6. Kembalinya Sang Mentari

153 7 2
                                    

Nama : Yuvi Star Queen Art
Akun Ig : @yuvistar_wattpadstory
Akun WP : @YuVi9795

   Terik mentari telah mengalahkan gelapnya malam. Seluruh penduduk desa mulai beraktifitas seperti biasanya. Para petani terlihat bergegas menuju ladang mereka. Di seberang jalan terletak sebuah sungai yang cantik. Air yang begitu jernih, udara pedesaan yang sejuk. Menjadi ciri khas pedesaan. Itulah desa tempat tinggal seorang gadis yang penuh mimpi. Gadis itu bernama, Mentari. Terhampar pepohonan yang berbaris beriringan sangat apik nan elok dipandang. Tanah di desa tersebut sangat subur. Benar-benar kenikmatan dunia dari sang Pencipta.

   Mentari berjalan di pinggiran sawah yang terhampar luas. Be batuan cantik dan rumah-rumah penduduk yang bersahabat, terlukis di desa tersebut. Desa Wisata Banyumulek. Desa tersebut terkenal dengan karya seninya. Berupa Gerabah dan berbagai macam karya seni lainnya yang disulap secantik mungkin.
   SMA NEGERI 9 KEDIRI

   "Kau terlambat lagi." celetuk salah satu teman Mentari.

   "Seperti biasa." balas Mentari, tersenyum tipis.

   Mereka berjalan bersama menuju kelas setelah bertemu di depan gerbang sekolah. Ternyata, salah satu temannya yang bernama, Mustika Dwi Hartini telah sampai terlebih dahulu. Biasa dipanggil Tika. Dia adalah salah satu teman Mentari yang sangat rajin. Tidak pernah terlambat dalam hal pelajaran serta selalu tepat waktu. Anaknya disiplin jika itu soal sekolah. Satu hal yang dibenci yaitu, mengeluh dalam pelajaran.

   Dan yang sedang bersama Mentari ialah, Dini Ayu Lestari. Penyuka oppa-oppa Korea. Sedangkan Mentari anaknya yang pandai serta pembawaan yang santai.

   ~ Jam Istirahat ~
   Walaupun bell telah berdering, namun mereka masih tetap sibuk dengan tugas kelas yang masih menunggu kepastian. Mentari, Dini dan Tika berdiskusi sangat serius. Tetapi, tetap saja rasa lapar ini mengganggu konsentrasi mereka bertiga.
Pada Akhirnya...

   Tatapan tajam memenuhi sorotan mata mereka masing-masing. Seakan-akan mengatakan untuk menundanya. Mereka pun sepakat untuk menunda pekerjaan itu setelah saling memberi sinyal.

   "Ah! Aku sangat lapar. Dan tugas ini. Ya Allah. Meresahkan." keluh Dini dengan wajah masam.

   "Jangan berkata seperti itu. Ini adalah tugas sekolah." sahut Tika dingin.

   Tika memang memiliki kepribadian yang sedikit tidak seru. Selalu serius akan hal pelajaran. Tetap mereka menerima itu semua. Mentari hanya mampu menahan tawanya. Yang satu mengeluh, satunya lagi terlalu serius.
                                                                                 •••
   Terik sinar matahari terpancar di segala penjuru arah jalan. Siang itu terasa panas. Mentari serta teman-temannya menyambangi tempat langganan untuk jajan. Selesai jajan, mereka pun pulang masing-masing.

   Hari ini. Mentari dan yang lain membuat janji untuk bertemu membahas mading kelas yang menjadi tugas mereka. Mentari langsung melepas seragam sekolah, sedangkan sedang Dini menyapu halaman rumahnya. Tika tengah menyantap makan siangnya.

   Setelah semua tugas rumah mereka selesai dikerjakan, barulah mereka berkumpul di tempat biasa bermain dulu saat masih kecil sampai sekarang.

   "Apa kalian membawa barang-barangnya?" tanyanya, sembari menyiapkan tikar di atas tempat duduk kayu untuk dijadikan alas.

   Pemandangan hijau terhampar indah di depan mata mereka. Angin yang sejuk menyapa pori-pori kulitnya.

   "Tentu. Tasku terisi penuh dengan perlengkapan mading." balas Dini, seraya duduk dan mengeluarkan barang yang berada di dalam tasnya tersebut.

Kumpulan Cerpen Anak Literasi AwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang