3. Tawaran

68 36 7
                                    

"Maaf, saya gak bisa jadi pacar kamu."

Cowok bermanik cokelat itu terdiam saat ungkapan cintanya ditolak. Mereka berdiri di taman sekolah, berdua.

Aldo, menunduk dalam. Cowok itu menatap lawan bicaranya yang memasang senyuman menenangkan.

"Boleh gue tanya alasannya?" Aldo bertanya sambil tersenyum. Cowok itu berusaha terlihat tegar walaupun hatinya sedang hancur.

"Soalnya.."  Meisya memberi alasan. Senyuman manis nya tidak hilang dari wajah nya, "saya gak mungkin pacaran sama anak buah yang nge bully sahabat saya, kan?"

"Tapi gue--"

Ponsel Meisya tiba tiba berdering, "Ah, maaf saya pergi dulu ya."

Meisya melengos pergi.

Entah sudah berapa banyak cowok yang menyatakan cinta padanya hari ini?

***

"Udah lu gak usah galau!" Derren menepuki punggung sahabat nya pelan.

Aldo tetap memasang wajah badmood.

"Lagian, masih banyak cewek yang lain, Do." ucap Derren sambil mengotak-ngatik laptop nya.

"Tapi cewek se-cantik, se-baik, se-kuat Meisya itu langka, dodol!" sahut Aldo bete.

"Berisik lu, mending bantuin si Derren cari info tentang Meisya." protes Veren yang sedari tadi bermain game di ponsel nya.

Aldo melirik Derren yang sedang bertugas. Dia membuka ponselnya lalu ikut mencari info tentang cewek yang baru saja dia tembak hari ini.

"Hm, Meisya itu terkenal karena dia sering menang olimpiade. Bahkan selalu juara satu mulu." ucap Derren sambil berdecak kagum.

"Tapi akun medsos nya di kunci semua." lanjut Derren.

"Akun aja di kunci, apalagi hati."  celetuk Aldo. Cowok itu meringis karena langsung kena jitakan dari Veren.

"Berisik lu sadboy!"

"MANA ADA GUE SADBOY-!" Aldo berteriak.

"Bismillah headshot!"

Veren melemparkan sepatunya tepat mengenai kepala Aldo. Aldo meringis menahan sakit di kepala nya.

"Udah sakit di hati, mana sakit di kepala pula."  ucap Aldo sabar.

Veren memakai sepatunya kembali. "Makanya ganteng--"

Aldo dan Veren meringis ketika mendapat headshot buku tebal dari Derren. Mereka menoleh ke arah cowok itu.

"OY!"

"Ganteng ganteng ganteng, ndas mu!" ucap Derren dengan muka kesal.

"SAKITIN AJA AKU MAS! SAKITIN!" ucap Aldo histeris. Veren menatapnya dengan tatapan rumit.

"Gara gara ditolak jadi stres dia. Kasian, mana masih muda." ucap Veren sambil mengelusi punggung sahabat nya.

"Padahal kalo Meisya nerima Aldo, bisa aja dia bakalan gabung sama kite." sahut Derren sambil sesekali berfikir.

REVENGEWhere stories live. Discover now