Bagian satu

2K 60 1
                                    

Nasib seseorang tidak dapat kita ketahui. Semuanya terasa mengalir seperti air menuju hilir. Tanpa di ketahui, sebenarnya semuanya saling berkaitan. Seperti sebuah benang transparan yang saling mengikat.

Semua orang bisa merasakan perasaan orang lain hanya dari raut wajah dan tatapan. Semua hal di luar nalar pun sering terjadi.

Manusia adalah makhluk yang penuh 'Mistery'. Mereka makhluk sosial yang dapat berkomunikasi dengan baik. Namun, Tidak sedikit orang yang mampu memakai berlapis-lapis topeng untuk menutupi dirinya.

Cinta, dendam, dan keserakahan manusia. Yang tanpa mereka sadari, itu akan menghancurkan mereka suatu saat. Cinta yang terlalu berlebihan akan menimbulkan sebuah obsesi yang berujung rasa dendam. Pun keserakahan yang di rasakan akan membuatnya menjadi gila. Mental yang terganggu, dan keserakahan akan menimbulkan sebuah petaka yang sangat besar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

13 januari 2014, Seoul
19.30 KST.

Malam ini hujan turun sangat deras di kota Seoul. Namun, cuaca buruk ini tidak mengganggu aktivitas semua warga, terutama bagian kepolisian. Ya, di malam yang hujan ini terjadi sebuah kasus penyekapan di sebuah gedung tua yang terbengkalai.

Beberapa mobil polisi yang terparkir apik di sekitar gedung, membuat warga yang penasaran berkerumun dengan payung yang mereka gunakan. Beberapa polisi intel memasang portal kuning di gedung tersebut, dan sebagiannya berjaga sekaligus mengamankan warga sipil.

Sebuah mobil sport hitam masuk dan parkir di sebelah mobil polisi. Satu orang polisi langsung menghampiri mobil tersebut. Ia berlari sambil membawa payung. Saat suara pintu mobil mulai terbuka, polisi tersebut langsung memayungi seorang yang keluar dari mobil. Pemuda dengan setelan Jas hitam dengan berbalut mantel selutut yang dikenakan, membuat aura dominannya semakin terasa.

"Bagaimana kondisinya sekarang?" Tanyanya pada seorang polisi yang memayunginya dan berjalan tepat di belakang dirinya.

"Pelaku masih berada di dalam, Jendral. Dia di dalam bersama dengan korban yang entah kondisinya." Jelas sang polisi.

Mereka kini berdiri tepat di depan pintu masuk gedung tua tersebut. Menatap pintu itu cukup lama.

"Kau sudah menghubungi SCY?" Tanyanya lagi pada sang polisi.

"Sudah, Jendral. Mereka sebentar lagi sampai."

Selang satu menit mobil besar hitam seperti mobil box datang. Namun, berbeda dengan mobil box biasa. Bukan hanya karena nama SCY yang ada di mobil tersebut. Tapi sesuatu yang luar biasa yang berada didalamnya. Mobil yang sangat canggih di era modern ini, membuatnya terlihat berbeda. Beberapa negara memang sudah ada yang memiliki mobil seperti ini. Tapi untuk teknologi di dalamnya hanya kepolisian Seoul yang memilikinya.

Cklek!

Drrrrrtttt!!!!!

Pintu belakang bagian mobil sedikit demi sedikit terbuka. Warga yang melihatnya di buat terpaku dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki kepolisian mereka. Saat pintu sepenuhnya terbuka, menampilkan empat orang pria tampan lengkap dengan seragam mereka. Pakaian hitam dengan rompi anti peluru yang terpasang rapih membungkus bagian dada, perut, dan punggung mereka. Topi hitam bertulisan SCY yang mereka kenakan di kepalanya, menandakan atas kepemilikan mereka.

Sedangkan di bagian depan mobil keluar dua orang pria. Yang satu terlihat manis, cantik, dan tampan bersamaan. Satu lagi terlihat sangat dominant dan gagah dengan setelan jas biru tua yang ia kenakan. Mereka berjalan berdampingan menggunakan payung, menuju dua orang yang sedang menunggu kedatangan mereka tadi.

