Honorary Horton

11.5K 87 7
                                    

Allison mematut tubuhnya di depan cermin dengan setiap ketelitian menatap bayangannya yang sempurna. Rambut coklat bergelombang panjang mencapai punggungnya yang rapi dan terarah, terawat. Tubuh kecil mungil pendek yang membuat wajah imutnya terlihat lebih muda dari umurnya yang sebenarnya. Sepasang mata coklat cerah yang besar dengan hidung kecil dan bibir tipis basah berwarna pink segar rapi. Wangi tubuh sabun mahal yang harganya bisa digunakan orang biasa untuk makan sebulan di restoran mahal.

"Apa stephen datang?" Matanya menangkap mata laki-laki paruh baya yang setia berdiri beberapa meter di belakangnya.

Tubuhnya menunduk kecil, "maaf nona muda. Saya kurang tau. Tuan muda masih belum menghubungi rumah"

"Aku mengerti" matanya menandang badannya sebelum bergabung teman-temannya yang sudah berkumpul di aula. Entah apa pengumuman untuk siswa baru sepertinya, tapi tidak. Semua siswa ada di sana dengan garis angkatan di bahu kanan mereka terjahit rapi pada jas biru gelap yang mereka kenakan.

   ---
Kakinya melangkah naik menuju podium, tempat duduknya disana bersama 5 gadis seumuran dengannya yang tersenyum balik, teman yg sudah mengenalnya bahkan saat lahir. Allison duduk di tengah, pada baris pertama diapit Jack dan Gie. Matanya menangkap beberapa anak yang berdiri lelah di aula memandangnya bertanya, siapa mereka.

"Selamat datang di sekolah prestige Horton University yang akan membimbing kalian ke masa depan yang lebih cerah. Saya wakil keapala abygail yang akan membantu kalian lebih mengenal sekolah kebanggaan kita semua ini" wakil kepala mulai berbicara sedang pandangan gadis itu tak tertarik, seakan duduk di atas podium bukan suatu kebanggaan.

"Ini memalukan" bisik Jack terusik dengan semua pasang mata yang melirik ke arah mereka. Tentu saja siapa tak heran menatap 6 orang gadis duduk di atas podium dengan kursi mewah sedangkan murid yang lain berdiri jengah berbaris rapi saling berjejalan.

Jack tertunduk dengan rambut panjangnya yang menutup sebagian wajah. Allison yang ada di sampingnya melihatnya mengerti. Mereka merasakan hal yang serupa. Tak pernah satu dari 6 gadis ini meminta perlakuan istimewa, bahkan memilih saja mereka tak diberi kesempatan. Kalau saja bisa, mereka lebih memilih bersekolah biasa, tak akan ada deskriminasi seperti ini hanya karena uangmu lebih banyak.

"Jadi, adakah yg ingin disampaikan? Mengenai lahan pribadi kalian disini?" Wakil kepala sekolah Abygail memandang gadis royal yang menjadi pusat semua orang, bisik bisik mulai terdengar lebih ramai.

Julle berdiri hingga bisikan sekitar senyap pelan pelan. Ditatapnya beberapa siswa dengan ramah.
"Aku mengizinkan hutan dikunjungi. Aku tak pernah meminta pihak keluarga untuk menutupnya. Hanya-" dia tersenyum kecil sebelum melanjutkan "tak ada sex liar disana setelah nanti dibuka" suara tawa agak keras mulai mencairkan suasana dingin di antara siswa.

"Aku juga tidak pernah melarang istal kuda dikunjungi. Aku hanya tidak ingin siapapun menyentuh Jasper. Selebihnya boleh dipergunakan. Pengecualian untuk rumah pohonku. Itu privasiku" lanjut Allison yang dihadiahi beberapa tepuk tangan untuknya.

"Maaf nona, apakah pihak keluarga tahu akan ini?"
"Itu properti pribadi. Keluarga tak mungkin ikut campur" lanjut Jack "bahkan keluargaku sekalipun. Itu hak milik Jullianne dan Allison"

Tepuk tangan silih berganti dihadiahkan pada mereka. Sebelumnya, tak ada yang pernah masuk area Ryan dan Danforth, sekolah menutupnya. Padahal area mereka ada di antara properti sekolah, namun seperti hanya sebuah pajangan tidak ada yang berani melawan. Siapa yang tak ingin mencoba buah stroberi dan anggur segar yang ada di dalam hutan Ryan? Dengan semua ketenangan dan pondok rimbun di tengah seperti desa kecil. Siapa yang tak ingin berlatih dengan 25 kuda yang ada di dalam istal Danforth dan lapangan berkudanya dengan fasilitas lengkap? Tahun ini tahun keberuntungan.

Young PrivilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang