#3✨

2 2 0
                                    

Happy reading:)

✨✨✨

Banu sedari tadi memperhatikan gadis itu dari jauh. Gadis yang tertawa ringan karena humor dari teman-temannya, lalu tiba-tiba menjadi serius saat mendengarkan temannya yang lain melanjutkan pembicaraan.

Salah satu teman Banu merasakan ada yang aneh dengan pria itu. Dari tadi ia tidak fokus dengan pembicaraan mereka.

"WOY!" Gilang menggeplak kepala bagian belakang Banu cukup keras.

"Apasih anjir?! maen geplak ae" Banu mengusap bagian kepalanya yang terkena pukulan dari Gilang, temannya sejak SMP.

"Lo dengerin gue ngomong gak sih?"

"Denger...denger..."jawab Banu berbohong.

"Apaan coba?"

"Mbak Mia hamil kan?"

"Dih si anying...gue udah cerita soal itu minggu lalu!! yang ini beda lagi, gunanya mulut gue ngoceh apa kalo lo gak dengerin!"

"Iya iya bentar ah, lagi asik juga"

Banu menopang dagunya dengan tangan kanan, mengabaikan Gilang yang sedang merapalkan anggota kebun binatang dalam hatinya karena diabaikan.

"Lo liatin apa sih?"

Banu tersenyum simpul tanpa melirik kepada yang bertanya, "Bidadari lang".

"hah?"

"itu... bidadari"Banu mengisyaratkan dengan dagunya.

"Cewek baju pink?"

"bukaann..."

"Baju merah ya? yang sama anak kecil?"

"Tck itu sih selera lo"

"Heh ngadi-ngadi..! mana demen gue sama tante girang. Yang mana si?"

Banu tidak menjawab, masih asyik dengan aktivitas memandangnya. Kemudian seorang pelayan menghampiri meja mereka dan menanyakan pesanan. Gilang memesan makanan, lalu setelah itu giliran Banu.
Pria itu meminta selembar kertas kecil kepada pelayan tersebut, lalu menuliskan sesuatu diatasnya.

"Tolong kasih ke cewek sweater kuning ya Mbak, bareng sama pesenannya aja, Terus jangan bilang dari saya. Yang itu tuh..." Banu menunjuk ke arah yang dimaksud.

"Baik mas. ada tambahan?"

"udah itu aja"

"ditunggu yaa..."

Sang pelayan pergi menyiapkan pesanan para pelanggan lalu mengantarkannya. Padahal orangnya ada didepan mata tinggal samperin, tapi Banu pengen sok keren gitu depan crush-nya.

"Lu nulis apaan tadi?" Tanya Gilang.

Alih-alih menjawab pertanyaan Gilang, Pria itu memilih melambaikan tangannya pada seseorang dan tersenyum. Gilang mengikuti arah pandang Banu, seorang wanita memakai sweater warna kuning melihat tepat kearah meja mereka.

"Itu bidadari lo?"

"Heem..."

"Mayan..." Gilang menampilkan smirk nya, tiba-tiba saja terlintas ide cemerlang dikepalanya.

"WOY!!! CEWEK SWEATER KUNING!!! TEMEN GUE SUKA SAMA LO!!!" Teriakan Gilang membuat seluruh isi kafe memandang ke arah meja mereka. Banu menutupi wajahnya dengan buku menu, mengeluarkan ekspresi 'GILANG BEGO' .

Sabar nu..., temen lo emang gak ada akhlak

✨✨✨

Risa menoleh ke arah sumber suara, mendapati Banu yang sedang menutupi wajah nya dengan buku menu dan temannya yang tertawa puas. Di kafe itu hanya Risa yang memakai sweater warna kuning, alhasil beberapa pasang mata menatap Risa karena teriakan tadi.

"Yang dimaksud elo kan Ris?"

"Gue...kenapa?"

"Itu lohh yang teriak tadi..."

"Y-ya mana gue tau..?, bukan kali"

Jeno dan Tatan menatap Risa dengan mata di sipit-sipitkan.

"Ris..."

"Jelasin ke kita"

"Sejak kapan lo mulai deket sama cowok?"

"Kenapa lo gak bilang-bilang sama kita?"

"Namanya siapa?"

"Anak mana?"

"Kalo pelit jangan diterima Ris.."

"Kalo gantengan gue mending jangan deh Ris..."

"Sok ganteng Babiii"

"Monyet diem ya... gue tau lo iri sama kegantengan gue"

"Heh mit amit!! Lagian pangeran serupawan gue dibilang monyet... ngaca dulu ya babii"

Ejekan demi ejekan dilontarkan satu sama lain oleh keduanya. Perlahan melupakan kejadian memalukan tadi.

Lusi menghampiri mereka berempat bersama Bang Dion, menepuk pundak Dino sambil berbisik. "Ti ati aja ya..."

Dino melirik ke arah Lusi dengan tetap mempertahankan ekspresi santainya.

"Eh gue duluan ya"

"Ya elah giliran dapet yang baru malah lupa sama temen sendiri... dah hush sana" Jeno mengibaskan tangannya ke arah Lusi yang pergi menjauh.

"Kayaknya gue juga harus balik deh, nyokap gue ngechat suruh anterin kondangan...Gue duluan yak" Kini giliran Tatan yang beranjak dari tempat duduknya.

"Lah kok"

Tatan menepuk pundak Jeno "Bayarin"

"Sekalian sama gue" Dino menyusul Tatan keluar kafe.

"Eh?"

Sekarang tinggal Risa satu-satunya harapan Jeno.

"Lo gak ikutan cabut kan ris?"

"Enggak kok"

"Alhamdu--"

Drttt drttt

"Eh bentar"

Risa mengangkat handphone nya yang bergetar, menggeser tombol warna hijau lalu menempelkannya ke telinga.

"Ya halo...ooh iya mah... bentar lagi aku pulang"

Jeno menghela nafas pasrah. Sementara Risa hanya bisa tersenyum kikuk. "Maaf ya Jen... gue disuruh ke pasar... Tapi gue bayar kok". Gadis itu lalu memberikan beberapa lembar uang pada Jeno dan pamit.

"Sabar Jenn sabar... Orang ganteng disayang mantan" Gumam Jeno pada dirinya sendiri

✨✨✨

Punya temen lucknut kaya Gilang?
Jika punya, selamat! hidup anda tak akan tenang:)))

Mr.BoxWo Geschichten leben. Entdecke jetzt