ARK-ACHT

103 14 6
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AKU TERUS MENYUNGGINGKAN SENYUM, meski harus berdiri berdampingan dengan Midas selagi menunggu Jaymes selesai dengan urusannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AKU TERUS MENYUNGGINGKAN SENYUM, meski harus berdiri berdampingan dengan Midas selagi menunggu Jaymes selesai dengan urusannya.

Aku tak pernah lupa jika hari ini adalah hari biasa di mana Jaymes akan datang sendiri ke rumah seorang Dumber--sebutan yang biasa kami gunakan untuk menjuluki seseorang dari pemerintahan yang menggunakan jasa kami untuk kepentingan pribadi. Entah itu untuk urusan bisnis kotor, atau membantu dengan menjadi penyokong demi menanjakkan kedudukan mereka di pemerintahan.

Tentu saja kami bekerja dari balik layar. Bukan hanya karena lebih aman, tapi juga karena status Jaymes sebagai mantan buronan tidak memungkinkan kami untuk unjuk gigi.

Lagipula Jaymes selalu berpendapat menjadi terkenal itu sama sekali tidak menyenangkan. Ada banyak alasan di balik keengganan Jaymes. Salah satunya, menjadi terkenal berarti kau tidak akan pernah punya keleluasaan untuk bergerak dengan menghalalkan segala cara. Kalau dia berpendapat demikian, aku takkan pernah membantah, apalagi coba-coba untuk merubah pemikirannya. Jaymes pun tahu aku takkan melakukannya.

Selama bertahun-tahun bekerja dengan Jaymes, aku tidak pernah mengecewakan, malah performa kerjaku paling bagus di antara Echoes yang lain. Echoes adalah orang-orang yang direkrut Jaymes untuk menjadi pencuri Traumblaze yang handal.

Setidak-tidaknya begitu sampai Midas datang, dia mengambil posisiku sebagai Echoes nomor satu paling handal. Di masa depan nanti jangan-jangan kalau kubiarkan barangkali Clearesta juga akan melakukan hal yang sama. Menggeser posisiku sehingga aku benar-benar hanya seonggok kulit tanpa tulang. Lemah, lembek, tak lagi berguna.

Amit-amit. Pokoknya jangan sampai. Aku menelusuri keberadaan kandelir yang indah di lorong sini, memendarkan cahaya emas kemilau ke seisi lorong. Kediaman perempuan Wondra selalu seperti itu. Memilih gaya abad pertengahan sebagai ciri khas rumah mereka. Namun tidak semua perempuan kaum Wondra memilih gaya abad pertengahan. Masih ada beberapa yang mempertahankan kemodernan serta kecanggihan dunia sekarang. Tidak menyia-nyiakannya.

Aku mengerjap saat seorang gadis lewat. Salah satu pegawai di sini aku rasa. Menelisik dari pakaian yang dia kenakan, serta pin penanda pada kerah bajunya.

The Path of Shadows [On Going]Where stories live. Discover now