2. Lets Meet Them!

911 139 28
                                    

Kalau bicara soal Intel di Indonesia itu identik sama apa sih?

Tukang nasi goreng? Tukang bakso keliling atau bahkan tukang sayur?

Padahal jauh lebih luas dari itu, intelejen bergerak dari segala sisi yang ada.

Seni dari menjadi intel, adalah hidup di tengah masyarakat tanpa terlihat. Berbaur dan ikut masuk ke tiap sisi dan sudut tanpa mencolok mata.

Terlihat kasual dan pasaran, umum atau mainstream.

Ini sebagaimana Orlen Mahapatih dan rekan timnya.

Mereka bergerak di bawah status sebagai bagian dari kampus demi mengemban misi penting yang mereka emban dari Negara.

"Lo udah dapet?"

Suara dari handsfree yang dikenakan Orlen dalam bentuk benda berwarna hitam pipih di dalam telinganya terdengar.

Orlen yang tengah membolak – balikan beberapa dokument di depannya menahan nafas.

"Gak ada di sini."

"Lagian gue gak yakin sepenting itu disimpen di dosen biasa," sahut suara lain.

"Kita juga mahasiswa biasa ya," desis Orlen. Lelaki itu lalu melanjutkan ucapannya, pada rekan yang pangkatnya paling bawah di banding yang lain tersebut.

"Inget, semua kemungkinan bisa terjadi. Jangan pernah ngeremehin situasi."

Yang tadi bicara langsung diam dan menegakan tubuh.

"Yes, Capt. Maaf."

Suara lain yang lebih halus kembali terdengar, "lo keluar sekarang, ada yang masuk."

Orlen menegakan punggung, "Jalan udah lo buka?"

"Udah, lo lewat dalam 5 menit. Gue gak bisa tahan lama," balasnya.

Orlen lalu menyimpan apa yang tadi diperiksanya pada tempat awal. Lalu berdiri dan memeriksa keadaan, memastikan semua aman.

"Ketemu di tempat biasa," titah Orlen.

Yang lain mengangguk lalu kembali pada posisi masing – masing.

Di pintu ruang dosen sana, sosok Dosen tampan yang kita lihat tadi tersenyum lebar menahan rekan dosen lain yang hendak menuju ruangannya.

"Sudah makan siangnya, Pak?" tanya Hadian Radjasa. Dosen muda idola banyak mahasiswi.

Intel pertama kita.

Bertugas sebagai Dosen, bernama Hadian Radjasa (bukan nama sebenarnya).

Pangkat Letnan Satu. Berpengalaman di beragam Operasi militer bersama Angkatan Darat atau operasi gabungan.

Sebelum ditugaskan menjadi Intel Kampus, dia bertugas di Libanon dan menjadi perwakilan Indonesia untuk bertugas di sana.

Sudah pernah berkeliling untuk bertugas nyaris di setiap Negara konflik di seluruh dunia. Termasuk special force atau elite militer.

Keahliannya adalah, merakit bom.


Di sisi lain, Orlen keluar lewat pintu belakang. Memutar lewat toilet loncat dan keluar dari sana menuju tangga darurat.

Begitu turun, ada Gio Dwi Cahyono atau Cio yang sudah menunggu. Siap menerima barang.

Orlen melirik, "cuman ini. Siapa tahu berguna."

Cio membaca judul dokumentnya.

Inventaris Laboratorium Fakultas Hukum Universitas A

"Fedi di ruang himpunan, dia bisa keluar dari sana."

Intel KampusWhere stories live. Discover now