4. Mbak Istri Pov : Masa Dicium Suami Aja Nggak Mau?!

1.5K 59 10
                                    

Sorry Typo

Dan..

Selamat 📖
___________________________

Aku menangis terisak-isak diatas kasur sambil menutupi tubuhku dengan selimut.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan dia--maksudku Suamiku, yang tadi mengatakan bahwa dia bernama Antasena Aruputra--dengan tubuh telanjang dibagian atasnya. Sementara tubuh bagian bawahnya hanya memakai celana boxer yang tidak terlalu ketat, dalam artian longgar.

Dia mendesah resah saat menatapku, dia berjalan menghampiriku dan duduk disampingku. Tangannya terulur ingin menggapai pipiku, tapi aku malah memalingkan wajahku kesamping. Tidak sengaja juga mataku melihat jam yang menunjukkan pukul 10 malam.

"Anisa?" panggilnya. Tapi Aku acuh, masih asik dengan tangisanku. Masalahnya tangisanku ini juga tidak mau berhenti. Rasanya tenggorokanku, sakit sekali.

"Nisa.." Kali ini dia berhasil menggapai daguku dan menaikkan wajahku menatapnya.

Dia terkekeh, "Nisa? Saya ini suami kamu lo, Saya nggak ada niatan mau perkosa kamu." bisiknya lembut. Namun bukannya tenang aku malah semakin keras menangis, sambil menggeleng lemah. Kenapa aku jadi cengeng sekali sih??!!

Dia menarik selimut yang masih setia aku tahan dan genggam dengan erat. Namun apalah dayaku, yang sedang dalam mode lemah ini. Selimut itu berhasil disingkap dan menampilkan tubuh gempalku dengan pakaian minim berlobang-lobang berwarna hitam.

Sumpah ini bukan milikku! Tadi Pak tua ini yang memaksaku memakainya. Dia bilang ini baju sexy, dan aku akan sangat cocok jika memakainya. Apanya yang sexy coba? Malah Mirip,---Mirip Pengemis!

Mata Bapak tua ini, terus saja menatap tubuhku, seperti aku ini sebuah Donat dengan berbagai macam toping yang begitu lezat dan menggoda untuk dilahap. Ingin rasanya aku mencolok matanya dengan obeng.

Yang jadi Masalahnya obengnya yang tidak ada!

Aku berteriak histeris, saat dengan menyebalkannya dia menarik dan mengangkat tubuhku untuk didudukkan diatas pangkuannya.

Aku semakin gugup. Hatiku terus menggerutu. Dasar Pria Tua pemaksa!.

"Sstt.. Jangan nangis dong." katanya, sambil tangannya menghapus air mataku. "Tapi, Lucu juga." kekehnya.

"Pak--"

"Tck! Anisa. Panggil saya Mas Sena." aku menggeleng keras. Tidak mau. Ogah! Iiuuwhh!

"Anisaa.."

Aku memejamkan mataku. Dan membukanya. "Sa-say-ya nggak bisa. Be-lum terbi-asa." kataku, dengan dengan sedikit sesegukan.

"Kalau begitu, ayo dibiasakan.."

"Pel-lan-pelan dong Pak!"

Dia tersenyum padaku. Tapi juga mengangguk. Tangannya sibuk mengelus rambut ku yang hanya sebatas bahu. Aku mendongak menatapnya. Ya, sependek itu aku, walau aku berada dalam pangkuannya. "Manis." bisikknya, lembut.

Apa itu sudah termasuk sebuah godaan? Aku meneguk ludahku.

Cup!

Dia mengecup keningku lama. Aku sampai terhanyut. Dengan pelan dia membaringkan tubuhku dan tubuhnya. Aku semakin gugup, bahkan aku masih terisak, walau itu terdengar lirih.

Bisa aku rasakan sentuhan bibirnya sampai ditelingaku. Aku menahan nafas karenanya.

"Ayo Tidur." bisiknya, lembut. Reflek aku membuka mata, dan menatapnya. Dia tersenyum padaku. Aku tahu dia bergairah, karena matanya tampak berkabut. Ada Sedikit rasa menyesal juga, karena aku menolaknya. Tapi--Mau bagaimana lagi? Aku sendiri masih belum siap.

Mas Suami VS Mbak IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang