5. Pencarian

53 31 5
                                    

Bersenandung sepanjang langkah. Orang orang yang melihat kedatangannya menyingkir memberikan jalan. Veren sampai di depan sebuah kelas, cowok itu melongokkan kepalanya ke dalam. Suasananya berubah senyap dalam sekejap.

"Meisya~" Veren memanggil. Cowok itu mengedarkan pandangannya berusaha mencari keberadaan gadis yang dicarinya.

Veren masuk kedalam kelas. Tidak ada murid yang berani berkomentar. Semuanya terlalu takut untuk dijadikan bahan bullyan oleh cowok itu.

Walau status Veren adalah ketua osis, tetapi cowok itu memiliki sisi mengerikan dan kejam. Sehingga orang orang disekitarnya kian takut padanya.

"Meisya mana?" Veren bertanya pada Chiro yang sedang membaca buku. Chiro menutup bukunya, dia mencoba berani menatap Veren.

"Perpustakaan." Chiro berusaha tidak gugup. Cowok itu menelan ludah. Dia mundur saat Veren menyerongkan tubuhnya, mempertipis jarak wajah mereka.

Veren memiringkan kepala nya lugu. "Bohong kan, lo?" Veren tersenyum miring.

Celaka.

Chiro memang berbohong. Dia sengaja berbohong karena tidak mau memberikan masalah lebih banyak kepada Meisya.

"K-Kata siapa?" Chiro membela diri.

Veren menggebrak meja menggunakan kaki kanannya. Namun tidak ada seorang pun yang berani protes. Semuanya terlalu takut untuk berurusan dengan cowok nomor satu di sekolah mereka.

Chiro tetap menatap Veren. Dia meremas jari jarinya. Tatapan Veren semakin intens, membuat cowok itu kesulitan walau sekadar mengambil nafas.

Harus berani, gak boleh lemah!  ucap Chiro dalam hati.

Veren tersenyum miring, dia mengangkat kaki kanannya kebawah dagu Chiro, "Jawab jujur, atau gue tendang muka lo?"

Chiro menelan ludah, dia menguatkan rahangnya, "Gue gak takut lagi."

Tendang.

Veren menurunkan kakinya. Chiro batuk batuk. Dia menahan sakit yang ada di bawah dagunya.

Tidak ada yang berani menolongnya. Bahkan tidak ada yang berani sekedar berkomentar pun.

"Hm, terserah."  Veren keluar kelas.

***

Firasatnya tiba tiba memburuk.

Meisya yang baru keluar dari toilet wanita itu tiba tiba menghentikan langkahnya. Dia menoleh kebelakang karena merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya.

Meisya melanjutkan jalannya menuju ke kelas. Semoga tidak ada sesuatu yang buruk terjadi saat ini.

Langkah pelan Meisya berusaha dia percepat saat mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Sebaiknya dia tidak menoleh, kalau sampai dia berbalik itu artinya dia kalah.

Meisya mempercepat laju langkahnya. Setelah berbelok, dia tidak mendengar suara langkah kaki yang membuntutinya lagi.

Meisya bernafas lega. Tinggal satu belokan, dia sampai di kelasnya.

Belokan terakhir. Meisya membeku, dia mendongak menatap wajah brengsek cowok jangkung yang ada di depannya. Mengukir seringaian mengerikan.

"Ke-te-mu."

"KAMU-"

Veren meninju hidung Meisya sampai cewek itu mimisan. Hidung nya patah. Meisya jatuh, Veren berjongkok menyejajarkan wajahnya dengan wajah cewek itu lalu tersenyum meremehkan, "Lo mau gabung sama gue, atau lo mau mati hm?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REVENGEWhere stories live. Discover now