Chapter 3

4.8K 292 5
                                    

Dijamin suka deh sama part ini..hehe
Btw, jangan lupa komen, yang bagus tapi😁

****

And in real life endings aren’t always neat, whether they’re happy endings, or whether they’re sad endings
-Stephen King

ELLA
"Uuuuh." Aku mematikan alarmku.
Saat ini pukul 5:30 dan aku harus bersiap-siap untuk bekerja. Sudah seminggu sejak aku kabur lebih tepatnya pergi dari penthousenya miliarder itu alias Aland.

Luka memar yang dia tinggalkan di pergelangan tanganku sepertinya akan sulit untuk hilang jadi aku harus menyembunyikannya setiap hari. Dasar brengsek …

Anyway, aku tidak bisa melupakannya akhir-akhir ini, cara dia menatapku, ada sesuatu yang berbeda di matanya ketika ia pertama kali datang melalui pintu.
Matanya seperti menyaratkan sesuatu.

Tapi tatapannya yang begitu dingin membuatku bergidik ngeri. Aku terus berpikir tentang rahang tajamnya dan bau parfumnya. Parfumnya sangat wangi.

Uhhh berhenti! Dia bahkan mungkin sudah lupa semua tentangmu dan sekarang berenang dengan beberapa wanita panas di kolam penuh piranha.
Kalimat itu terus kutegaskan pada diriku sendiri.

Oh tunggu, tidak, hanya wanita panas yang akan berenang dengan Piranha dan pria kejam sepertinya. Aku merasa kasihan pada wanita-wanita itu.

Aku berjalan ke arah kamar mandi.
Aku lantas mengikat rambut coklatku yang kemerahan dengan ekor kuda yang tinggi. Setelah itu aku menyikat gigi.

10 menit di kamar mandi, aku kembali ke kamarku.
Aku melihat ke cermin dan menatap mata coklatku. Aku sudah berdandan walaupun dandanannya tipis dan polos.

Aku juga tampak baik-baik saja terlepas dari kantong mataku yang menghitam akibat tidak bisa tidur karena mimpi buruk akhir-akhir ini.

Setiap malam,
Aku terbangun terengah-engah dan berkeringat, dan tidak bisa kembali tidur. Mimpi biasanya mengingatkanku sebuah kenangan tapi aku tidak pernah mengingatnya saat bangun.

...
Ketika aku keluar dari apartemen aku menghirup udara pagi yang segar.
Saat ini masih agak gelap jadi aku berjalan seperti biasa, dengan kecepatan cepat. Belum banyak orang di luar, mungkin karena ini masih terlalu pagi. Entahlah, tapi itu menguntungkan bagiku.

Akhirnya aku sampai,
Di tempat di mana aku bekerja, ya,  di sebuah cafe yang cukup ramai pengunjung dan membuatku harus bergerak lihai.

Semakin lama, kakiku semakin terbiasa berlarian ke sana-sini melayani pelanggan, memberikan coffee atau pancake. Dan saat malam hari, aku akan merasakan ngilu yang luar biasa di kakiku.

Saat aku sampai di kafe aku masuk dan melihat Vicky ada di sina. Vicky adalah teman kerjaku sekaligus teman akrabku di luar perkerjaan. Dia bekerja denganku tapi ia hanya bekerja selama 6 jam setiap harinya.

"Pagi Vicky," kataku sambil tersenyum.

"Pagi Ella," jawabnya, aku tertawa kecil melihat jawabannya karena dia selalu tampak setengah tidur di pagi hari.

"Halo Ella, apa kabar?" aku mendengar Mr. Sterne bertanya dengan di sampingku.

"Saya baik-baik saja, pak. Terima kasih." jawabku sopan dan kemudian mengambil celemek di dekatku dan mengikatkannya ke pinggangku.

Setelah 10 menit, sudah ada 5 pelanggan dan aku harus melayani mereka semua karena Vicky bilang dia akan kembali saat makan siang. Lihatlah, dia bebas di cafe ini, mungkin karena dia adalah adik ipar dari Mr. Sterne.

You're Mine [Lengkap✓]Where stories live. Discover now