「18」Break The Ice

2.2K 494 105
                                    

Reno menatap lawan bicaranya yang sejak tadi diam sambil memainkan sedotan pada minumannya. Ia terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu-ragu.

“Cit, lo mau ngomong apaan?” tanya Reno penasaran. Ini kali pertama Citra mengajaknya berbicara empat mata.

“Bentar gue lagi mikir mau mulai dari mana.” Reno menaikan sebelah alisnya.

“Soal apa?”

“Sekar.”

“Kenapa sama Sekar?” Citra menggigit bibir bawahnya lalu memandang Reno ragu.

“Gue berantem sama dia.”

“Kok bisa?” Pada akhirnya Citra tak punya pilihan lain selain menceritakan semuanya dari awal. Reno hanya menyimak baik-baik dengan raut serius. Ia tidak mengatakan apapun sampai Citra menyelesaikan ceritanya.

“Lo mau gue bantu ngomong sama Sekar?” tanya Reno setekah menyimpulkan dan Citra langsung mengangguk.

“Untuk sekarang, cuma lo satu-satunya orang yang deket sama Sekar karena gue nggak mungkin minta tolong kak Kevin ataupun kak Tevin untuk masalah kaya gini.”

“Gue harus bilang apa sama Sekar?”

“Bantu ngejelasin atau seenggaknya bujuk Sekar biar mau denger penjelasan gue.”

“Ehm ... sulit juga.” Reno tidak punya pengalaman menangani pertengkaran para gadis.

“Plis Ren.” Citra menatapnya penuh harap sambil menyatukan kedua telapak tangan.

“Okey bakal gue coba.” Sebuah senyuman merekah di wajah Citra yang semula tampak lelah dan putus asa.

“Thanks ya Ren.”

“Yoi!”

Lalu Citra menghela napas dalam-dalam. “Nggak nyangka gue bakal berakhir minta tolong sama lo.”

Reno menautkan kedua alisnya sembari menatap Citra yang seperti masih menyimpan banyak kalimat untuk ia utarakan, tapi entah apa yang membuatnya ragu-ragu. Padahal tatapannya seakan ingin memberi tahu Reno sesuatu.

“Masih ada yang mau lo omongin gak?” pancing Reno.

“Lo peka juga ternyata.” Citra menggeser minumannya dan melipat kedua tangan di atas meja. “Sebenernya ada yang mau gue tanyain, tapi gue ragu soalnya gue takut disangka nggak tau diri.”

“Soalnya?”

“Soalnya apa yang mau gue tanyain itu ... ehm ... agak privacy.”

“Tanyain aja.”

Citra menatap Reno ragu. Seharusnya ia menanyakan ini sejak lama, tapi Citra tak kunjung menemukan timing yang tepat.

“Lo sama Vina apa kabar?”

Dahi Reno mengerut. “Kenapa tiba-tiba nanya Vina?”

“Sebenernya gue pengen dukung hubungan lo sama Sekar ... maksud gue kalian keliatan cocok aja gitu, tapi gue nggak mau kalau Sekar sampe naksir lo duluan sementara lo belum bisa moveon dari mantan lo.”

“Lo mau jadi mak comblang ceritanya?”

Maybe.” Reno terkekeh.

“Kenapa lo mikir gue sama Sekar cocok? apa karena kita senasib?”

“Ya, salah satunya.”

“Nggak lo nggak Gavin, sama aja jodoh-jodohin gue sama Sekar.”

“Dia nahkoda kapalnya.” Perkataan Citra membuat tawa Reno semakin keras.

Heart Pieces [𝙴𝙽𝙳]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu