Flavia Menggemaskan

75 77 10
                                    

Semalem Flavia dan Arshen memang tidur bersama, Arshen membiarkan Flavia tidur di ranjang sedangkan dirinya di sofa panjang. Arshen masih belum berani tidur berduaan dengan wanita, padahal Flavia hanyalah seorang hantu.

Arshen merapihkan kemeja yang dia kenakan lalu di timpah dengan jas berwarna hitam, rambut disisir rapih dan terakhir mengenakan parfum yang sangat menggoda.

Flavia mendekat lalu berkata, "Mau pergi kemana?"

"Ngajar," jawab Arshen.

"Aku boleh ikut?" tanya Flavia datar.

Arshen mengambil kunci mobilnya setelah itu menatap Flavia, "Jangan, Nanti kamu ngerepotin saya"

"Berarti aku sendirian di rumah?" Flavia cemberut tidak mau di tinggal Arshen.

"Kamu jaga rumah aja. Saya berangkat duluan" Arshen melewati Flavia bergegas untuk berangkat kesebuah Universitas Perkuliahan.

"Enaknya aku ngapain yah?"

_________

Arshen melangkah 'kan kakinya masuk kedalam kelas mengajarnya, dia adalah dosen yang jarang tersenyum, bukan dia kaku atau sok dingin, dia hanya malas meladeni mahasiswa yang nantinya akan ngelunjak kepadanya.

"Perhatikan kesini," ucap Arshen tangannya sudah memegang sepidol yang siap mencoret di papan tulis.

Kini Flavia memilih keluar dari rumah Arshen, niatnya ingin berjalan-jalan sekalian mengenali semua tetangganya. Walaupun tidak ada satu orang pun bisa melihat wujudnya. Flavia berhenti di salah satu rumah dia masuk tanpa harus menunggu pagar akan di buku. Toh, dia bisa tembus kok. Ada anak perempuan disana, sedang bermain ayunan sendirian. Kebetulan ayunan itu ada dua, dengan polosnya Flavia duduk di salah satu ayunan tersebut lalu menaik turunkan tubuhnya.

"Ini menyenangkan!" lontar Flavia merasa bahagia.

Anak perempuan itu langsung turun dari ayunan sebelah Flavia, padahal angin tidak kencang, tetapi kenapa ayunan di sampingnya bergoyang sendiri.

"Bunda ada setan" dia menangis sambil berlari masuk kedalam rumah.

Flavia menatap kepergian anak itu dengan bingung, setan? Siapa yang setan? Ah masa bodo Flavia masih ingin bermain.

Tak lama setelah anak itu masuk kedalam rumah dia keluar lagi bersama sang Bunda. Untung saja Flavia sudah berhenti bermain.

"Itu ayunan nya gak bergerak kok," kata Bundanya.

"Tapi goyang sendiri Bun," anak itu mencoba agar Bundanya percaya.

"Hey! Aku yang mainin, maaf ya lupa izin," ucap Flavia berteriak namun tidak di dengar mereka berdua.

Flavia beranjak keluar tidak mau berlama-lama di rumah ini. Biar lebih cepat Flavia memilih melayang saja.

____________

Arshen keluar dari salah satu cafe, dia membeli banyak makanan untuk Flavia juga. Tetapi dia tidak tau apakah hantu itu bisa makan?

"Arshen!" panggil seorang wanita sambil berlari untuk menyusul Arshen.

"Kenapa Kil?" Arshen menjawab nadanya tak mengenakan.

Kyilla mengambil nafas lebih dalam, lalu menjawab, "Gue mampir kerumah lo ya? Lo kan tinggal sendiri, jadi gue temenin"

Arshen berat untuk menjawab, pada dasarnya Kyilla menyukainya dari jaman kuliah sanpai menjadi dosen sepertinya. Apa lagi jari manis wanita itu sudah ada cincin pertunangan. Kyilla juga pernah terang-terangan rela menolak pertunangan demi menikah dengan dirinya. Arshen tidak butuh wanita sama sekali, nyawa hidupnya jauh lebih penting dari apapun.

"Sor-"

"Plis jangan nolak! Gue cuma ada niatan nemenin lo doang kok. Serius," potong Kyilla sudah menebak Arshen akan menolaknya.

"Calon suami lo? Dia tau?" kilah Arshen membeku 'kan tubuh Kyilla.

"Udah kok. Dia juga gak perduli sama gue" Kyilla memelas, matanya berkaca-kaca.

Arshen mendengus pasrah lalu membiarkan Kyilla ikut pulang bersamanya.

Flavia setia menunggu Arshen sambil duduk di sofa panjang di ruang tamu. Bajunya tidak diganti dari semalam, karena di lemari kamarnya tidak ada pakaian satupun.

Lima belas menit Arshen masuk kedalam rumah disusul Kyilla di sampingnya. Flavia aneh dengan wanita di sebelah Arshen, siapa ya kira-kira?

"Arshen selamat datang" Flavia menyapa kegirangan.

"Kok televisinya nyala?" tanya Kyilla aneh melihat sebuah televisi yang menyala menayangkan sebuah kartun.

Arshen bingung harus menjawab apa, Kyilla tidak bisa melihat Flavia.

"Tadi pagi saya buru-buru jadi kelupaan" Arshen menjawab.

"Arshen dia siapa?" tanya Flavia yang masih setia berjalan di samping Arshen.

"Kyilla," jawab Arshen.

Kyilla mendengar lalu menjawab, "Kenapa manggil?"

"Lo duduk di sofa dulu, saya ke dapur buat nyiapin makanan ini" Arshen dan Flavia menuju ke dapur untuk membiarkan Kyilla sendirian diruang tamu.

"Kamu makan gak, Flav?" Arshen bertanya seraya menaruh makanan yang dia beli di meja makan.

"Dulu waktu aku masih jadi manusia, Ibu aku bilang hantu bisa makan kalau kita lupa baca doa," jawab Flavia seadanya.

"Yaudah kita makan ini" Arshen duduk di kursi lalu membuka 'kan mie pedas dan minuman yang di belinya tadi.

"Berarti kamu enggak berdoa biar aku bisa makan?"

Arshen mengangguk.

Flavia ikut duduk di samping Arshen, memegang garpu agar mudah mengambil mie nya.

Flavia memasukan suapan pertama ke dalam mulutnya, ini sangat pedas. Flavia tidak suka rasa ini. Flavia mengeluarkan mie yang tadi ada di mulutnya di buang ke kantong plastik.

"Kenapa, Flav?" Arshen buru-buru mengambil air minum untuk Flavia.

Flavia buru-buru menyeruput air es untuk menetralkan lidahnya.

"Mulut aku panas, apa di mulut aku ada neraka nya?" tanya Flavia mengada-ngada. Dia tidak tau perbedaan panas dan pedas.

Arshen terkekeh lucu dengan sifat Flavia apa lagi saat kepedesan begini, mata Flavia juga berkaca-kaca menahan pedasnya cabai yang masih mengendalikan lidahnya.

"Arshen perih," ucap Flavia meringis kesakitan di bagian bawah bibirnya yang tak sengaja kegigit giginya.

"Hati-hati mangkanya" wajah Arshen mendekat kearah Flavia menatap bibir bawah wanita itu.

Sialan seakan dunia milik mereka berdua, kalian lupa bagaimana nasib Kyilla di ruang tamu?

BERSAMBUNG....

Budayakan setelah membaca vote-komen, terimakasih❤️

FLAVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang