5. Best Husband

22.6K 2.8K 69
                                    

Attention Please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

 Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin POV

Jeno Jevanino Laki-laki yang sekarang statusnya berubah jadi suami gue sejak seminggu yang lalu, Laki-laki yang juga dulunya sahabat gue. Pagi ini Gue siapin sarapan spesial buat Jeno karena dia udah mulai bekerja lagi termasuk gue.

" Pagi." Sapa Jeno, Gue tersenyum sambil menaruh piring di meja makan.

" Hari ini sarapannya sama nasigoreng." Ucap Gue, Jeno hanya mengangguk.

Jeno itu bekerja di salah satu maskapai penerbangangan, Pilot? Bukan! Pramugara? Bukan juga! Jeno itu tukang parkirnya pesawat atau disebut Marshaller. Soal gajihnya? Cukuplah untuk makanan sehari-hari. Jeno itu cuma lulusan SMA dan gak lanjut kuliah, kata Jeno dia males kalau harus sekolah lagi.

Jeno baru diitung bulanan jadi Marshaller ini, dia baru masuk dan pertama kerja empat bulan sebelum kita nikah, alasannya ya buat beli mahar sama sewa dekorasi, gedung, dan caterring. Sebelumnya dia emang nganggur, ngabisin duit orang tua dan happy happy sama temennya itu dulu.

Tapi gue yakin Jeno bakal berubah seiring berjalannya waktu, dan gue juga yakin Jeno udah belajar untuk jadi dewasa.

Dan gue sendiri kerja di salah satu perusahaan swasta sebagai Human Resource Officer atau Manager sumber daya manusia. Semenjak nikah emang Gue sama Jeno sepakat untuk tetap melanjutkan karir masing-masing walau kata Mama Yona gue harusnya fokus untuk rumah tangga saja.

But, gue gak mau nantinya cuma jadi beban Jeno walau memang sudah harusnya Jeno menafkahi gue sama anak gue nanti, Gue juga mau berkarir sambil memperluas wawasan gue, biar nantinya ketika anak-anak gue kelak nanya ini itu gue gak jadi batu yang diem gak bisa jawab, gue mau jadi Googlenya mereka ketika mereka dengan segala macam penasarannya bertanya, gue bakal bisa jawab.

But anyways, kembali membahas soal Suami gue yang kadang omongannya sompral gak pernah bisa di rem kalau gak gue pelototin duluan, gue udah mengenal Jauh soal Jeno tujuh belas tahun gue bersama dia, dan gue yang kadang cuma jadi Bestfriend with benefitnya dia dulu.

" Gue, ekhem. Aku berangkat dulu ya." Ucap Jeno mulai membiasakan diri untuk bilang dirinya sendiri aku kamu bukan Lo gue lagi.

" iya." Karena tempat kerja kita berbeda ya terpaksa kita berangkat sendiri-sendiri.

Toh, kita udah punya kendaraan masing-masing. Dan jujur ketika Jeno bilang mau nikahin gue, gue kaget dan gak percaya sama apa yang dia bilang. Karena ya, Jeno itu Playboy banyak ceweknya seperti yang udah di liat di nikahan kita.

Gue kira Jeno cuma bercanda taunya emang Jeno serius sampe bawa orang tuanya kerumah sesuai dengan apa yang Mama Yona bilang, Entah apa maksud dia nikahin gue sampe sekarang gue gak tau, apa karena dia gabut mainin cewek terus apa mau gimana?

" Ciee yang baru nikah, gimana malem pertamanya?" Baru aja gue duduk di kursi meja gue di kantor ada yang tanya soal malem pertama, siapa lagi kalau bukan Haechan temen sekantor gue.

" Biasa aja." Jawab gue santai.

" Gede ga punya si Jeno? Enak kali." Gue menghembuskan nafasnya, wajar Haechan tanya soal aneh-aneh begini dia udah ngerti udah khatam sama yang beginiaan, Haechan itu udah sering Having sex sama pacarnya walau belum nikah.

" Bisa gak, jangan bahas soal pivacy?" Haechan mengangguk.

" Ya boleh lah sharing gitu."

" Gak ada ya sharing sharingan soal begituan."

Masuk kembali ke pekerjaan gue yang sedikit membosankan, ngurusin karyawan perusahaan, makin lama gue berkutat dengan kertas dan komputer makin sakit kepala gue.

" Mau makan sirng bareng ga?" Ajak Haechan, ini udah waktunya jam makan siang tapi gue belum selesai.

" Dikit lagi tanggung."

" hem.. Ini nih, ini! Yang jadi penyakit. Nanti maag lo kambuh." Gue menghembuskan nafas pelan.

" Nanti gue nyusul, di warteg depan kan?" Haechan mengangguk.

" Yaudah gue duluan ya." Gue mengangguk.

Kembali ke pekerjaan gue, namun baru jari gue nempel di keyboard ponsel gue berdering panggilan dari —Best Husband. Gue langsung angkat tanpa basa-basi.

" Halo?"

" Halo, lagi dimana?" Gue menjepit ponsel gue antara kuping sama bahu.

" Masih di kantor, kenapa?"

" ini udah makan siang lho, gak beli makan? Ini aku lagi makan."

" Yaudah lanjut aja, aku bentar lagi beres kok."

" Ayo dong makan, nanti telat sakit perut lho."

" Bentar lagi aja."

" maksa nih, mau di samperin bawain makanan ke kantor kamu?"

" Jangan kan tempat kerja kamu jauh, iya ini aku otw keluar kantor."

" Nah bagus, kalau gitu nanti Pap."

" Iya bawel!"

Tuut!

Jeno itu orang yang ekspresif, semua ekspresinya bisa dia ucapkan lewat kata, orang yang blak-blakan dan easy going jadi banyak temennya di luar sana. Dalam arti Jeno ini orang yang banyak kata gak seperti gue yang Wordless kalau udah blank.

Tapi gue suka, semua ekespresinya dari sedih, marah dan bahagia pasti dia cerita ke gue jadi setiap hari selama gue jadi sahabatnya selalu ada cerita dari Jeno dan selalu di awali dengan kata—

" Hari ini itu.."

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen, see u in next chapter pai pai!!!


Sunny Pwark. Mar 5, 2021.

Best Marriage Friend. [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now