Mata mungil anaknya sedikit terbuka lalu tertutup kembali.

"Maaf, Tuan. Bayi anda harus masuk ke dalam inkubator dan akan dibawah ke ruangan khusus Bayi" Ucap seorang Suster

Dahyun pun mengangguk menyerahkan anaknya kepada si Suster.

Setelah Sana dipindahkan ke kamar rawat. Dahyun, Alexander dan Jennie pun masuk bersamaan. Sana masih tertidur karena efek dari obat bius.

Maid Alea dan beberapa maid datang membawa keperluan Sana. Tak lupa membawa makanan untuk Dahyun. Alexander dan Jennie pamit pulang. Besok siang mereka berdua akan datang kembali untuk melihat cucu pertama mereka.

"Dahyun" Gumam Sana setelah kedua matanya terbuka dan melihat Dahyun yang sedang duduk tertidur disamping tubuhnya

Sana mengelus pipi Dahyun membuat pria disampingnya itu menggeliat dan terbangun "Kenapa kau tidak tidur disofa saja? Badanmu bisa sakit"

Dahyun tersenyum "Tidak apa-apa. Aku juga baru tertidur setengah jam yang lalu. Tunggu, aku panggil Dokter dulu" Balasnya lalu menekan tombol yang berada diatas kepala Sana

Tak lama kemudian, Dokter Andre datang memeriksa keadaan Sana "Kau sudah membaik. Jangan lupa makan dan minum air yang banyak agar Ion tubuhmu kembali"

Sana tersenyum, mengangguk "Terima kasih. Ummm... Apakah aku sudah bisa melihat anakku?"

"Nanti aku akan menyuruh Suster untuk mengantar Bayimu ke sini" Dokter Andre lalu pamit keluar

Dahyun membantu Sana duduk bersandar dikepala ranjang dan mengambilkan Sana air minum. Sana meminum dua gelas air putih. Tenggorokannya terasa kering karena subuh tadi dia banyak berteriak.

Seorang Suster masuk sambil mendorong Inkubator berisi seorang Bayi mungil yang sangat tampan. Suster itu pelan-pelan mengambil Bayi mungil didalamnya dan meletakkan diatas perut Sana.

"Nyonya bisa langsung memberi dia ASI. Keliatannya dia lapar" Kata Suster tersenyum mengelus pipi si Bayi mungil kemudian pamit keluar

"Balikkan badanmu, Dahyun!" Bisik Sana sambil melepas satu persatu kancing bajunya

Dahyun menggaruk belakang kepalanya lalu membalikkan badannya "Apa harus seperti ini? Aku juga ingin melihat anakku. Dia tampan sama sepertiku"

Sana memutar bola matanya malas "Kau terlalu percaya diri, Tuan Kim"

Sana sedikit menunduk menyerahkan puting payudaranya ke arah mulut Bayinya. Si Bayi membuka mulutnya dan langsung melahap rakus Asi Ibunya. Sana terkekeh merasa geli atas hisapan kuat Anaknya.

Sana mendongak, seketika kedua matanya membulat sempurna saat melihat Dahyun sedang mematung menatap ke arahnya. Bukan, ke arahnya. Namun ke arah payudaranya. Air liur pria itu sedikit menetes melewati sudut bibirnya.

"Dahyun!!! Apa yang sedang kau lihat, hah??? Balikkan badanmu" Pekik Sana tertahan takut anaknya akan terganggu dengan suaranya. Wajahnya sudah memerah seperti tomat

Dahyun menelan salivanya susah payah. Juniornya sudah menegang saat melihat payudara sintal Sana yang sangat menantang untuk diremas.

"Dahyun!!!!" Sana melempar Dahyun memakai ponsel pria itu yang berada diatas nakas

Dahyun tersentak kemudian terkekeh melihat wajah geram Sana "Maaf. Aku tidak sengaja menoleh dan melihat payudaramu" Cengirnya memperlihatkan barisan gigi putihnya

Sana geleng-geleng kepala "Kau sudah mempunyai nama untuk anakmu?"

Dahyun mengangguk "Sudah. Zaki Kim? Apakah nama itu bagus Untuknya? Aku mengambil akhir namamu agar dia bisa mengingatmu nanti"

Depend On YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora