🔖 Rintangan

677 82 81
                                    

"Selamat datang..."

Sapa pelayan saat Lia memasuki area cafe membuat lonceng Christmas yang tertempel di kaca pintu berbunyi.

Lia tersenyum ramah lalu mengamati bangunan cafe kemudian berdiri di depan kasir.

"Ada yang bisa saya bantu nona?"

Lia mengangguk.

"Panggilkan aku pelayan paruh waktu, bernama Heejin."

.
.
.
.

Heejin duduk di depan Lia yang tengah menikmati Machiatto dengan santai. Sudah 5 menit Heejin duduk bingung sementara Lia belum juga mengajaknya mengobrol atau bertegur sapa.

"Permisi..."

Heejin membuka suara. Tangannya bergetar gelisah ketika Lia mengalihkan padangan dari ponsel dan menatapnya.

Heejin memejamkan matanya lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya menghilangkan gugup.

"Ada apa ya kakak memanggil saya?"

Lia mengerutkan keningnya lalu merogoh sesuatu dari tasnya. Dia mengeluarkan sebuah amplop coklat lalu meletakkan di meja.

"Ku dengar ibumu sakit sehingga kau harus kerja peruh waktu."

Heejin menatap Lia dan amplop secara bergantian. Matanya mengerjap. Dia menggigit bibir bawahnya dengan tangan yang masih bergetar.

"Itu amplop berisi uang. Kau bisa gunakan untuk berobat ibumu."

Lia mengetuk amplop itu dengan jemarinya lalu menyandarkan bahunya pada kursi melihat reaksi Heejin selanjutnya.

Heejin masih belum bereaksi. Dia masih menatap dengan bingung membuat Lia geram. Lia mendecak lalu menyibakkan rambutnya ke belakang.

"Dengar. Kau ambil uang ini. Lalu bawa ibumu ke dokter."

Lia mendorong amplop itu kearah Heejin. Lia mengendikkan dagunya agar Heejin menerima amplop itu.

Heejin dengan bingung masih menatap amplop itu. Bagaimana bisa ada orang asing yang baik memberinya uang begitu banyak tanpa imbalan?

Gadis itu menyelipkan rambutnya yang keluar ke belakang telinganya. Tersenyum kecil lalu mengangkat amplop itu.

"Aneh sekali. Kita tidak pernah kenal atau bertemu sebelumnya. Tapi kenapa kakak sangat baik denganku."

Heejin tertawa kecil sambil memandangi amplop yang sudah di pastikan tidak sedikit uangnya.

"Kau pikir itu geratis?"

Heejin mengerjapkan matanya menatap wajah Lia.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

Heejin tersenyum. Di dalam hatinya dia sudah menduga akan hal itu. Wanita di depannya ini sungguh licik.

"Ku dengar kau itu mantannya Hendery. Benar?"

Raut wajah Heejin berubah menjadi dingin. Dia meletakkan kembali uang itu.

"Apakah ini ada hubungannya dengan pria itu?"

Nada datar Heejin membuat Lia tertawa kecil. Sepertinya wanita itu sangat sensitif jika berhubungan dengan Hendery.

"Iya. Aku ingin kau memisahkan Hendery dengan Xiaojun."

Heejin menggeleng. Menolak tawaran Lia dengan tegas. Dia menyodorkan kembali amplop uang itu.

"Maaf kak. Aku dan kak Hendery sudah tidak memiliki hubungan lagi. Kak Hendery bukan urusanku lagi. Maaf aku tidak bisa mengusiknya. Hubunganku dan kak Hendery cukup canggung saat ini."

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOWhere stories live. Discover now