19.laura gila

26 10 0
                                    

Pagi ini senja dan laura memutuskan untuk berangkat bareng kesekolah, dengan ditemani vano tentunya.

Mereka memasuki kawasan sma avicenna. Setelah seminggu senja tak masuk kini banyak pasang mata sesaat mobil mewah vano sampai.

"senja lo tunggu luar dulu aja, gue mau pake sepatu dulu" kata laura berbicara kurang fokus karna ia tengah memakai sepatu.

"yauda deh, gue tunggu luar" senja langsung membuka pintu, ia juga tak lupa ber terimakasih kepada vano, vano hanya tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban.

Sesaat senja sudah menutup pintu mobil kembali, matanya dibuat terpaku karna mendapat kan sosok caca dkk. disana. Mereka tengah menatap tajam ke arah senja, senja yang dilihat seperti itu hanya menunduk takut. Takut jika kejadian itu ter ulang kembali.

"dah ayok senja" ujar laura yang baru keluar dari pintu mobil itu.

"eh hm iyah ayok" jawab senja tersadar dari lamunan nya, sebenar nya laura tau akan sikap aneh senja barusan, ia juga sudah tau keberadaan caca yang menatap nya tidak suka.

Dengan berani laura langsung menghampiri caca dkk. di depan sana bersama senja yang tentu saja masih menunduk. "apa? Mau ngomel juga?mau ngonciin di gudang juga? Inget VANO KAKA GUE! bodyguard nya banyak loh, mau lo mati dalam sekejap?" ucap laura sambil tersenyum smirk. Sedangkan senja masih saja menunduk.

"kalian gaada hak buat ngelabrak adek kelas, pengecut, brani nya rombongan" lagi lagi laura masih tersenyun smirk, setelah dirasa puas laura pun langsung merangkul pergelangan tangan senja agar mengajak nya pergi menuju kelas.

"dengerin noh kata ade gue" giliran vano saat ini yang menatap caca dkk. remeh, ia juga sedang menggenggam tangan aira saat ini setelah itu langsung berlalu.

Rasanya kini caca sudah di jatuhkan harga diri nya dengan kakak adik itu. Sungguh ia benci karna sudah dibuat bungkam oleh mereka. "Argh! Kurang ajar tuh kaka adek, bisa bisa nya!" frustasi caca.

***

Bel istirahat sudah berbunyi kedua cewek itu kini tengah berduduk santai di pinggir lapangan sambil menikmati pertandingan basket di lapangan. Disana ada langit dkk, dan juga kelas lain, tentunya senja tak mengenal mereka.

"yah senja, kuaci nya abis nih" gerutu laura.

"yaampun ra, berapa banyak kuaci yang lo makan? Tuh mulut kaga cape apa gigit nya?"

"hehehe, baru 5bungkus nja daripada lo, coklat terus tuh gigi kaga sakit apa?" bela laura.

"udah udah, mending beli lagi gih"

"tinggal ya?" tanya laura meyakinkan, senja mengangguk sambil tersenyum. "kalo ada yang usik lo, bilang sama gue, tenang nja senjata api gue banyak noh di rumah" laura tersenyum smirk saat ini.

"ih ra senyum lo kek psikopat anjir, serem ah" senja sedikit melotot tak percaya.

"aih lo gatau yah? Pas gue sama nyokap di usir sama bokap gue nih ya, di saat itu juga gue marah trus tangan kiri bokap gue...lo mau tau?" laura menggantung kan ucapan nya, dan itu membuat senja semakin penasaran.

"apa?"

"gue patahin nja" jawab laura enteng.

Senja yang mendengar itu mendelik ngilu, ia tak nyangka jika laura bisa segila itu. "duh udadeh, gue yang denger nya aja udah ngilu" rilih senja sudah merinding sedangkan laura, ia hanya tertawa kecil.

"yauda bentar yaa gue tinggal"

"iyaa" jawab senja lalu kembali fokus menonton pertandingan basket tadi.

Nawasena (Pergilah, Aku Ikhlas)Where stories live. Discover now