16

2.1K 314 69
                                    

Jaehyun menatap malas ke arah ayahnya yang sekarang tengah menyantap sarapan pagi tepat di hadapannya.

"Cepat makan. Sebentar lagi kita harus berangkat. Ayah ada urusan di RS Hankook."

"Urusan apa?"

Ayahnya menatap anak semata wayangnya itu, namun ia tak menjawab pertanyaan Jaehyun.

"Sama cewek lagi?" Jaehyun menyunggingkan sebuah senyuman penuh kebencian.

"Jaehyun-a... Hentikan." Ucap Nyonya Jung.

Prof Jung sepertinya sudah terbiasa dengan sikap Jaehyun yang seperti ini. Ia masih memiliki kesabaran untuk tidak menimpali pertanyaan Jaehyun tadi.

Suasana semakin hening, bahkan suara dentuman detik jam dinding pun terdengar jelas di telinga mereka.

Prof Jung mengakhiri sesi sarapannya dan sang istri dengan sigap memberikan suaminya itu jas dan memakaikannya mantel karena saat ini sedang musim dingin.

"Sebentar lagi kita akan terlambat. Ayo" ajak Prof. Jung.

Jaehyun beranjak dari tempat duduknya dan mengambil tas yang ada di kursi kosong sebelahnya dengan kasar.

"Jung Jaehyun!" Teriak Ayahnya.

Lelaki itu mengabaikan Ayahnya. Entah apa yang ada dipikirannya dan apa pula yang sudah diperbuat Prof. Jung, sehingga anaknya ini sangat amat membencinya.

"Biarkan saja dia, yeobo. Anak kita masih muda." Nyonya Jung menasihati suaminya itu dengan lemah lembut.

"Setidaknya dia memiliki etika walau dia membenciku. Bukannya bersikap seperti berandal dan sering mengabaikan nasihatku. Bagaimanapun, Aku ini Ayahnya!" Ucap Prof. Jung menggebu-gebu.

Nyonya Jung mengelus pundak suaminya itu, "Anak kita pasti akan berubah."

Prof Jung menarik nafas panjang dan berjalan ke arah pintu utama rumahnya.

"Ayahnya Jaehyun!" Teriak Nyonya. Jung.

Pria itu menoleh ke arah istrinya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Jujur saja kepada Jaehyun, agar dia tidak seperti ini. Aku yakin dia pasti bisa menerimanya." Ujar Nyonya Jung dengan tangan kanannya yang sedikit mengepal.

"Dirimu saja belum bisa menerimanya. Apalagi Jaehyun." Batin Prof. Jung.

Prof. Jung hanya tersenyum, lalu dibalas dengan senyuman juga oleh istri tercintanya itu.

Didalam mobil, keduanya diam seribu bahasa. Hanya suara dari mesin mobil yang nyaris tak terdengar, dan ketukan kaki Prof. Jung saja yang mendominasi kebisingan di dalam mobil ini.

"Kamu penasaran sama sesuatu? Jaehyun-a?" Tanya Prof. Jung membuka percakapan dengan anaknya itu.

"Nggak." Jawab Jaehyun singkat.

"Kamu penasaran."

"Kenapa harus ke RS Hankook? Universitas kita juga punya rumah sakit kan? Ayah janjian sama cewek Ayah yang ada disana?"

"Omong kosong macam apa ini! Hah?! Ayah kesana karena mau study banding sama anak-anak didik ayah yang di SNU." Jawab ayahnya dengan nada suara yang sedikit meninggi.

Tidak mudah baginya untuk meredam emosi. Tapi, Jaehyun memang selalu menyulut emosi Prof. Jung.

"Ayah lah yang sedari tadi membicarakan omong kosong." Ujar Jaehyun sarkas.

Prof. Jung menatap dalam-dalam mata anaknya itu. Sedangkan, sang anak hanya menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

"Turunkan Aku disini Sekretaris Yoon." Titah Jaehyun tanpa melepas tatapannya dengan Prof. Jung.

Berdampingan | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang