14. Step by step

13.9K 1.9K 25
                                    

Attention Please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

" Kenapa ya chan akhir-akhir ini Jeno jadi sering pulang malem? Biasanya dia selesai kerja jam tujuh sekarang jadi jam sembilan malem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Kenapa ya chan akhir-akhir ini Jeno jadi sering pulang malem? Biasanya dia selesai kerja jam tujuh sekarang jadi jam sembilan malem." Ucap Jaemin sembari mengusap perutnya yang sudah membesar.

" Mungkin emang sibuk di kerjaannya siapa tau naik gajih si Jeno." Jawab Haechan.

" Tapi aneh aja gitu, alesannya sih katanya lembur. Ditambah kadang bajunya bau pafrumnya lain."

" Jangan negtink dulu, kasian bayi lo dikasih fikiran buruk mulu mending mikirin yang buat happy aja biar babynya juga happy."

" Jaem, lo disuruh anterin berkas ke ruang bos." Ucap teman Jaemin.

" oke."

" Biar gue aja Jaem, lo kan lagi hamil." Ucap Haechan siap mengantarkan berkas yang hendak diantar oleh Jaemin.

" Gak usah, gue hamil ya bukan sakit keras. Gue bisa kok." Jaemin tersenyum dan mulai bangkit dti duduknya.

Dia harus ke lantai empat dua lantai di atasnya, tapi hari ini mungkin keberuntungan tidak berpihak padanya karena lifnya sedang diperbaiki dan hanya tangga satu-satunya jalan.

Jaemin menaiki tangga dengan jalan yang lambat, kehamilan sedikit menyulitkannya bergerak Jaemin seperti membawa karung beras padahal yang ia bawa hanya tiga lembar kertas dalam satu map yang jika dihitung tidak sampai kiloan.

" Akh!"

" Halo? Kenapa Jen?" Tanya orang di sebrang telfon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Halo? Kenapa Jen?" Tanya orang di sebrang telfon. —Lucas.

" Bang, gue.. Gue.."

" Kenapa ngomong aja."

" Gue boleh ga, minjem uang tiga juta aja buat biaya rumah sakit Jaemin? Barusan Jaemin masuk rumah sakit kondisinya drop."

" istri lo masuk RS? Yaudah kirimin nomor rekening lo ya, gue kirim sekarang."

" Makasih banget bang makasih. Nanti potong gajih aja."

" Udah gampang itu mah."

" sekali lagi makasih ya bang."

" Sama-sama."

Tuut!

Belum sempat Jeno menabung untuk biaya persalinan nanti, uangnya sekarang sudah terpakai bahkan ia harus meminjam dari bosnya yang artinya gajihnya nanti akan di potong. Jeno duduk di sebelah Jaemin yang terbaring dengan wajah pucat.

Barusan orang di kantor jeno menelfon kalau Jaemin pingsan dan mereka langsung membawanya ke rumah sakit. Kata dokter Jaemin kelelahan mungkin dikarenakan pekerjaannya, Dokter menyarankan Jaemin untuk bedrest sementara waktu.

" Eugh!" Jeno yang baru saja hendak tidur menoleh, melihat Jaemin membuka matanya.

" Jaem? Kamu sadar? Ada yang sakit? Bentar aku panggil dokter dulu ya." Jeno menekan tombol yang ada di pinggir ranjang Jaemin.

Tak lama dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Jaemin, Jeno masih setia di sampingnya sembari mengengam tangan Jaemin.

" Gimana keadaanya dok?" Tanya Jeno.

" masih belum stabil, saya sarankan untuk rawat inap beberapa hari agar tuan Jaemin bisa istiraht total." jawab dokter, Jeno menatap Jaemin yang terdiam mendengar penjelasan Dokter.

" Terimakasih dok." Ucap Jeno.

" Ya sama-sama, kalau begitu saya permisi." dokter keluar dari ruangan kelas satu rumah sakit, Tinggal ada Jeno dan Jaemin beserta satu pasien di sampingnya.

" udah istirahat aja." Ucap Jeno.

" Aku mau pulang." Jawab Jaemin, Jeno mengerti dari dulu memang Jaemin sangat tidak suka rumah sakit, selain takut hantu Jaemin juga tak suka bau rumah sakit.

" Sebentar aja ya, kali ini kamu dengerin aku, tenang aja ada aku kok yang jagain kamu."

" Tapi—"

" sstt! sekarang istirahat lagi ya." Jaemin mengangguk.

Jaemin tau sebagaimana ia memaksa atau membuat Jeno kesal tapi Jeno tak pernah marah padanya tak pernah sampai membanting meja atau vas bunga seperti yang orang lain pernah ceritakan.

" Makasih ya." Ucap Jaemin.

" No need to say thanks sayang, apapun aku lakukan buat kamu sayang." Jeno mengengam tangan Jaemin menguatkan Jaemin, senyuman Jeno dari dulu adalah hal yang membuat Jaemin bisa tersenyum kembali, bisa merasakan kehangatan, jadi moodboster tersendiri untuk Jaemin.

" Temenin aku ngobrol, aku gak bisa tidur lagi." Ucap Jaemin.

" Ngobrol apa ya?" Jeno kelihatan berfikir, menyimpan telunjuknya di dagu.

" Gimana sama kerjaan kamu?" Jeno menaikan alisnya, tiba-tiba saja ia gagap tak tau apa yang harus di jawab.

" yaa.. Baik. Baik. Gak ada masalah." Jawab jeno meyakinkan Jaemin.

" Oh.."

" oh iya, gimana keadaan baby? Aktif ga?" Wajah Jeno kelihatan semangat.

" aktif banget, sering nendang dia." Jeno mengelus perut buncit Jaemin.

" Sabar ya sayang, bentar lagi baby ketemu Jenpa sama Jaema kok, jangan nyusahin Jaema ya." Ucap Jeno pada perut Jaemin, Jaemin tersenyum memejamkan matanya meniknati elusan Jeno pada perutnya.

" Kenapa Jenpa sama Jaema?"

" Lucu aja, kayaknya kalau panggil mama papa udah biasa tapi kalau Jenpa sama Jaema kan belum ada cuma kita yang punya." Jaemin terkekeh mendengarnya.

" Baby udah gak sabar ketemu Jenpa." Ucap Jaemin menirukan suara anak-anak. Jeno terkekeh mendengarnya.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Terimakasih sudah baca jangan lupa vote dan komen, see u in next chapter pai pai!!

Sunny Pwark. Mar 19, 2021.

Best Marriage Friend. [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang