ARK-NINE

95 12 9
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 AKU PRODUK GAGAL

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


 AKU PRODUK GAGAL. Aku tidak melebih-lebihkan, apalagi mendramatisir keadaan. Karena memang seperti itulah kenyataannya.

Pada masa-masa yang menyakitkan berbagai pemikiran akan menghantui kepalaku. Salah satunya adalah pertanyaan tentang apa yang sudah aku lakukan? Entah itu sebagai kaum Wondra atau sebagai Engine selama aku hidup. Satu hal kecil saja yang membuat orang lain bahagia.

Jawabannya terkadang menghiburku, tapi lebih sering aku menyadari bahwa jawaban itu hanya harapan kosong. Yang kuberikan pada dunia, serta semua orang di sekelilingku hanya berupa kekosongan belaka. Janji-janji palsu.

Namun jauh di dalam lubuk hatiku, aku tahu bukan aku seorang saja yang memberi ketiadaan. Apa yang terjadi padaku bukan sepenuhnya salahku. Kegagalan demi kegagalan yang menimpaku bukan hanya karena tekanan dari luar saja, tapi juga dari dalam. Apa yang ingin kulakukan selalu dianggap remeh oleh orang-orang yang mengaku cukup tahu dan telah mengenal lama diriku, sementara apa yang tak bisa kulakukan dianggap akan menjadi pembawa keberuntungan bagiku--bagi hidupku.

Padahal tidak benar begitu. Padahal harapan yang berlebihan dan meracuni itu hanya membuatku jatuh kian dalam.

Ketidakmampuan itu berujung pada kegagalan tiada akhir, yang segera saja menjadi boomerang bagi seorang anak kaum Wondra sepertiku. Boomerang yang kemudian di mata orang lain dilihat sebagai sebentuk kegagalan. Kegagalan yang tak bisa ditoleransi oleh kaum Wondra. Terutama kedua orangtuaku. Akan tetapi mereka tak pernah tahu bahwa aku juga kecewa akan diriku sendiri. Aku juga merasa jijik pada diriku.

Bagaimana mungkin mereka tahu hal itu, tahu rasa bersalahku lebih besar dan membebani daripada kegagalan--kegagalan kecil yang mereka gasak--yang ibuku coba peras dariku. Mustahil mereka tahu. Tak ada yang pernah bertanya atau peduli akan perasaanku. Yang mereka tahu, yang mereka inginkan hanya menjaga citra.

Supaya terlihat perkasa di mata orang luar, kita mesti mendapatkan apa yang tak bisa orang lain dapatkan. Tak peduli seberapa sakit hati serta pikiranku nantinya.

The Path of Shadows [On Going]Where stories live. Discover now