24 || Lingga dan Lutut

Start from the beginning
                                    

Lingga menatap bingung kakaknya, apa yang salah?. Sehingga Bara terlihat tampak begitu emosi.

"Kak Bara, kenapa?" Tanya Lingga seraya menyentuh pundak kakak pertamanya itu.

Bara menggeleng "Bukan gue, tapi Lo Lingga!"

Lingga mengerutkan keningnya tidak paham, tapi kemudian tiba-tiba Bara mengambil tangan Lingga di pundaknya menggenggamnya dan berlutut.  Lingga memekik panik.

"Kak kotor!!!"

Lingga menarik Bara supaya berdiri kembali, tapi Bara tetap bersikeras untuk tetap pada posisinya.

"Lingga gue pernah bilang sama Lo. Kalo gue ini Abang Lo, inget kan?"

Lingga menghentikan pergerakannya,  mengangkat wajahnya supaya dapat melihat jelas Bara dan menemukan gurat sedih tampak jelas dimatanya. Lingga langsung mengangguk.

"Iya Lingga inget, Kakak ini kenapa? Jangan begini kak nanti kotor! Ayo bangun"

Bara sekali lagi menggeleng tetap mempertahankan posisinya "Gue minta maaf.."

Lingga merendahkan setengah badannya "Gak bakal dimaapin, kalo Kakak gak bangun" Membuat Bara tersentak kemudian buru-buru bangkit dan berdiri.

Lingga tersenyum puas melihat respon kakaknya Bara polos sekali.

"Tapi kan Lo belum tau, apa yang  gue omongin"

Lingga tertawa kecil membuat Bara tertegun, Bara tidak pernah melihat Lingga tertawa seperti ini. Tapi buru-buru ia menyadarkan diri ada yang lebih penting.

"Lo gak tau kan?!"

"Ya enggak lah kak, kakak ngomong ajah belum" Bara mendesah membuat Lingga berhenti tertawa.

"Jadi soal apa kak?"

Bara memutar matanya gelisah, sedikit malu mengatakan ini. Tapi sudah kepalang basah dan Lingga juga sudah menunggunya. Bara pun memberanikan diri menatap wajah Lingga "Gue minta maaf soal ngebiarin Lo jalan kaki dan kena hukuman. Waktu itu gue bener-bener jahat. Tolong maapin gue..." Akunya dalam satu tarikan nafas .

Lingga mengulas senyum dia kira apa, ternyata saat dirinya pertama kali kesini.

Lingga mengangkat tangannya yang bebas menumpuknya di tangan Bara yang sedari tadi menggenggam tangannya. Dengan lembut Lingga menepuk tangan besar itu.

"Gak apa-apa kak, dulu kan kita belum terlalu kenal."

"Tapi gue jahat banget waktu itu!"

"Enggak juga, biasa ajah kok"

Bara berdecak kesal, "Lagian kenapa sih gak naik angkot ajah! Nyusahin diri sendiri!"

"Kan Lingga gak tau arah angkot mana yang ke arah sekolah" ucapnya jujur, karena memang benar jalan dari rumah ke sekolahnya itu banyak jalan dan lebih mudah mengenal jalan ke sekolah dengan berjalan kaki ketimbang mengenal angkot mana yang membawanya ke arah sekolah.

"Kenapa gak nanya ke gue!"

"Kan waktu itu, baru nyamperin juga langsung ditinggal"

Mendengar itu Bara langsung manggut-manggut.

"Benar juga, Tapi pokoknya tetap ajah mulai sekarang kalo ada apa-apa Lo harus bilang ke gue! Dan ini yang terakhirnya gue denger dari orang lain tentang Lo!"

Lingga mengangkat alisnya,

"Emang kakak denger dari siapa?"




__________

Teruntuk para pembaca Lingga yang setia, yang mempertanyakan kenapa Lingga selalu sedikit dialog nya dan selalu nongolnya di penjelasan tokoh samping.

Karena memang itu konsepnya. Lingga itu bukan hanya tentang dirinya. Tapi juga bagaimana orang-orang disekilingnya melibatkan Lingga dalam lingkarannya. Seperti arc bagian Iky yang dijelaskan Lingga juga ikut terlibat bukan hanya secara fisik tapi secara emosi Lingga juga ikut andil, Jika para pembaca ada yang sadar pada bagian dimana Iky membanting botol dan mengambil bagian kaca, saat itu Iky sudah menyerah sampai dia mengingat Lingga dan akhirnya menangis. Saya pikir disitu sudah cukup jelas sebesar apa pengaruh Lingga pada Iky.

Lalu juga saya tidak akan mengatakan Jika Iky dkk termasuk ke dalam bagian Tokoh yang selalu nongol karena mungkin sewaktu-waktu saya tidak akan memperlibatkan mereka dan hanya fokus pada pembangunan chemistry antara Lingga dan saudaranya. Rumah Lingga dibaratkan adalah lautan dan Lingga sendiri adalah perahunya sedangkan cerita tokoh lain adalah dermaga dimana Lingga menumpang singgah.

Dan jika pembaca merasa tidak puas dengan cerita dan konsep yang saya buat, kalian bisa meninggalkan cerita ini.

Sekian dan terimakasih

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now