glitter

2.7K 223 9
                                    

Author : acciodracoo.tumblr.com

Intisari : Semuanya bermula saat kau salah sambung menelepon orang yang kau tidak inginkan saat kau mabuk.

University AU

.

Pernahkah kau semabuk ini?

Kau tidak yakin.

Malam ini ada pesta Hari Santo Patrick di asrama terbesar di kampus dan kau, dengan beberapa alasan, berfikir bahwa datang ke pesta akan menyenangkan.

Kau tidak begitu yakin kenapa. Normalnya, kau tidak begitu suka pesta.

Okay, well, sebenarnya tidak benar juga menyebut kau tidak tahu kenapa kau memutuskan datang. Sebenarnya kau punya alasan sangat bagus untuk datang. Urgensi untuk pergi dan mabuk parah sampai kau tidak bisa jalan – yang mana, kebetulan sekali, sekarang jadi masalah – mungkin disebabkan oleh berakhirnya hubunganmu dengan pacarmu beberapa hari lalu. Mungkin juga urgensi itu disebabkan oleh fakta bahwa, karena tekanan emosional dari putusnya hubunganmu, kau mengacaukan ujian penting untuk kimia hari sebelumnya.

Yang manapun alasannya, menghabiskan satu botol alkohol terdengar seperti pelarian sempurna, dan persetan semua ini, lagipula sekarang sedang libur, kan?

Itu semua menyebabkan kau berada di posisimu sekarang: terseok-seok berjalan di halaman luas di depan asrama besar menuju ke trotoar – melambai ke sekumpulan orang yang bicara kelewat keras dan membawa gelas Solo merah – dimana kau akan menelepon teman sekamarmu untuk minta dijemput sebelum kau muntah di tempat umum.

Dunia tiba-tiba berputar, dan kau jatuh berlutut, memutuskan bahwa ini sudah cukup dan kau hanya perlu menyerah untuk berjalan untuk sekarang. Dengan pikiran dipenuhi kabut kemabukan, kau menarik telepon seluler dari tas dan berhasil membuka kunci kode dalam percobaan ke-empat. Asal-asalan, kau men-scroll dan memencet satu dari daftar kontakmu sebelum mendekatkannya ke telingamu.

Please jawab, kau memohon, please, please....

"Halo?"

Kau berkedip pelan, bingung. Ini bukan suara temanmu, karena temanmu adalah perempuan. Dan kau cukup yakin yang barusan kau dengar adalah suara laki-laki.

"Si... siapa i-ini?" kau bergumam kebingungan.

"Draco Malfoy," kata suara di seberang, dan kau merasakan sensasi di dasar perutmu yang membuatmu hampir muntah seketika.

"Y/N Y/L/N. Sedang senang-senang, ya?" tanyanya. Dia terdengar sangat gembira dan terhibur mendengar suaramu yang jelas sedang mabuk. Kenapa, kenapa belum kau hapus nomer teleponnya setelah tugas bodoh saat dia jadi partner tugasmu semester lalu? Kenapa nomernya harus tepat berada diatas nomer temanmu yang kau coba hubungi?

"Aku ti-tidak bermaksud untuk me...meneleponmu," katamu, kesusahan merangkai kata.

"Kedengarannya memang begitu," jawabnya menyebalkan.

Draco Malfoy.

Dia adalah tipe orang yang seluruh keluarganya masuk sekolah ini karena mereka tajir dan karena itu mereka pikir mereka jauh lebih baik dari orang lain. Dia adalah tipe orang yang pakai sepasang baju yang jauh lebih mahal dari seisi lemarimu. Dia juga orang yang atletis. Kau bersungut; kau bisa melihat wajah pucatnya sekarang; dengan wajahnya yang runcing dan seringai kecil penuh kesombongan yang selalu ia tampakkan.

Sayangnya, kau juga bisa melihat beberapa bagian tubuhnya yang lain di pikiranmu, dan memikirkannya saja sudah cukup membuatmu merasa gerah.

"In-ini bukan...seperti apa yang kau pi-pikirkan," jelasmu jengkel, "Salah sambung,"

Draco Malfoy One Shots Collection [bahasa]Where stories live. Discover now