"Jendral, bagaiman kondisinya sekarang?" Pertanyaan yang sama dari pemuda manis pada sang Jendral.

"Pelaku dan korban masih didalam." Jawabnya.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan, Tae?" Giliran pria berjas biru tua yang bertanya

"Panggil aku Jendral! Letnan Park Jimin. Kita sedang dalam jam kerja." Ingat sang Jendral.

"Ok, ok baiklah. Jendral Kim Taehyung." Jimin merotasikan matanya malas.

"Kepala tim Baekhyun, Panggil mereka keluar!" titah Taehyung pada pria cantik yang berdiri di depannya.

"Baik, Jendral." Baekhyun segera menekan tombol pada remot kecil yang ia ambil dari sakunya mantelnya.

Empat pria yang berada di dalam mobil SCY keluar bersamaan dengan sebuah mesin hitam besar yang berjalan sendiri dan bertulisan 'DYNAMITE' di setiap sisinya.

Taehyung menatap seluruh anggotanya. Memastikan apa masih ada anggotanya yang tertinggal. Ia menekan sebuah earphone yang menggantung apik di telinga kirinya.

"Baik. Kita mulai!" Ucapnya.

Saat Taehyung berbicara seperti itu, seorang pemuda di ruangan yang penuh dengan monitor mulai menekan keyboard canggihnya, menampilkan sebuah data hasil retasanya tadi. Hingga salah satu layar monitor itu menampilkan sebuah gambar yang di ketahui adalah identitas seseorang.

"Nama : Michel Kang, 26 tahun. Riwayat hidup: Dia seorang pria keturunan Inggris Korea. Dia adalah pekerja di bagian staf pemasaran PT Senorita. Kedua orang tuanya di ketahui meninggal saat kecelakaan pesawat menuju Inggris. Dia hidup sendiri di appartement yang tidak jauh dengan tempat kerjanya. Di lihat dari informasi yang ku dapat, akhir-akhir ini Michel selalu bertingkah aneh di appartementnya. Tempat tinggalnya selalu gelap setiap malam, dan terdengar suara gaduh seperti teriakan, dan tangisan dirinya." Jelasnya pada seluruh anggota SCY melalui earphonenya.

"Lalu?" Tuntut Jimin.

Pemuda itu pun beralih pada monitor sebelah kirinya. Disana tertampil sebuah data riwayat pasien dari Seoul Hospital.

"Aku mendapatkan data informasi dirinya dari rumah sakit yang sudah lima hari ini ia datangi. Sepertinya, dia mengalami stres yang berlebihan. Aku tidak tahu detailnya. Tapi, disini di katakan bahwa dia stres karena pekerjaannya." Jelasnya lagi.

"Stres berlebihan karena pekerjaan, ya? Apa iya hal seperti itu bisa sampai menyekap orang?" Ucapan Jimin membuat seluruh atensi menuju padanya.

"Mungkin iya, mungkin tidak. Tapi firasat ku mengatakan bahwa dia bukan hanya stres karena pekerjaannya." Pendapat sang pemuda di sebrang earphone lagi-lagi membuat mereka diam.

"Apa mungkin dia mengkonsumsi obat terlarang juga? Bukannya tadi terjadi keanehan di appartementnya? Apa itu masuk akal?" Tanya Baekhyun sambil menatap satu-satu orang yang berkumpul anggota timnya.

"Kita tidak tahu pasti sebelum kita menangkap bedebah itu." Final Taehyung. Dia malas jika harus menerka-nerka seperti ini.

"Kerja bagus, Sehun. Kau memang informan yang handal." Ucap Taehyung.

"Terimakasih Jendral. Itu sudah tugas ku." Setelah berbicara seperti itu, Sehun mematikan sambungan earphonenya.

"Ah...lelahnya. Aku mau makan." Sehun pun beranjak dari tempatnya. Tak lupa untuk mematikan seluruh monitornya lalu mencabut flashdisk dan mengeluarkan CD dari CPU. Ia memasukan barang berharga itu pada berangkas di ruang rahasia tepat berada di bawah lantai yang tertutup karpet beludru.

Death Party🔞Where stories live. Discover now