Wanita berambut merah itu kira, ia akan memiliki kisah cinta terbaik disepanjang hidupnya. Namun apa daya? Permintaan kerajaan menghancurkan semua harapannya. Ia harus menikah dengan pangeran, membuat semua mimpinya pupus seketika. Ya, kisah dongeng...
"Semua orang bilang, mereka adalah Romeo dan Julliete dari istana utara"
Mata sembab wanita itu tidak bisa berbohong bahwa ia baru saja menangisi setumpuk kertas usang yang aromanya sudah mencerminkan betapa tua kertas-kertas tersebut. Ia menarik nafas panjang dan menghelanya dengan susah payah sembari menatap kedepan, tepatnya kepada dua pria paruh baya yang berusia tak jauh dibawahnya nan tengah menatapnya dengan tatapan bingung.
Jelas bingung, hari ini secara tiba-tiba mereka diminta menghadap ratu, dan begitu mereka tiba diruangan sakral ini, yang mereka dapati adalah kakak perempuan mereka yang tengah menangis seorang diri diruangan nan sunyi ini.
Ya, ratu yang dimaksud adalah kakak perempuan mereka yang tengah duduk diatas kursi singgasananya saat ini.
"Surat untuk kita, kalian harus membacanya"
Wanita dengan surai merah yang mulai dihiasi beberapa helai berwarna putih itu nampak memberikan sebuah surat yang dilipat khusus didalam sebuah amplop usang yang sudah terbuka kepada kedua adik laki-lakinya. Langsung saja pemberian sang ratu diterima oleh adiknya dan mereka membaca isi dari selembar kertas usang itu dengan seksama.
Surat itu adalah... pesan dari ibu mereka.
ooOoo
Untuk kesayangan Mama, Jeannete, Paul dan Jake.
Sebuah anugerah terindah dari Tuhan untuk memiliki kalian di hidup Mama. Terkadang Mama bertanya kepada Sang Maha Kuasa... siapa sih saya ini? Kenapa Dia memberikan Mama anak-anak yang begitu luar biasa seperti kalian bertiga? Jeanette Olivia Garson, Paulo Marcellio Garson dan Jake Hansen Garson.
Sayang... Mama tidak tahu kalian akan membaca surat ini ketika usia berapa. Bisa jadi saat kalian remaja? Saat kalian memiliki kekasih? Atau mungkin ketika kalian sudah dewasa nanti? Tapi Mama harap, surat ini akan sampai ditangan kalian nak. Kalau Mama tidak sempat mememberikan ini kepada kalian, mungkin Mama akan menitipkannya pada tante Rebecca.
Saat ini, Jeanette sudah berusia 7 tahun. ia adalah gadis cantik dan sangat pemberani seperti Papa. Jeanette sangat suka berkuda bersama Papa, dan Jeanette akan marah kalau Mama fokus mengurus Paul dirumah. Suatu hari nanti Jeanette akan menjadi ratu kan? Jeanette sudah berjanji kepada Mama untuk memimpin negara dengan sangat baik nanti. Wuah... Mama harap, umur Mama akan panjang hingga bisa melihat masa dimana kamu memegang tonggak itu nak.
Jika Janette berusia 7, maka Paul berusia 4 tahun. Surat ini ditulis tepat pada malam sesudah Mama menidurkan Paul dikamar. Paul anak Mama yang pintar, selalu menghapus air mata Mama, dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Paul... kamu adalah lentera dalam keluarga ini, dan teruslah menjadi lentera dimanapun kamu berada ya nak. Supaya dunia tahu, bukti malaikat berwujud manusia itu benar-benar ada padamu.
Terakhir, jagoan Mama yang baru membuka matanya melihat dunia ini, Jake. Kisah kita mungkin tidak akan sedalam kakak-kakakmu. Kamu mungkin tidak mengingat apapun tentang jalinan yang pernah terjadi antara kamu dan Mama. Tapi percayalah Jake, Mama akan selalu mengingat semuanya dengan baik di memori Mama sampai kapanpun itu.
Sampai titik ini, pasti kalian bingung kenapa Mama menulis surat untuk kalian. Tapi tugas Mama disini sudah selesai, Mama harus pergi. Ini bukan karena Mama tidak sayang dengan kalian, hanya saja... Mama memutuskan untuk menyayangi kalian dengan cara yang lain. Jadi, apabila suatu saat nanti kalian terbangun tanpa Mama disisi kalian, Mama harap surat ini sudah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi nak.
Ini memang sulit... Tapi inilah jalan hidup kita.
Tentang Papa... Mama juga bersyukur memiliki Papa di hidup Mama. Pria yang tengah tertidur disamping Mama saat ini adalah sosok yang harus kalian sayangi dan lindungi dimasa depan nanti. Dia memang terlihat kuat dan tidak terkalahkan, tapi sebenarnya... dia rapuh. Jadi, Mama boleh titip Papa ke kalian kan?
Kehidupan kerajaan ini sangat berat sayang... Kekeluargaan kalian jauh lebih berharga daripada mahkota dan singgasana. Jika kalian jatuh, bukan rakyat dan pemerintahan yang menopang kalian... tetapi saudara kalian sendiri. Pesan terakhir Mama untuk anak-anak Mama yang cantik dan tampan... teruslah berpegang tangan satu sama lain sampai kapan pun ya Nak?
Mama harap... dikehidupan selanjutnya kita akan bertemu lagi dengan kisah yang tidak serumit ini.
Salam Sayang, Maharani Kejora
ooOoo
Jeanette bisa melihat bagaimana manik mata kedua adiknya itu berkaca-kaca setelah membaca surat dari ibunda mereka yang sangat mereka sayangi. Wanita paruh baya itu menerima kembali surat yang tadi ia berikan kepada adiknya, dan menyimpannya disela-sela tumpukan kertas yang sudah ia baca selama beberapa bulan kebelakang. Ia rasa adiknya harus membaca setumpuk kertas ditangannya ini agar lebih mendalami lagi pesan dari sang Mama yang barusan mereka baca.
"Syukurlah, kita melakukannya dengan baik"
Jake si bungsu bersuara. Pria dengan kacamata baca yang bertengger pada hidung mancungnya itu nampak menghela nafas panjang dan menoleh kepada kedua kakaknya yang masih sama-sama sedang mengontrol emosi mereka masing-masing. Tapi disela moment mengharukan diantara kakak-beradik diruangan ini, tiba-tiba Paul menggeleng pelan dan membalas tatapan mata kakak dan adiknya yang tengah tertuju kepadanya.
"Kita gagal akan satu hal" ujar pria paruh baya dengan sorot mata tajam seperti milik ayahnya.
"Apa itu?" tanya Jake langsung.
"Melindungi Papa."
Seketika semua yang ada diruangan ini membatu, perkataan si tengah lagi-lagi tepat sasaran.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.