4. Best Home

26.4K 3.2K 138
                                    

Attention Please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Setelah selesai dengan acara bulan madu yang mereka habiskan di dalam kota, Jaemin dan Jeno memutuskan untuk pulang ke rumah, Jaemin berdiri tepat di depan rumah minimalis berwarna Hitam putih, sesuai dengan warna kesukaan Jaemin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah selesai dengan acara bulan madu yang mereka habiskan di dalam kota, Jaemin dan Jeno memutuskan untuk pulang ke rumah, Jaemin berdiri tepat di depan rumah minimalis berwarna Hitam putih, sesuai dengan warna kesukaan Jaemin.

" mau masuk ga?" Ucap Jeno yang sudah berada di depan pintu rumah, Jaemin tersadar dari lamunannya soal rumah.

Ia melangkah masuk ke dalam melihat di dalam masih berantakan, dus di taruh dimana saja dan masih berdebu, belum ada interior juga mungkin setelah ini mungkin Jaemin akan meminta Jeno untuk belanja barang rumah.

" Not bad lah ya rumahnya, bagus." Ucap Jeno.

" Not bad matamu tak colok, segini bagus Jen syukuri. Lo kurang bersyukur." Ucap Jaemin.

" Iya bagus banget rumahnya, terimakasih tuhan sudah memberikan kenyamanan ini." Ucap Jeno sedikit lebay.

" Lebay!"

" Tadi gue ngomong dibilang gak bersyukur, sekarang udah beryukur malah di bilang lebay. Emang serba salah pangeran tuh." Jaemin merotasikan matanya.

Jaemin naik ke lantai dua, ada dua kamar dan ruang keluarga disana rumahnya kelihatan nyaman sekali, Jeno mentusul ke atas dsn memeluk Jaemin dari belakang.

" Rencanain apa?" Tanta Jeno.

" Gue mikir kalau disini kikasih kursi terus karpet, disini ada TV terus kasurnya warna hitam lemari, lampu tidur ditambah bunga juga, gimana?" tanya Jaemin, Jeno mendelikan bahunya.

" Up to you, gue bukan anak archi kaga tau yang begituan." Ucap Jeno.

" Ya setidaknya lo bisa nata kamar lo sendiri, gimana mau nata rumah tangga ini." Ucap Jaemin mengecil di akhir.

" Eitss soal rumah tangga gue udah belajar."

Jaemin membawa dus berisi barang miliknya menuju kamar mereka yang ada di lantai dua.

" Bawa barang lo sendiri ke kamar." Ucap Jaemin.

" Iya beb." Jeno juga ikut membawa barang-barang miliknya menuju kamar.

Semua sudah rapih tak seperti pertama, sudah lumayan bersih namun masih kosong karena belum diisi furniture.

" Bikin apa ya buat makan malem? Eh! Tapi belum ada apa-apa di rumah." Ucap Jaemin.

" Makan Bak mie di pengkolan depan komplek aja, mau ga?" Tanya Jeno.

" boleh."

" Mau sekarang?"

" Masih siang, masih jam tiga juga."

" aya kalau udah laper kenapa enggak sekalian malem kamisan gitu."

" mana ada malem kamis-an."

" Ada, sekarang malem kamis." Jaemin memutarkan bola matanya jengah,

—Pukul tujuh malam.

Sesuai janjinya dengan Jeno, mereka makan malam di angkringan depan komplek makan Bak Mie tepatnya, Jaemin dan Jeno duduk di kursi panjang angkringan menunggu pesanan datang.

" Lo inget gak pas dulu makan di angkringan deket kampus lo, terus lo kecebur got?" Tanya Jeno, Jaemin yang sedang meminum teh hangatnya terbatuk.

" Uhuk! Bisa gak sih gak di bahas?" Ucap Jaemin. Jeno tertawa, tak lama si penjual membawakan pesanan mereka.

" Silahkan mas." ucap Sang penjual bak mie.

" Makasih Pak." Jawab Jaemin.

Menikmati bak mie panas dengan teh hangat dicuaca hujan rintik-rintik bersama pasangan memang nikmat.

" Coba kalau di rumah, bisa cuddlean." Ucap Jeno sambil menyuapkan banyak bak mienya.

" Cudllean mulu, gak bosen."

" Abis badan kamu pelukable sih."

Mereka memakan makanannya sampai habis, selesai makan dan membayar makanannya mereka kembali masuk kedalam mobil, Jeno tak langsung membawanya pulang Jeno membawanya berkeliling melihat pemandangan kota di malam hari.

" dingin?" Tanya Jeno sembari melirik Jaemin, Jaemin memang hanya memakai baju tidur karena niat awalnya kan memang cuma makan malem di angkringan, kalau jeno sih mau siang mau malem sih stylenya keren melulu.

" enggak." Jeno tau ada kebohongan di wajah Jaemin, setau Jeno Jaemin tidak suka udara dingin. Jeno menepikan mobilnya dan mengambil selimut serta melepas jaketnya.

" Pake." Perintah Jeno.

" Tapi nanti lo kedinginan gimana?"

" Gue laki jadi tahan dingin lah."

" Tetus gue apaan? Ngejek gue hah?" Jeno mengusak rambut Jaemin dan tersenyum.

" Lo itu orang yang harus gue lindungi, jadi sekarang pake jaket gue terus selimunin kaki lo." Namun akhirnya Jaemin menutut memakai jaket Jeno.

Niat awal Jeno sih mau ngajak Jaemin nongkrong dulu di cafe tapi melihat Jaemin yang matanya sudah lima persen sepertinya Jeno mengurungkan niatnya, Jadi mereka hanya muter-muter sekitaran bandung kota aja.

Sampai di rumah Jeno melihat Jaemin sudah tertidur pulas dengan kepala yang menyeder ke pintu mobil, Jeno menggesernya sedikit agar saat nanti ia membuka pintu Jaemin tidak terjatuh.

" ringan banget badan lo Jaem." Ucap Jaemin menggendong Jaemin ala pengantin.

Pip! Pip!

Mengunci mobil, membuka pintu rumah membawa Jaemin menuju kamar dan menidurkannya di kasur.

" Selamat malem awanku." Ucap Jeno sembari mengelus surai Jaemin.

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komennta kawand!!
See u in next chapter pai pai!!

Sunny Pwark. Mar 4, 2021.

Best Marriage Friend. [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now