🔖Damai

744 117 42
                                    

Siang itu, mereka ber-7 duduk dan berkumpul di ruang tamu melihat Lucas dan Yangyang bermain PS. Xiaojun duduk menekuk kakinya di samping Lucas sedangkan Kun sedang menanam bunga di samping rumah yang terdapat kolam kecil penuh ikan ikan. Xiaojun mengamati Kun dari jauh kemudian bangkit berdiri menghampiri Kun. Xiaojun duduk di samping Kun sambil menyapanya membuat Qian tersenyum ramah.

Melihat hal itu, Hendery menyentuh punggung Yangyang agar bocah itu menoleh. Yangyang yang tengah asik bermain mendecak sebal sambil menoleh. Hendery melemparkan pandangan kepada Kun dan Xiaojun yang sedang berbincang bincang. Yangyang mengangguk kemudian memberikan PSnya kepada Ten.

"Kak Kun... Em... Aku mau curhat boleh?" Xiaojun membuka pembicaraan antara mereka. Kun menoleh sebentar kemudian meletakkan skop kecil yang di gunakannya menggali tanah lalu menatap Xiaojun.

"Gimana gimana?"

Xiaojun menunduk menghela napas. Apakah dia harus bercerita kepada Kun? Ya memang benar mereka berdua bisa di katakan teman dari kecil, namun dia takut Kun akan mengira yang tidak tidak kepadanya. Kun melepas sarung tangan kotornya dan merangkul bahu kecil Xiaojun. Menepuk nepuknya kecil membuat Xiaojun menoleh.

"Tenang dulu. Ceritain apa masalahmu. Jangan sungkan. Gue janji nggak bakalan bilang siapa siapa kok." Kun tersenyum menatap pria manis yang tengah bimbang.

"Kak... Sebenarnya-

"Kak Kun lagi apa?" Yangyang tiba tiba muncul dan duduk di tengah tengah Xiaojun dan Kun membuat rangkulan Kun terlepas. Bocah itu menggeser pantat Xiaojun dan mepet kepada Kun membuat Xiaojun hanya menghelanapas.

"Cantik nggak bunganya?" Tanya Kun pada Yangyang yang menyentuh bunga matahari yang baru saja di tanamnya.

"Cantik." Jawab Yangyang sambil mengangguk.

"Yangyang, bisa nggak tinggalin Kak Kun sama aku sebentar aja." Pinta Xiaojun yang merasa terganggu dengan bocah ini. Yangyang menatap Xiaojun membuat yang di tatap mengalihkan pandangan.

"Kenapa? Kak Xiaojun mau curhat? Curhat aja. Yangyang nggak cepu kok." Kata Si Liu.

"Nggak bisa, bentar aja. 10 menit doang." Pinta Xiaojun hampir memohon. Yangyang menggeleng sambil memeluk lengan Kun dengan erat.

Xiaojun mendecak sebal kemudian berdiri meninggalkan mereka. Xiaojun melangkahkan kaki keluar dari rumah mencoba mencari hawa yang bisa menenangkan dirinya. Dia berjalan siang siang bagaikan orang kesurupan menuju danau yang sejuk. Dia duduk di papan kayu di tepi danau membuat pikirannya sedikit lega ketika melihat bunga bunga teratai yang bermekaran.

Dia memainkan air dengan ujung kakinya. Dia merasakan sensasi rileks ketika air dingin itu menyentuh ujung kakinya dan seakan naik menyiram ubun ubunnya yang panas. Xiaojun menggerakkan kakinya membuat suara kecipak air yang menenangkan hingga sendalnya terbawa arus dan hanyut. Xiaojun hanya menghela napas sambil menatap sandalnya yang mengapung perlahan menjauh.

"Jun, jangan ngambek mulu dong." Hendery mendekati Xiaojun yang sedang duduk di tepi danau. Xiaojun pura pura tak mendengar Hendery yang terus terusan menggumamkan kata maaf. Sudah 3 hari semenjak kejadian itu, Xiaojun menjauhi Hendery dan itu membuatnya frustasi. Hendery mendekap tubuh kecil yang tengah duduk.

"Maaf." Ucap Hendery tepat di telinga Xiaojun. Hendery mendekap tubuh Xiaojun semakin erat dan mencium pipinya dari samping.

"Maaf ya. Gue sayang sama lo. Jangan buat gue gila." Ucap Hendery.

"Oh ya?" Xiaojun membuka suaranya.

Hendery mengangguk kemudian Xiaojun berbalik.

"Kamu beneran suka sama aku? Atau karena taruhan?" Tanya Xiaojun. Hendery terdiam sebentar.

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon