NAYLA - 35

2.6K 256 14
                                    

"Aku benci cara semesta mempertemukan kita, ia membuatku jatuh cinta. Kepadamu, seseorang yang tak memiliki perasaan yang sama."

_Nayla Shaquille Assadiq

Devano kebingungan mencari-cari keberadaan Nayla. Tidak tahu dimana perempuan itu sekarang. Dari tadi pagi, ia mendapat raporan dari kepala sekolah jika guru-guru yang mengajar di kelas Nayla tidak melihat perempuan itu masuk kelas.

Devano khawatir apalagi ketika ia mencoba mencari Nayla di rooftop namun cewek itu tak ada.

"Lo udah cek kolam renang sekolah?" Suara Alvaro mengagetkannya.

Devano menoleh, menggeleng pelan. "Kita cek kesana, sekarang."

Mereka berdua melangkahkan kaki mereka menuju kolam renang sekolah. Devano tak mampu berpikir jernih, takut jika terjadi apa-apa pada perempuan itu.

Ketika mereka sampai, bagai lupa caranya bernafas Devano menegang ditempatnya ketika melihat tubuh Nayla terapung di atas kolam renang. Tubuhnya lemas, dengan sisa tenaganya ia meloncat, menarik tangan Nayla yang terlihat pucat sampai wajah perempuan itu.

Meletakkannya di pinggiran kolam, Devano mengatur napasnya yang tak beraturan. Menatap wajah Nayla yang ada di pangkuannya.

"Dev, lo tenangin diri dulu." Alvaro menepuk pundak Devano, memberinya semangat. "Nanti, kita bawa Nayla ke rumah sakit."

"Wajah Nayla kelihatan damai banget," Devano mengamati wajah pucat Nayla yang malah terlihat damai. "Gue benci liatnya, Roo."

Sesak sekali, seperti ada yang menghimpir dada cowok itu. Ketika melihat wajah Nayla yang terlihat damai, membuatnya takut. Takut jika cewek itu benar-benar pergi meninggalkannya.

Beberapa teman-teman Devano datang, bahkan juga ada Bara dan anak Galasta yang lain. Mereka berkumpul.

Seakan tidak memberi ruang untuk Devano, Bara menggeser posisinya memindahkan kepala Nayla ke pangkuan cowok itu. Menepuk-nepuk pipi Nayla, mencoba membuat perempuan itu sadar.

Namun usahanya tak juga berhasil. Devano hanya diam memperhatikan, terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.

"Woy siapin mobil, kita harus ke rumah sakit sekarang!" Bara berteriak.

"Lo bisa bawa mobil gue," Devano bersuara, untunglah tadi pagi ia memutuskan untuk membawa mobil. "Bawa Nayla ke rumah sakit sekarang."

Bara menoleh, "Lo juga harus ikut. Gue yakin Nayla juga butuh lo di sana."

Entah angin apa, Bara tiba-tiba baik kepadanya. Namun ia bersyukur karena cowok itu mengizinkannya.

Devano mengangguk, membiarkan Bara menggendong tubuh Nayla. Mereka semua pergi dari sana dan menuju rumah sakit secepatnya.

°°°°°°

Kelopak mata itu perlahan terbuka, ia memalingkan muka ketika indra penciumannya mencium bau obat yang membuatnya pusing. Dari dulu, ia benci obat.

"Puas bikin gue jantungan karena denger lo pingsan gara-gara lo nenggelamin diri lo di kolam renang?"

Suara itu, Nayla mengenalnya. Ia menoleh, melihat Jevan yang berdiri tak jauh darinya.

Bibirnya terasa kelu, Nayla tak mampu mengucapkan satu kata pun. Ia tersenyum hambar, hatinya terus saja berdenyut sakit. Entah sampai kapan.

"Bisa nggak sih sehari aja, lo bikin hidup gue tenang? Bisa lo lebih dewasa dikit? Jangan setiap hal selalu lo lampiaskan ke hal yang nyakitin diri lo sendiri. Lo bikin repot gue!" Tanpa sadar Jevan meninggikan suaranya.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang