{ 1 } Bunshinsaba

187 46 142
                                    

─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-

Collab project with:
Lucious-Lawliet and NurulAini955
Sabtu, 04 Desember 2021
00:40 WITA

Collab project with:Lucious-Lawliet and NurulAini955Sabtu, 04 Desember 202100:40 WITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunshinsaba... Bunshinsaba... Oide kudasai... Bunshinsaba... Bunshinsaba... Bunshinsaba... Bunshinsaba... Oide kudasai..."

"Apa kamu ada disini...?"

"Jika iya, maka jawablah..."

Suasana menjadi sangat mencekam begitu mantra diucapkan. Nampaknya masih belum terjadi apapun hingga beberapa menit, membuat mereka sedikit kecewa. Namun beberapa diantaranya mengehela napas lega.

Nakoto bersandar di lemari sambil menyilangkan kedua tangan di dada. "Hhh, udah gue bilang, hantu itu ngga ada. Udah deh, mending kita—"

Srett

"WOAH!"

Belum selesai Nakoto mengatakan scriptnya, spidol papan tulis yang dipegang El dan Yuuto tiba-tiba bergerak sendiri kearah O yang berarti benar. Dan bingkai foto di depan kelas, seketika jatuh dengan sendirinya. Sosok tak kasat mata itu seolah ingin membuktikan kalau mereka hadir disana.

Semua anak-anak yang berada disana langsung diam tak berkutik. Termasuk Nakoto yang sebelumnya tidak percaya sama sekali soal hantu dan sebagainya.

Kazeo memegang dadanya yang dag-dig-dug serr karna kaget.  "Pliss gue belum mau mati. Subscriber gue belum 10 jutaaa."

Nakoto melirik Kazeo dengan tatapan aneh. "Percaya amat lo sama ginian. Itu pasti spidolnya yang sengaja digerakin sama mereka." Atensinya beralih ke El dan Yuuto. "Ya, kan?"

BRAKK!

"EH AYAM AYAM!"

Tiba-tiba pintu kelas yang tadinya tertutup, terbuka dengan sendirinya. Seolah ada sosok yang mengamuk dan sengaja membanting pintu dengan tidak santuy.

"ANJIR. KERIPIK GUE TUMPAH! Baru juga gigit seupil. Huh!" keluh Jjoxiel sambil meratapi keripiknya yang berhamburan di lantai.

"Gue boleh balik kerumah ngga? Tadi bapak gue nitip rokok, lupa gue beliin," ucap Kazeo. Namun hanya sebagai alasan untuk kabur.

"Goblok! Lo kan anak kosan." Jjoxiel memukul tengkuk Kazeo, membuat pemuda pembualan itu meringis.

"Lo ngga bisa kabur. Permainan belum kita tutup," El menahan kerah bagian belakang Kazeo yang mencoba kabur. "Permainan ini harus ditutup dengan bacaan khusus. Tapi bukan hamdalah."

"Bentar El, gue inget sesuatu," ucap Yuuto tiba-tiba. "Btw, jumlah kita ganjil. Katanya, kalo ganjil ntar salah satunya bakal hilang. Coba hitung."

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tuju— Loh? Rosa kemana njir?!"

•️ੈ ۪۫⸙͎.' •⊰

"Serius?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serius?"

"Iya. Aneh, kan? Kenapa pas kejadian, semua cctv di sekolah tiba-tiba rusak."

"Oh ya? Kamu tau darimana?" Loly merespon seadanya sambil terus memasukkan barang belanjaan ke dalam keranjang.

"Karna polisi sampai sekarang belum bisa melacak. Semua kamera cctv di-hack, tepat 10 menit sebelum semua sadar kalo Rosa hilang. Polisi juga bilang sendiri, awalnya semuanya normal. Sampai tiba-tiba, seluruh cctv mati total, " jelas Nururu panjang lebar. "Oh ya. Tadi gue, El, Kazeo, Yuuto, Nakoto sama Jjoxiel dipanggil sama kepala sekolah buat kasih keterangan saksi ke polisi. Lo tau? Yuuto sampe diancam turun jabatan ketua OSIS."

"Nah! Segini aja kayaknya cukup." Loly mengembalikan lebihan satu kotak susu ke dalam rak. "Kamu mau beli es krim? Es krim kacang merah lagi promo. Mau kubeliin?"

Nururu mengerucutkan bibirnya. "Lo gamau beliin gue es krim coklat aja?"

"Aku belanja barang yang promo aja. Es krim coklat lagi nggak promo, jadi gamau." Loly membalikkan badan, berjalan mendahului Nururu. "Ambil es krim kacang merah, atau gausah."

"Hmph! Gausah deh. Gue beli sendiri aja nanti."

Begitu selesai membayar, mereka langsung kembali ke kosan Loly. Mereka punya rencana mau menonton drama sambil ngemil. Meskipun kosan kecil dengan barang seabrek itu nampak kumuh, namun disitulah Loly dan teman-temannya bersarang dengan nyaman.

Akan tetapi, dirinya melarang keras untuk laki-laki masuk ke sana. Karna barang-barang pribadinya tergeletak dimana-mana. Bukannya malas untuk bersih-bersih, tapi dia tidak ada waktu untuk berkemas.

"Drama apa?" tanya Nururu sambil membuka kemasan chips kentang.

Loly belum menjawab. Ia masih sibuk mencari-cari sesuatu di tumpukan baju-baju yang berantakan di lemari.

"Nyari apa sih?" Nururu memastikan.

"Flashdisk."

Nururu geleng kepala karna heran. Bisa-bisanya dia mencari barang sekecil itu di tumpukan baju. Mana bajunya berantakan banget. Maklum, dari smp udah tinggal sendiri. Ga pernah belajar rapi.

"Ketemu."

"Waw. Primitip."

"Telpon Miku sama Jjoxiel. Kita nonton bareng," perintah Loly.

"Miku kayaknya ga bisa. Dia ada les biola buat kompetisi bulan depan. Tapi Xiel kayaknya ga sibuk, dan ga mungkin sibuk. Pasti sekarang lagi rebahan sambil scroll toktok," ujar Nururu sambil menekan-nekan keyboard di ponselnya.

"Enak banget jadi anak sultan." Loly merebahkan diri diatas tumpukan baju yang belum dilipat. "Oh iya, tadi kamu ngomong sesuatu ya di toko?"

Nururu terdiam sejenak.

"Yang mana?"

- Tbc -

❤💛💙

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang