Terciumnya Makhluk Halus

69 75 6
                                    

Flavia membuka pintu bianglala dan menyuruh Arshen mendekat. Perlahan Arshen berdiri dan mendekat kearah pintu, oh tidak ini menyeramkan.

"Aku akan peluk kamu agar kamu bisa turun"

Arshen jatuh ke pelukan Flavia, Flavia mencoba turun kebawah dengan sekuat tenang. Arshen memejamkan mata nya rapat-rapat. Orang yang ada di sekitar ikut aneh melihat Arshen yang melayang sendiri.

Flavia mendaratkan kakinya di atas tanah, "Sudah sampai," ucap Flavia.

Arshen membuka matanya dan ternyata benar Flavia berhasil melakukan ini. Tatapan Arshen beralih menatap orang-orang sekitar, mata mereka menatap Arshen dengan kebingungan.

"Kita kabur dari sini" Arshen langsung menarik Flavia yang hampir membuat Flavia terjatuh.

Flavia dan Arshen sudah mencoba memainkan beberapa permainan, mulai dari mancing ikan, melempar bola dan mendapatkan hadiah boneka, bersembunyi di balik beberapa baju padahal tidak membeli satupun, hari yang melelahkan.

"Arshen tubuh aku," ujar Flavia menatap kedua tangannya yang perlahan sedikit menghilang.

"Kamu kenapa? Kok badan kamu mau hilang gitu?" Arshen juga ikut panik.

Tubuh Flavia melemas untung saja Arshen segera menangkapnya.

"Langit sebentar lagi berwarna jingga, tubuh aku bakal kepanasan" Flavia menjawab karena itulah yang dia tau.

Arshen buru-buru menggendong Flavia dan masuk kedalam mobil. Arshen menjalankan mobilnys dengan ngebut, dia baru tau perihal ini.

Mereka berdua langsung masuk kedalam rumah, tubuh Flavia sudah normal lagi. Namun kakinya masih lemas.

"Duduk dulu" Arshen membantu Flavia duduk di sofa. Setelah itu Arshen pergi ke dapur untuk
mengambil minuman.

Flavia mengangkat satu tangannya, jika Flavia menekan dan menggetarkan tangannya dengan kuat, ada cahaya yang muncul. Di tangan kanan berwarna gold terang dan di tangan kiri warnanya campuran White, gold dan red.

"Ada ini?" Flavia menatap aneh kedua tangannya.

Arshen muncul dengan membawa minuman, Flavia melemparkan cahaya berwarna gold terang kearah minuman yang di bawa Arshen.

Prakk!

Gelas itu jatuh karena terkena kekuatan Flavia, Arshen terkejut begitu pun dengan Flavia sendiri.

"Kamu ngapain?" desis Arshen.

"Maaf Arshen aku gak sengaja. Tangan aku aneh ada cahayanya"

Tokk... tokk..

Ketukan pintu bergema sampai ketelinga Flavia dan Arshen, Arshen membuka pintu rumah lalu menampak' kan seorang wanita, anak perempuan dan pria paruhbaya yang dandanannya seperti dukun.

"Bu Tika ada apa?" Arshen bertanya.

"Jadi gini nak Arshen, kemarin Litta di gangguin hantu dan kata dukun ini hantunya ada di rumah kamu," ucap Bu Tika menjelaskan.

Arshen berdiam sekejap, matanya beralih menatap Flavia sekilas. Setelah itu fokus kembali kearah Bu Tika.

"Hahaha, mana mungkin sih ada hantu di rumah saya. Mungkin dukun nya salah"

"Itu hantunya" dukun itu berbicara sambil menunjukan jari telunjuknya ke arah Flavia.

Flavia tersentak ketika dukun itu bisa melihatnya.

"Jangan mengada-ngada Anda. Disini hanya saya sendirian!" marah Arshen tak suka dengan sikap dukun itu.

"Dia berbahaya, dia bisa melakukan apapun. Manusia yang tak sengaja terkubur, dia sebenarnya belum mati" sekali lagi dukun itu berkata aneh membuat Arshen risih.

"Bu Tika maaf, bisa usir pria ini? Saya merasa resah," ujar Arshen beralih kepada Bu Tika.

Bu Tika mengajak dukun dan anaknya untuk meninggalkan rumah Arshen, pikirnya Arshen mungkin sedang sibuk. Setelah tamu tak di undang itu keluar, Arshen buru-buru menyusul Flavia yang dia suruh pergi ke kamar saat dukun itu menunjuk Flavia.

"Flavia!" ucap Arshen berbaeengan saat membuka pintu kamar.

Flavia memundurkan selimut yang tadinya menjadi pelindung diri. Dengan cepat Arshen memeluknya, "Kamu gapapa 'kan?"

Flavia menggeleng dia masih ketakutan.

"Apa benar aku belum meninggal?" tanya Flavia air matanya sudah tumpah.

Arshen menghapus air mata Flavia dengan lembut. Lalu mejawab, "Kamu hidup buat saya"

"Dia bisa lihat aku Arshen" Flavia kembali memeluk Arshen.

"Mungkin karena sebentar lagi kamu bisa di lihat banyak orang kayak manusia," lontar Arshen agar Flavia tidak takut lagi.

________________

Flavia dan Arshen sama-sama berdiri di atas balkon. Melihat indahnya langit malam penuh bintang dan juga bulan bersinar dengan indah.

"Arshen! Ini keren banget. kalau yang putih kecil itu apa?"

"Itu bintang, dia juga bisa kabulin permintaan kamu" Arshen menjawab.

"Bagaimana cara nya?" Flavia masih belum paham.

Arshen berbalik menghadap Flavia, dia langsung menggenggam kedua tangan Flavia.

"Pejamkan matamu," pinta Arshen.

Flavia yang polos menurut saja, Arshen juga ikut memejamkan mata.

"Semoga panjang umur" Arshen berucap, perlahan mata Flavia dan Arshen saling terbuka, hanya pegangan tangan mereka masih bersatu.

"Aku gak bisa panjang umur, aku 'kan udah gak ada," ucap Flavia bibirnya cemberut.

Arshen mencubit pipi Flavia pelan, "Yaudah temenin saya aja"

Tangan Flavia terangkat lalu mejulurkan jari kelingking nya kearah Arshen. "Aku janji bakal selalu nemenin Arshen"

Bibir Arshen tersenyum manis lalu menyatukan jari kelingking nya dan Flavia.

"Flavia Lashena, itu namamu sekarang" Arshen masih tersenyum membuat Flavia merasa hangat.

"Lashena nama apa?"

"Ada 'Shen' nya, jadi kita samaan" Arshen menjelaskan.

"Emang harus sama?" tanya Flavia lagi.

"Kalo jodoh harus mirip"

Tangan Flavia menyentuh telapak tangan Arshen, matanya terpejam memberi kesempatan hati dan pikiran menyatu, setelah mendapat jawaban Flavia berucap "Arsheno Alvan Mahesa."

"Bagaimana kamu bisa tau, hm?" tanya Arshen terkekeh.

Flavia membuka matanya ikut tertawa juga, "Pikiranku yang memberi jawaban, dan hatiku yang merasakan."

"☺︎︎"

BERSAMBUNG....

Budayakan setelah membaca vote dan komen, makasih banyak💛

FLAVIAWhere stories live. Discover now