Chapter 33

31.2K 4.8K 56
                                    

Chapter 33 – Terlalu berharap lebih.

**

"Kak Keano gak inget saya?"

Setelah Naya menanyakan hal itu pada Keano, orang-orang gaduh membicarakan maksud dari pertanyaan Naya barusan. Semua orang menatap Naya bertanya-tanya, termasuk Pica yang masih terkaget-kaget.

Naya menelan ludahnya susah payah, ketika Keano menatapnya penuh tanya. Cowok itu sepertinya sedang berusaha mengingat-ingat sosok Naya ini.

"Saya gak inget," ujar Keano.

Jantung Naya rasanya dihantam jutaan batu yang beratnya berpuluh-puluh ton. Berat dan sakit sekali.

"Tapi sepertinya saya pernah ketemu kamu sebelumnya, tapi dimana?" sambung Keano yang semakin memancing kegaduhan di bawah sana.

Luisa mendekati Keano, "Keano udah gak usah diterusin, nanti kalau ada berita yang aneh-aneh gimana?" bisik Luisa.

"Sa-saya....."

"WOY ADA KEBAKARAN DI LAB!!" seseorang berteriak dari arah lorong sambil menunjuk-nunjuk ruangan laboratorium yang kebakaran. Semua perhatian kini tertuju pada kebakaran itu, sebagian orang langsung pergi melihat lokasi kejadian.

"Kita pergi dari sini!" ajak Luisa memaksa Keano turun dari panggung.

"Tu-tunggu tapi dia belum selesai ngomong," Keano menatap Naya yang mematung.

"Udah ayo!" potong Luisa cepat. "Sam, Cleo, ayo pergi dari sini!" Samuel dan Cleo mengangguk lalu mengikuti Luisa.

Bodyguard yang menunggu di bawah dengan sigap melindungi mereka. Keano yang masih penasaran akan sosok Naya, menoleh ke belakang sebentar. Gadis bernama Naya itu masih diam di tempat. Menatap kepergiannya dengan ekspresi yang sulit untuk Keano jelaskan. Keano masih penasaran dengan jawaban Naya. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padanya.

Luisa membawa Keano masuk ke dalam mobil mereka. Dia tidak peduli dengan acara itu, yang terpenting sekarang adalah membawa Keano pergi jauh-jauh dari Naya. Jangan sampai mereka bertemu lagi. "Jalan, Pak." titah Luisa pada supir.

"Siap,"

Mobil lantas melesat keluar dari parkiran SMA Gemilang. Nampak beberapa fans terlihat kecewa dengan kepergian sang idola yang begitu saja, mereka mencoba mengejar mobil SKY namun kecepatan mereka kalah telak dan akhirnya menyerah.

"Kenapa sih kita harus pergi gitu aja?" tanya Keano jengkel. "Tadi kan--"

"Apa?" potong Luisa cepat. "Karena si Naya itu?"

"Bukan cuma itu, tapi kita di sana kan lagi manggung, masa pergi gitu aja tanpa pamit? Gak etis, kan? Lagian gue juga penasaran sama jawaban cewek itu, gue kayak kenal gitu sama dia. Emang salah kalau tanya siapa dia?" balas Keano.

Luisa tersenyum sinis. Dia menyibakkan rambutnya ke belakang. "Dia itu cewek yang kita bully di SMP, yang dulu kamu suruh ini itu. Yang dulu kamu suruh beli makanan terus jatoh ke pentok keramik dan akhirnya di bawa ke rumah sakit. Lupa? Kalau aku gak bawa kalian semua dari sana, bisa-bisa si Naya itu bocorin masalah ini ke semua orang. Bisa ancur karier kita!"

IDOL GHOST [SELESAI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin