05. This conversation may never happen

592 81 0
                                    

Jungkook pikir ini hanya akan menjadi malam pertemuan biasa yang akan dihadiri oleh keluarga inti dari nyonya rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jungkook pikir ini hanya akan menjadi malam pertemuan biasa yang akan dihadiri oleh keluarga inti dari nyonya rumah. Ia dan Taehyung, dan dua orang mertuanya yang memang hidup berdua. Keempat anaknya sudah menikah termasuk Taehyung anak terakhir setelah mendapat desakan dan tuntutan akhirnya bisa mendapat pasangan yang cocok untuk mengakhiri ultimatum yang kompak kedua orang tuanya layangkan.

Tapi lihatlah, meja makan rumah besar ini terisi penuh. Bahkan harus mendapat tambahan kursi dan anak-anak yang terpaksa harus dipangku. Keempat orang anak Seunghwan membawa pasangan dan anak-anak mereka. Jungkook bahkan mendapat bagian untuk mempersilahkan satu bayi memakai pahanya sebagai tempat dudukan.

“Baby terlihat sangat nyaman bersamamu sayang, dia bahkan menolak ibunya dan memilih denganmu," tutur ibu mertua yang kebetulan duduk tak jauh di mana ia sekarang. Posisi duduk mereka sekarang tak di atur berdasarkan siapa yang paling tua, siapa yang paling muda atau siapa dan siapa. Mereka duduk di mana pun mereka mau, hanya memang untuk Seunghwan yang merupakan kepala keluarga di rumah dan yang paling dihormati barang tentu ia duduk di yang paling depan menghadap seluruh anak, mertua dan cucu-cucunya.

“Anak itu memang selalu ingin bersama pamannya. Juan ayo duduk bersama eomma, kasihan paman kerepotan. Susah nanti makannya.” ibu dari bayi dalam pangkuan itu sudah ancang-ancang berdiri dan mengulurkan tangan, tapi lagi-lagi bayinya memberontak dan menggeleng ribut.

“Nooo! Njun cini aja mama. Cama paman Toothie," tuturnya lugu menolak.

“Kenapa kau menggemaskan sekali sih baby.” Jungkook tersenyum memperhatikan tingkah si bayi dan memberinya banyak ciuman dipipi. Seperti perkiraan kulitnya lembut dan wangi. Wangi bayinya masih sangat kental saat dibaui hidung. “Tidak apa noona, lagi pula Juan tak banyak mengganggu. Sudah lama tak bertemu jadi mungkin dia rindu.”

“Jika sedang luang datanglah ke rumah, kami akan menyambut kedatangamu dengan tangan terbuka." Seol Ah kembali duduk dan menatap langsung anak dan adik ipar. "Anak-anak semua menyukaimu. Entah apa yang kau punya tapi kau benar mencerminkan kesan positif. Taehyung tidak salah memilih pasangan.”

“Tentu saja iya, aku tidak menikah bukan karena mengulur waktu memang mencari yang terbaik untuk aku nikahi. Kalian lihat sendiri kan aku tidak asal memilih," ujar Taehyung bangga dengan posisi yang pas sekali bersebrangan.

“Ya Taehyung-ah kau benar, jadi kapan kau bisa berkunjung. Siapa tahu adiknya Juan bisa lahir seperti dirimu. Kau indah luar dalam.”

“Noona bisa saja, aku rasanya tidak pantas mendapat pujian seperti itu," tukas Jungkook tak nyaman. “Aku akan meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumahmu noona, itu pun tentu dengan seizin hyung. Biasanya aku selalu kosong saat akhir pekan, tapi karena weekdays kami sama-sama bekerja hyung selalu ingin aku di rumah saat hari libur.”

“Jadi ini alasanmu sulit mengunjungi rumah ayah ibumu di sini sayang.” Seunghwan ikut menanggap obrolan.

“Mian appa. Bukan karena aku tidak mengindahkan undangan kalian tapi ada baiknya aku bertanya dulu pada suamiku, aku takut salah mengambil langkah dan berbuat sesuatu yang tidak menyenanginya. Meski berpergian untuk menemui kerabat dan mertua di sini, ada baiknya aku harus bertanya dulu karena siapa tahu disaat waktu yang bersamaan hyung juga membutuhkan aku.”

(Im) Perfect Ways to Kill My Husband [TAEKOOK] [END]√Where stories live. Discover now