Bagian 21 : Dikeluarkan?

Start from the beginning
                                    

"Yaelah, Ken. Masih aja lo kasian sama tuh orang, udah sih biarin aja. Gue tuh ngelakuin itu biar dia sadar kalo lawan dia tuh ga main-main."

"Ya tapi ga gitu juga, The. Gimana kalo sampe mama sama papa tau, terus mereka sampe syok?" Ken masih ketus.

"Itu setimpal sama apa yang lo dapetin, Ken. Lo ga ngelakuin salah aja diusir sama mereka. Bahkan itu aja belum cukup untuk Andrew, itu masih permulaan doang. Udah, mulai saat ini lo berenti mikirin dia."

Ken tidak bisa berkutik, ia tidak jago kalau berdebat dengan Thea. Tapi dipikir-pikir, apa yang dibilang Thea ada benarnya juga. Buat apa masih memikirkan mereka? Yang ada cuma rasa sakit yang diterima Ken bila masih memikirkan keluarganya.

***

Andrew terbangun dan betapa terkejutnya dia ketika ia berada di kamar hotel sendirian dengan tubuhnya yang ditutupi selimut.

"Kenapa gue bisa ada di hotel dah? Emang kemarin gue nyewa hotel ya?" ucap Andrew karna ia tidak sadar dan tidak mengetahui apa-apa tentang semalam.

Ia hanya mengingat, pulang sekolah ia dibawa seseorang ke dalam mobil. Lalu setelah itu ia tidak mengingat apa-apa.

"Ah, mungkin emang benar kali gue nyewa hotel ini. Kemarin kan juga gue capek banget."

Shit! Andrew menyadari ketika melihat jam dan balkon hotel nya ketika hari sudah mulai siang. Ia memutuskan untuk pergi ke sekolah.

"Bodoamat, telat juga," batin Andrew.

Ia segera beranjak dari ranjang hotel dan segera memakai kaus oblong putih dengan bermodalkan jaket kulit hitam yang ia bawa semalam.

Mau ke rumah orang tua nya juga ia tidak sempat. Pikirnya. Akhirnya Andrew memutuskan hanya memakai baju dengan jaket ke sekolah.

"Gausah mandi juga gue udah ganteng," ucapnya percaya diri ketika ia bercermin sebentar sebelum berangkat.

Hahaha, mungkin ia masih merasa mempesona, tapi nanti begitu sampai ke sekolah, mungkin ia akan dianggap sampah.

Keberaniannya untuk memutuskan pergi ke sekolah benar-benar luar biasa.

***

Mereka berdua sudah sampai di pekarangan sekolah, Ken menyuruh Thea untuk turun duluan dan dia memarkirkan mobilnya. Mereka berjalan beriringan ke kantin untuk sarapan.

"Eh, lo udah tau belum yang foto Andrew viral itu?"

"Iya, udah tau gue. Gila sih, masih ga nyangka banget."

"Sumpah ya, kenapa bisa-bisanya gue dulu sempet suka sama dia. Ganteng doang, tapi kelakuannya kaya gitu."

Ken yang mendengar obrolan teman-teman sekolahnya pura-pura menulikan telinganya, ia berusaha untuk tidak memperdulikan Abangnya itu. Berbanding terbalik dengan Thea, ia malah senang karena rencananya berhasil dan ia pun tersenyum miring.

Saat sampai di kantin, mereka berdua mencari tempat duduk dan Thea segera memesankan makanan. Suasana kantin pagi ini sangat ramai, ditambah karena berita viral Andrew yang menambah lagi keramaian di kantin ini.

Andrew baru tiba di sekolah saat 10 menit lagi bel sekolah berbunyi, ia mengebut bagai orang kalang kabut tadi. Oleh karena itu, ia bisa langsung sampai ke sekolah dalam hitungan menit.

Dengan tampang nya yang seakan-akan tidak ada salah satupun, ia langsung menuju ke arah kantin. Karna teringat, ia belum makan apa-apa sejak semalam.

Tiba-tiba, semua orang yang ada di kantin ricuh saat ada seorang siswa yang masuk ke kantin. Ya, ia adalah Andrew. Hinaan, cacian, dan semua ucapan yang tidak pantas pun Andrew dapatkan.

Devil PsychoWhere stories live. Discover now