupcake." Ucapnya sambil mencubiti pipiku yang menggembung karena memakan cupcake.

"Kak Jay, coba buka mulutmu! Kau juga harus merasakan makanan enak ini." Suruhku. Ia hanya menuruti.

ᴅᴀʀᴇ || ᴘᴀʀᴋ ꜱᴜɴɢʜᴏᴏɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang