10 || Pohon Lingga

Start from the beginning
                                    

Erlang yang memang dari awal sudah tidak setuju makin panas begitu mendengar jawaban Genta, apalagi begitu tau jika anak itu disogok kacang Rosta, mana sebungkus.

Entah Iky yang memang keterlaluan liciknya sampai -sampai bisa merayu dengan berbekal satu bungkus Rista atau Genta yang memang dasarnya dungu.

Erlang yang selaku ketua tentunya tidak terima, biar pun klub yang Iky bangun itu memang niatnya hanya sebagai formalitas belaka agar tidak mengikuti klub yang lain dengan kegiatan seabrek yang menguras tenaga, berbeda jika klub sendiri yang bisa diatur dan dikondisikan sesuai selera. Tentunya juga dengan bantuan Erlang yang selalu ikut menjadi donatur disetiap kegiatan sehingga sampai sekarang klubnya aman-aman saja biarpun tidak ada kegiatan pasti dan tidak berkontribusi apa-apa. Sampai akhirnya kepala sekolah diganti dan Erlang tidak bisa lagi menggunakan uangnya.

Barulah mereka ketar ketir sebenarnya mereka bisa saja untuk tidak peduli tapi sayang dengan uang yang telah melayang untuk mentraktir mie ayam pak kepala setiap istirahat.

Dan sampai masuknya Lingga dan Saga menjadi secercah harapan, untuk meninggalkan klub dengan Genta yang mungkin akan bisa menggantikannya sebagai ketua dan umur klub pun bisa panjang. (Sebenarnya mereka juga tidak terlalu peduli)

Dan didasari atas semua itu juga Erlang tidak bisa lagi menerima penjajahan semena-mena ini.

"Ampun Sultan, enggak-gak lagi ini yang terakhir!"

Mohon Iky yang seketika berlutut lalu menyatukan kedua tangannya begitu Erlang menengok ke arahnya.

Lingga, Saga dan Genta hanya bisa melihat tidak bisa membantu.

"Emang ini acara terakhir Bego!"

Ucap Erlang sambil bersiap , Iky yang sudah menelan ludah beberapa kali itu begitu melihat Erlang semakin dekat ia benar ketakutan setengah mati, apalagi saat ini ia benar-benar tersudut dan tidak bisa kabur.

Iky yang sudah mencapai sudut tembok, langsung memejamkan mata begitu melihat Erlang kini sudah ada di depannya.

Dan ia tidak bisa lari.

Sampai suara keras Pintu yang dibuka tiba-tiba, membuatnya bernafas lega.

"Woy buruan!"

Rupanya itu Oka,panitia yang bertugas memastikan setiap peserta tampil sesuai urutan, yang mendadak menjadi terdiam ditempat begitu melihat tampilan klub yang diketuai oleh Erlang itu.

*****

"Bos kok tumben sih, mau nonton? biasanya juga males."

Renata melihat heran Bara yang tidak biasa itu, biasanya Bara akan memilih melanjutkan kegiatannya ketimbang menyuruh orang lain untuk menggantikannya untuk menjaga gerbang antisipasi murid yang bolos.

Tapi kali ini malah Bara sudah duduk anteng di bangku barisan paling depan.

"Udah duduk ajah, sekarang bagian PEHASIS kan?" Tanya Bara, sambil menepuk bangku di sebelahnya mengajak Renata bergabung.

"Iya, kenapa? Penasaran ya sama yang mau ditampilan sama bang Iky dan kawan-kawan." Tanya Renata kembali, yang akhirnya gadis itu ikut pun menurut lalu duduk juga.

Bara tersenyum kecil tidak menanggapi lebih lanjut pemuda itu memilih untuk kembali memfokuskan perhatiannya pada panggung.

Ini debut pertama Lingga.

Dan begitu pintu dibuka baik Bara dan Renata sama-sama terdiam ditempat mereka sama-sama merasa tak biasa begitu Iky dan kawan-kawan memasuki panggung.

Tapi kemudian Renata tiba-tiba saja tertawa keras ,begitu pun seluruh penonton yang ikut tergelak tertawa bersamanya, saat menyaksikan sesosok T-rex yang hendak menyerang Iky yang berbalut kostum hewan itu, malah tersandung kabel dan menimpa Iky.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now