"Dahyun, kau tidak bisa egois. Zaki mungkin sudah merasakan sosok seorang Ibu setelah melihat Sana. Tadi anakmu menangis saat menunggu Sana. Apa kau tidak kasihan melihat air mata yang jatuh di kedua pipinya? Mom tidak tega, Dahyun. Please..." Jennie menatap memelas anaknya

Dahyun hanya diam menatap datar kedua orang tuanya. Apakah kedua orang tuanya tidak mengingat kejadian 3 tahun yang lalu saat Sana lebih memilih meninggalkan anaknya? Dahyun bahkan tidak pernah sekalipun melupakan kejadian itu.

"Kau tidak mau? Oke! Mom yang akan menyuruh Sana tinggal disini agar Zaki bahagia tanpa menunggu persetujuanmu" Final Jennie merasa geram dengan keterdiaman Anaknya

"Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau!" Teriak Dahyun menatap tajam Ibunya

"Tapi Mom yang mau!" Jennie membalas tatapan tajam Anaknya. Alexander masih diam dengan tatapan datar.

"Mom, jangan melewati batasmu! Aku tidak butuh kehadiran seorang wanita yang sudah meninggalkan anaknya hanya karena demi seorang pria yang dia cintai! Aku bisa menghidupi dan membahagiakan anakku sendiri tanpa kehadiran wanita sialan itu!!!" Dahyun berdiri menatap datar kedua orang tuanya

"Bahkan wanita itu tidak pernah menginginkan kehadiran anaknya sendiri!" Sambungnya terkekeh sinis lalu melangkah masuk ke dalam lift

Jennie berdiri menatap nyalang punggung anaknya "TAPI ZAKI BUTUH KASIH SAYANG DARI SEORANG IBU DAN SANA ADALAH IBU KANDUNGNYA! ZAKI MERINDUKAN IBUNYA, DAHYUN!!!!" Raungnya keras membuat para Maid menunduk takut

Dahyun hanya menatap datar Ibunya sebelum pintu lift tertutup.

Pertengkaran Ibu dan anak itu tak hanya disaksikan oleh para Bodyguard dan Maid. Namun disaksikan juga oleh Zaki yang sudah lama berdiri ditengah anak tangga.

Zaki menunduk menatap kosong balok anak tangga. Satu persatu lelehan airmata jatuh membasahi kedua kakinya. Hatinya terluka dalam setelah mendengar pengakuan Ayahnya. Pengakuan bahwa dia anak yang tidak diinginkan oleh Ibu kandungnya sendiri.

Kehadiran Zaki hanya disadari oleh Alexander. Itulah mengapa Alexander hanya diam membiarkan Istri dan Anaknya bertengkar tanpa berniat menengahi walaupun dia sudah tau ada Zaki diatas tangga. Alexander memang sengaja membiarkan Zaki mengetahui kejadian masa lalu antara kedua orang tuanya.

Zaki berbalik melangkah menaiki satu persatu anak tangga dengan tatapan kosong, kembali masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuh mungilnya yang sudah tidak berdaya atas fakta yang baru saja dia ketahui.

Anak yang tidak diinginkan oleh Ibu kandungnya sendiri? Sungguh fakta yang mampu menorehkan luka dalam dihatinya. Hati yang masih suci terluka hebat atas perlakuan wanita yang selama ini dia rindukan. Wanita yang dia nantikan untuk hadir menemuinya dan menyayanginya ternyata adalah wanita yang telah sukses melukai hatinya.

Zaki memeluk erat gulingnya agar tidak ada yang mendengar suara tangisan pilunya. Tangisan yang menandakan jika malam ini dia benar-benar lemah dan tidak berdaya.

Hatinya seperti diremas dan ditikam oleh ribuan pisau tajam. Entah apalagi yang harus dia lakukan setelah ini. Yang terpenting sekarang adalah menangisi nasibnya.

"Wanita itu jahat! Zaki membencinya!"

Padahal selama ini Zaki berpikir jika Ibunya sudah meninggal dunia sesuai pengakuan Ayahnya. Ternyata pengakuan itu hanyalah sebuah pengalihan dari fakta yang sesungguhnya. Kedua Neneknya yang Zaki percaya juga tidak mau memberitahu kebenarannya.

"Kalian semua jahat! Zaki benci dunia ini!"

Pukul 08.00 KST.

Maid Alea kebingungan saat menyadari Tuan Muda Zaki belum turun dari kamarnya. Biasanya Zaki selalu ikut bersama dengan Ayahnya untuk sarapan pagi bersama. Tapi, pagi ini bocah tampan itu belum juga muncul di meja makan.

Depend On YouWhere stories live. Discover now