PERTEMUAN DIRENCANAKAN TUHAN

Start from the beginning
                                    

“Permainannya adalah, teman yang di depan memindahkan karet gelang dengan pipet, yaitu dengan cara setiap siswa menggigit pipet, lalu dari lubang karet gelang itulah pipet dimasukan hingga berpindah kepada teman satu tim hingga paling belakang. Kelompok siapa yang paling cepat memindahkan karet gelang ke belakang, maka ia yang boleh istirahat,” jelas Rasyid sambil berjalan bolak-balik di depan seluruh siswa baru.

Semua kelompok mulai berbaris teratur sesuai tim masing-masing. Lapangan terlihat sangat kotor bekas permainan sebelumnya yang telah terlewatkan oleh kelompok bintang. Kali ini mereka terlihat semangat untuk memulai permainannya.

“Semua siap? Berbaris dengan rapi,” Ucap Suci semangat untuk memulai permainan harus dengan suara yang lantang.

“Pritt.... mulai! Reno menyambungnya.

Peluit Reno menandakan permainan dimulai.

Mia sebagai star awal pembawa karet pertama, dilajutkan Ramadhan lalu ke Rafizky disambung lagi Renjana. Saat awal permainan tampak berjalan lancar. Tiba Rafizky mendapatkkan karet gelang tetapi tersangkut di pipet yang digigitnya, Renjana pun inisiatif membantunya merain pundak Rafizky agar lebih mudah untuk memindahkannya. Laki-laki itu semakin dekat, membuat Renjana dapat menatap bola mata coklat Rafizky yang banyak dikagumi para wanita di sekolah. Tidak terkecuali Renjana merasa perasaannya semakin tidak karuan saat menatap mata itu.

Aduh, ayo Renjana fokus. Jangan salfok dengan matanya.

Setelah memindahkan karet gelang dari mulut ke mulut. Renjana berteriak kegirangan saat mendengar bahwa kelompok mereka lebih cepat menyelesaikan game-nya. Rasyid seolah tersentak mendengar teriakan cempreng yang menghebohkan itu. Ternyata gadis yang ditolongnya tadi. Teringat kejadian beberapa jam yang lalu, dalam hatinya merasa menyesal mengapa ia bisa melepaskan tangannya dari pinggang Renjana. Sehingga membuat gadis itu terjatuh dan pergi menghilang tanpa pengucapan maaf sedikitpun.
Saat Renjana berhasil menangkap tatapan mata dari Rasyid, laki-laki itu malah memalingkan wajahnya lalu pergi meninggalkan lapangan entah mau pergi kemana.

Renjana berusaha mencari ke kanan, ke kiri juga tetap tidak ditemukannya. Kini Renjana dan teman satu timnya bisa beristirahat dengan tenang. Setiba di kantin Renjana langsung saja memesan dua teh botol dingin sekaligus. Sedangkan temannya hanya satu-satu botol saja. Tanpa memikir waktu lama sekejap saja gadis itu sudah menghabiskannya dengan bersih. Teman-temannya terperangak melihat tingkah gadis itu.

“Gila ini cewek rakus amat,” ucap Rafizky.

“Yee, namanya juga harus,” balas Renjana.

“Sepertinya teh botol yang kamu minum itu bocor Renjana,” Sindir Ramadhan sambil mengangkat ke atas untuk mengecek botol yang sudah tak ada berisi sedikitpun.

“Ya ampun Janah. Kamu doyan atau suka?” Tanya receh Mia.

“Sama aja kale,” sambung Rafizky kezal.

“Hehe..” balas Renjana tawa seadanya dengan sedikit tenaganya yang masih tersisa.

Padahal namanya sudah diubah oleh temannya sendiri menjadi Janah. Tetapi karena tenaga sudah terkuras habis dari membersihkan wc lanjut bermain game ia tidak bisa melawannya.

Pasrah aja dah lagi capek juga.
Nama sudah bagus dikasih orangtua gue Renjana Anjelia diubah menjadi Janah. Dasar! untung teman kalau gak dah di semekdon.

Rela Atas KepergianWhere stories live. Discover now