Tzuyu menangkup kedua pipi Sana, menggeleng tak terima perkataan wanita pujaan hatinya "Aku tidak mau. Aku sangat mencintaimu. Kau cinta pertamaku, Sana. Itu bukan kesalahanmu. Pria itu yang sudah memperkosamu. Bukan kau yang menghianati cinta kita. Aku akan tetap mencintaimu dan menunggumu sampai kapanpun" Katanya kemudian mencium lembut kedua belah bibir ranum Sana

Sana terharu membuat airmatanya semakin berjatuhan membasahi bajunya. Dengan penuh rasa cinta, Sana membalas ciuman Tzuyu. Mengalunkan kedua tangannya ke leher Tzuyu untuk memperdalam hisapannya dibibir yang sudah sangat dia rindukan.

Sana menghirup udara setelah Tzuyu melepas bibirnya "Hah Hah Hah... Aku benar-benar merindukanmu, sayang" Pekik Sana gemas, kembali mencium bibir tipis Tzuyu. Tzuyu terkekeh geli disela hisapannya.

Mereka berdua pun kembali tenggelam dalam ciuman panas. Ciuman yang penuh rasa rindu dan cinta yang mendalam. Sampai lupa jika ada satu gerombolan yang sedang mengintip dibalik pintu.

Tzuyu melepas lembut tautan bibir mereka berdua ketika Sana hampir kehabisan pasukan udara "Kau bisa kehabisan napas jika menciumku terus" Kekehnya mengelus sensual bibir bawah Sana memakai ibu jari tangannya

Sana tersipu, kedua pipinya jadi merona memerah seperti tomat "Aku merindukanmu! Ayo cium lagi aku" Katanya manja menarik kepada Tzuyu

"Hahaha... Hey, lihat banyak Maid dan Bodyguard yang sedang melihat ke arah kita" Tzuyu menunjuk para Maid dan Bodyguard yang sedang mengintip dibibir pintu

Sana menoleh, terkekeh geli saat melihat Maid Alea pura-pura menepuk udara, Thomas pura-pura memperbaiki guci. Dan yang lainnya pura-pura membersihkan meja serta dinding.

"Astaga! Mereka lucu sekali" Kekeh Tzuyu

"Sayang, kau tidak marah kan?" Sana menatap sendu wajah tampan Tzuyu

"Tentu tidak. Aku hanya sedikit kecewa saja" Tzuyu mengecup puncak kepala Sana

"Tenang saja. Setelah melahirkan. Aku akan pulang ke Jepang dan kita akan menikah" Pekik Sana girang memeluk gemas tubuh kekar Tzuyu

Tzuyu tersenyum mengelus punggung Sana "Apa kau juga akan membawa anakmu?"

Sana menggeleng "Tidak. Bayi ini akan menjadi milik Keluarga Kim's. Aku dan ayahnya sudah membuat janji. Jika aku akan pergi dan meninggalkan anak ini untuknya setelah melahirkan"

"Kenapa kau tidak membawanya saja? Aku akan menerima anakmu seperti anakku sendiri" Tzuyu mencium perut Sana, merasa gemas.

"Sebenarnya aku juga ingin membawa anakku. Tetapi, perjanjian tetaplah perjanjian. Dan kau tau? Anak ini adalah cucu pertama Alexander Kim dan Jennie Kim. Jadi, anak ini harus tinggal bersama mereka. Dan aku juga masih ingin melanjutkan karirku dan menikah denganmu dan mempunyai anak darimu" Sana mengecup sekilas bibir Tzuyu

"Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan?" Tzuyu masih setia mengelus perut Sana

"Aku takut dilihat oleh paparazi. Kehamilanku ditutup rapat. Tidak ada yang tau selain keluarga Kim's dan kau sekarang"

"Tenang saja. Kau bisa menutupi wajah dan perutmu. Dan aku akan menjaga kalian berdua" Tzuyu mengecupi seluruh wajah Sana

Tzuyu merasa bahagia mengetahui Sana sedang hamil walaupun bukan anaknya. Biasanya pria lain akan marah. Namun, berbeda dengan Tzuyu. Tzuyu malah bahagia karena Tzuyu menyukai anak kecil.

Mereka berdua pun pamit kepada Nayeon dan Jeongyeon. Tak lupa membawa dua Bodyguard untuk menjaga keamanan mereka berdua serta Baby Kim atas permintaan Jeongyeon.

*

"Apa kau akan tetap seperti itu? Dimana Kim Dahyun yang tidak pernah menyerah? Atau, apa sekarang kau sudah menjadi pria yang lepas tanggung jawab?" Chaeyoung semakin berceloteh walaupun tidak mendapat balasan dari pria didepannya

Depend On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang