#4✨

6 2 4
                                    

Sudahi galau mu mari baca wp bersamaku...wkwk

✨✨✨

Gadis itu masih berdiri di tepi jalan, menunggu kendaraan umum, tapi sampai sekarang belum ada satu pun angkot yang berhenti atau tukang ojek yang menawarkan jasanya. Hingga seorang lelaki yang perawakannya lebih tinggi menghampiri. Lelaki itu sekarang berdiri disampingnya.

"Gak pulang?"

Matanya melihat-lihat sekitar, memeriksa apa ada orang lain yang ia ajak bicara. Gadis itu mendongak, mendapati pria yang selama ini jadi bahan overthinkingnya.

Ya, Banu.

Seakan mengerti kebingungan gadis itu, Banu kemudian bersuara "Gue ngomong sama lo Risa"

"H-hah?"

"Maafin temen gue ya...orangnya emang suka malu-maluin"

"Ooh yang tadi ya" Risa kembali mengingat kejadian di kafe lalu mengangguk "Iya gak papa"

"Lo masih inget gue kan?"

Risa mengernyit heran

Kenapa pake nanya, emang apa gunanya Risa jadi overthinking kalo gak inget namanya?

"Kenalan ulang aja kali ya" Banu memutar badannya sempurna menghadap ke arah Risa, lalu secara sepihak mengangkat tangan kanan Risa untuk berjabat tangan, sang empunya terkesiap dengan perlakuan itu. Ini sih namanya maksa kenalan.

"Gue Banu. Banu Randika" Ia mengambil jeda "Lo Risa kan? Nerisa Anulika"

Risa mengernyit, masih tidak mengerti kenapa orang ini bisa tahu namanya.

"k-kok?"

"Gue sering main kerumah Gian, tetangga lo. Waktu itu lo lagi nganterin makanan ke rumah Gian, makanya gue tau nama lo" Jelas Banu lugas.

Ya, Risa memang mempunyai tetangga bernama Gian yang suka membawa teman-temannya ke rumah. Tapi Risa tetap tidak ingat orang ini. Toh tidak mungkin juga Risa mengingat semua teman-teman Kak Gian. Ini juga berarti lelaki ini sudah tahu rumahnya dari awal kan?

Tak berapa lama sebuah angkot berhenti di depan mereka berdua. Di dalam angkot tersebut cukup penuh hingga hanya tersisa bagian pintu saja.

Ini supir angkot kayaknya ngebet banget nyari duit, tempat duduk tinggal dipintu aja ditawarin.

"Neng ayo neng muat muat" Seru sopir angkot

Melihat keadaan didalam angkot yang sudah penuh, Risa mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam angkot tersebut. Muat apanya. "Enggak bang" Tolaknya.

"Dibelakang udah gak ada angkot lagi neng, tar lama lagi nunggunya... naik aja gapapa"

Ngotot emang. Muat kagak nyelip iya.

"Enggak bang gak usah"

"Mas ajak pacarnya naik aja, emangnya gak kasian liat pacarnya kepanasan nunggu angkot" Sopir angkot tersebut mengalihkan arah pandangnya kepada Banu.

Risa mengerjap.


Wait...
Pacar?


"Iya bang ini bakal naik kok" Banu dengan santainya meraih pergelangan tangan Risa membuat gadis itu tersentak. Lalu ia duduk terlebih dahulu di pintu angkot. Tangannya masih mencekal pergelangan tangan Risa dan ya... cewek itu terpaksa duduk di pintu angkot, disamping Banu.

ok, satu menit, dua menit, terasa canggung. Hanya obrolan ibu-ibu dalam angkot mendominasi telinga dua orang ini.

"Lo mau kemana?" Lelaki itu mulai bersuara, mencoba mencairkan suasana.

"Ke pasar"

"Oohh... btw kotak dari gue udah dibuka belum?"

"Itu dari... lo?" Sebenarnya Risa sudah tahu hal ini, cuma basa basi aja.

"Iya.., udah dibuka semua?"

"Yang terakhir belum"

"Ouh... nanti di buka ya"

"Hmm"

Ni orang bisa ngomong santai sama gue tapi kenapa ngasih barang di paketin segala

"btw maksud lo ngasih barang-barang itu... buat apa?"

"Sebagai calon istri harus tahu tentang calon suaminya dong"

"Dih apaan sih..! Gue serius!!!"

"Gue lebih serius"

"ck" Risa memutar bola matanya malas, "lo niat jawab pertanyaan gue gak si?"

Banu tertawa kecil, merasa puas melihat gadis berambut lurus itu kesal.

"Gue lebih niat bangun rumah tangga sama lo si"

Risa lantas diam, tak menuntut jawaban apapun lagi dari orang yang memberinya kotak-kotak itu lagi.

Banu mencuri pandang ke arah Risa beberapa kali, lalu memandang ke arah depan lagi.

"Ris"

Risa diam, tak berniat menyahut.

"Ris..."

tetap diam.

"Risaaa...."

Ia akhirnya mengubah arah pandangnya ke samping, ke arah Banu.

"Dari pada ke pasar mending ke KUA aja yuk"

Risa membuang napas kasar ke arah lain.

Gilak






"udah nih udah sampe rumah!"

"ya udah salam sama orang rumah yak"

"hm"

"bye cantik"

Huftt akhirnya penderitaan ini selesai. Risa telah terbebas dari makhluk yang mengikutinya dari kafe, pasar, hingga kedepan rumahnya.

Mimpi apa Risa semalam diikuti oleh orang tidak terduga seperti Banu.

Ia masuk ke kamar dan mendudukkan bokongnya ke kasur. Melirik kotak pemberian Banu yang belum ia buka, lalu mengambilnya. Ia membuka kotak kecil yang kurang dari sejengkal dan sangat ringan itu. Ternyata isinya hanya berupa poto polaroid yang tak lain adalah poto Banu sendiri dan selembar sticky note. Risa membalik polaroid tersebut, terdapat tulisan berisi sebuah nomor whatsapp dan akun instagram. Lalu ia membaca tulisan yang ada di sticky note tersebut.

"Itu nomor wa mas paket, dichat yak.. ig nya juga di follow, tar banyak promo kok tenang"

Risa terkekeh kecil

gemes


Ia lalu membuka handphonenya dan menekan ikon berwarna hijau

Halo mas paket
send

✨✨✨

Banu menghela nafas kasar lalu melemparkan tasnya sembarangan, ia pulang sekolah dengan seragam basket yang masih melekat. Hari ini cukup melelahkan apalagi setelah mengahadapi sedikit masalah tadi siang. Ia lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi ia langsung menjatuhkan diri diatas kasur. Tak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar.

"Bang buka bang!!!" teriak seorang lelaki dari balik pintu yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri.

"iya iya bentar"

"cepet elah"

Banu membuka pintu dengan malas, "apa si?"

"nih lo liat akun ig nya gosip Tri Sakti"

"ck gua ga demen gosip sori" Lelaki itu berancang ingin menutup pintu namun Bian menghalangi.

"Muka lo masuk ege!"

Banu menoleh dan langsung merampas benda pipih itu dari tangan Bian. Masalah yang ia kira tidak akan bertambah menjadi besar kini malah menjadi mimpi buruk.

"Cewek sialan!!"

✨✨✨
see u

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mr.BoxWhere stories live. Discover now